Sampai di kamarnya Wilmar mengeluarkan sebuah boneka teddy bear berwarna pink berpita yang memegang bantal kecil berbentuk hati bertuliskan happy birthday.
Sebelum tidur seperti biasa Wilmar akan curhat kepada foto Maminya dan malam itu dia tidur sambil mencium dan memeluk kado pemberian Regina.
****
Setiap weekend Wilmar kembali ke Manado mengikuti bimbingan belajar untuk mata pelajaran ujian nasional, juga mengikuti latihan karate dan menandatangani berkas-berkas yang diserahkan asisten pribadinya, berkaitan dengan beberapa perusahaan yang sudah diatasnamakan Wilmar Alexander Hariyanto.
Hari-hari berlalu seperti biasanya, belum ada yang lebih spesial lagi antara Regina dan Wilmar. Bu Guru yang cantik itu belum tergoda oleh si murid yang tampan, karena calon dokter tak bisa lepas dari hatinya
Seorang informan yang disuruh Wilmar mendapatkan data yang lengkap tentang Andre, setelah mengorek keterangan dari beberapa orang dekat mereka. Andre adalah kakak kelas Regina dan sudah menjadi teman dekatnya sejak SMA, dan sedang koass di salah satu rumah sakit di Makasar. Selang tiga atau empat bulan sekali Andre akan pulang ke Manado dan menemui keluarganya dan juga Regina.
Regina sering mendapat telpon dari Andre sejak hari dimana Regina pingsan. Perhatian dari Si Handsome membuat Regina makin menjaga kesehatannya sekaligus menceriahkan hari-harinya.
Wilmar sangat kecewa melihat Regina sangat bahagia karena orang lain, bukan darinya, padahal ia sudah berusaha memberi perhatian extra kepada gadis pujaannya itu. Walau kecewa Wilmar tetap mengirimkan pesan seperti, "good night" or "have a nice dream" or "Morning Beauty"
Semester ganjil ditutup dengan ulangan akhir semester di awal bulan Desember. Guru-guru biasanya membuat kisi-kisi soal sebelum diujikan kepada para siswa.
Sebuah mobil Alphard putih di parkir di depan SMK Bumi Pertiwi, seorang pria tampan berkumis tipis dengan rambut rapih, memakai kemeja biru muda keluar dari mobil. Sejenak ia melihat lingkungan sekitar sekolah sebelum masuk. Kedatangannya menarik perhatian bukan hanya siswa tapi beberapa guru, sadar diperhatikan ia menerbarkan senyum tipisnya.
"Selamat siang, bisa bertemu Regina?" kata pria itu kepada Pak Alo
"Selamat siang, temannya Bu Regina ya?"
"Iya Pak"
"Ayo ikut saya"
Pak Alo segera mengantar pria tampan itu tanpa bertanya namanya, penampilannya cukup meyakinkan kalau ia orang yang baik dan terpelajar.
"Ini ada yang mencari Bu Regina" kata Pak Alo sesampainya di Ruang Guru
Semua yang melihat mengagumi ketampanan cowok berkumis tipis itu.
Regina yang sementara mengawas di kelas Wilmar dipanggil oleh salah seorang siswa.
"Permisi Bu, ada yang mencari Ibu?" kata seorang siswa yang masuk dengan mengetuk pintu sebelumnya.
"Siapa?" tanya Regina
"Orangnya tampan, pacarnya Ibu kali?" kata siswa itu tersenyum.
Wajah Regina yang awalnya terlihat lelah karena beberapa hari harus memeriksa hasil ulangan siswa-siswanya berubah menjadi bersemangat, sedangkan Wilmar yang mendengarnya mendengus kesal.
Regina minta tolong Panitia Ulangan Akhir Semester untuk menggantikannya mengawas dan pergi menemui pria yang dimaksud.
Dari jauh pria tampan itu tersenyum lebar dan menyambut Regina yang berlari kecil ke arahnya.
"Andre..." Regina memanggil pria itu dengan rasa tidak percaya, tapi hatinya melonjak girang, orang yang selalu ditunggu kepulangannya ada dihadapannya sekarang.
"Hai Gi, ceria amat"
Ingin rasanya Regina segera memeluk erat lelaki dihadapannya tapi hal itu urung dilakukannya karena tidak pantas dilakukan di depan teman-teman guru apalagi di depan siswa.
"Ayo kita bicara di kantin" kata Regina sambil menarik tangan Andre
Keduanya segera memesan minuman dingin dan tak henti-hentinya Regina bicara sambil tersenyum, untunglah kantin masih sepi karena para siswa sementara mengikuti ulangan.
"Kenapa tidak bilang mo ke sini?"
"Biar surprise" kata Andre
Keduanya terus berbincang sampai tidak memperhatikan beberapa siswa yang keluar masuk kantin dengan alasan minum melirik penasaran ke arah mereka, termasuk Wilmar.
Wilmar sengaja menjatuhkan gelas di kantin sekolah, hatinya sakit setelah melihat Regina bersama dengan Andre. Suara gelas jatuh membuat Regina dan Andre menoleh kearahnya. Regina dapat melihat tatapan cemburu di mata Wilmar dan membuatnya merasa tidak nyaman.
"Gi, pulangnya jam berapa?" tanya Andre
"Karena ada ulangan, dan ini hari Jumat, jam 1 siang sudah pulang"
"Kita langsung ke Manado ya?"
"Iya"
***
Wilmar sudah melihat sendiri siapa saingannya, Andre calon dokter, yang telah nginap bertahun-tahun di hati Regina. Wilmar tidak konsentrasi lagi menjawab soal-soal ulangannya, yang dia pikirkan adalah bagaimana merebut hati Regina dari cowok yang jelas-jelas tidak ada kurangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Teen FictionIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...