"Selamat pagi Bu"
"Morning Mem"
"Pagi Enci" (panggilan untuk Ibu Guru/Dosen tingkat SLTA sampai Mahasiswa di Manado)
Begitulah sapaan siswa ketika berpapasan dengannya di jalan masuk, di halaman ataupun koridor sekolah. Regina sangat bersemangat masuk di hari Senin setelah dua hari yakni Sabtu dan Minggu menikmati hari libur.
Ia merindukan siswa-siswanya mulai dari si cupu, si unyu-unyu, si imut sampai yang amit-amit. Yang sok cool, sok celebrity sampai sok pamer. Dari si tukang bolos, tukang terlambat sampai tukang cari alasan. Dan macam-macam lagi sifat siswa-siswanya, (Satu Bab ngak cukup bahas tingkah mereka), itu baru sifat minusnya, belum plusnya, tapi semua sangat ia sayangi dengan setulus hati......
***
Di grup WA siswa kelas 12 sudah heboh soal Edo yang di palak dan sikap heroik Wilmar yang terus jadi perbincangan sampai Senin pagi setelah upacara bendera.
"Wilmar thank's ya, kalau ngak ada kamu..." kata Edo sambil menarik kursi dan duduk disamping Wilmar, tapi yang diajak bicara diam seribu bahasa, membuat Edo berdiri lagi geleng-geleng kepala melihat respon penyelamatnya.
"Tidak disangka Bro" kata yang lain sambil menepuk pundak Wilmar
"Ha? Enam orang? "
"Wow"
"Nanti aku juga bisa minta tolong kan?" kata seorang siswa perempuan.
Dan macam-macam komentar dari teman-teman sekelas mereka setelah tahu Wilmar dapat mengalahkan enam orang sendirian.
"Edo, Wilmar, dipanggil Bu Eta di Ruang BK" kata Josua
Keduanya segera beranjak menuju ke ruang BK.
"Silahkan masuk" kata Bu Eta
"Ibu minta kalian untuk menjelaskan dengan benar kejadian hari Jumat karena ini adalah perkelahian dengan sekolah lain maka Kepala Sekolah kita akan meneruskan hal ini ke SMA Setia Budi" lanjutnya
Edo dengan bersemangat dan sangat teliti menjelaskan, sedangkan Wilmar tidak bicara sepatah katapun, hanya anggukan ataupun gelengan kepala jawabannya ketika ditanya Bu Eta.
Keduanya pun diminta menandatangani sebuah surat pernyataan dan diberi pembinaan oleh Bu Eta agar menghindar dari masalah seperti itu dan jangan memprovokasi teman-teman mereka agar tidak terjadi masalah yang lebih besar.
"Bu, mereka kan juga terluka jangan sampai dikira kita yang mulai duluan ya?" kata Edo
"Ia Ibu mengerti, Bu Gina juga sudah menjelaskan. Sekarang kalian bisa kembali ke kelas" kata Bu Eta.
***
"Ada titipan untuk Bu Gina" kata Pak Alo Penjaga Sekolah menyerahkan sebuah bungkusan plastik di jam istrirahat pertama.
"Dari siapa Pak?"
"Tadi ada Ojek yang bawa kesini, tapi Bapak lupa tanya siapa yang ngirim"
"Ok, terima kasih ya Pak" ucap Gina
Regina yang berada di Ruang Guru, segera membuka plastik yang baru diterimanya yang berisi kotak makan siang dengan menu nasi, salad sayur dan cumi goreng tepung dan beberapa potong buah. Nada pesan masuk di WA berbunyi
"Selamat pagi Bu, kotak makan siangnya sudah diterima?" pesan masuk dari nomornya Wilmar
"O, itu dari kamu? Kata Pak Alo dari Ojek" jawab Regina bercanda. Sebenarnya dia sudah menebak kalau itu dari Wilmar setelah melihat kantong plastik berlogo Xander Restoran.
Wilmar : "Jadi Ibu nantangin kalo berikut aku sudah bisa masuk ke Ruang Guru dan kasih langsung kotak makannya?"
Regina : "JANGAN BERANI!!"
Wilmar : " Takut amat... Semalam aku minta tolong Pak Bastian untuk buatkan sarapan dan bekal makan siang hari ini"
Regina : "Jadi, kamu minta Pak Bastian bangun subuh ya?"
Wilmar : "Kok Ibu perhatiannya sama Pak Bastian, aku juga bangun dari subuh lho Bu?"
Regina : "Kalo kamu memang harus bangun subuh, kamu harus sekolah kan?"
Wilmar : "Yes Mem., btw kali ini Pak Bastian yang buat, next aku yang buatin"
Regina : "Boleh, tapi awas ngak enak"
Wilmar : "Katanya Ibu bisa makan semua"
Marlin sedari tadi memperhatikan Regina yang senyam senyum sendiri mengetik pesan di handphonenya, namun yang lebih menarik lagi adalah makanan di depan Regina yang belum disentuh sedikitpun padahal teman disampingnya memiliki selera makan yang sama dengannya yaitu apa saja disikat.
"Enak nih Gina, mirip makanan resto mewah" melihat makanan sambil menelan ludah.
"Memang"
"Di kampung ini mana ada resto. Bangun jam berapa sampe masak beginian"
"Subuh"
Regina menjawab Marlin tanpa melihatnya, matanya fokus menatap handphone
"Kamu chatingan sama siapa sih? Sama calon dokter ya? Riang amat keliatannya" kata Marlin.
"Bukan"
"Nah lho? Punya cowok baru ya?"
"Ha?" merasa dipergoki Regina langsung menyimpan handphonenya.
"Ngak usah bawel deh, mau?" lanjutnya sambil menawarkan makanan yang ada di depannya. Marlin pun segera mengambil piring agar mendapat jatah makanan dari Regina.
Jangankan Regina dan Marlin, sepertinya guru-guru yang lain memiliki selera makan yang sama, makanan apa saja yang dibawa ke ruang guru apalagi gratis pasti habis dimakan. Mungkin karena guru-guru tidak banyak waktu untuk keluar makan di jam sekolah dan pilihannya hanya makanan kantin, maklum istirahat pertama hanya 30 menit apalagi istirahat kedua hanya 15 menit, pulang rumah saja kadang waktunya tidak cukup.
Bapak Ibu Guru yang membaca paragraf terakhir jangan tersinggung ya... ini berdasarkan pengalaman dan pengamatan Penulis hahaha.....)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Teen FictionIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...