Malam semakin larut, tapi dimana-mana suara kembang api semakin ramai dan juga musik dari lagu-lagu Natal terus bergema. Satu persatu mereka pamit pulang dari rumah Nanda termasuk Wilmar dan Regina.
Wilmar tahu kalau Regina masih penasaran hubungannya dengan Claudia, tapi Regina belum bertanya Wilmar pun semakin suka atas sikap dewasanya Regina.
Ketika masuk ke mobil, Wilmar melakukan video call dengan Claudia, tidak lama menghubungi terlihat wajah Claudia di layar handphone Wilmar yang ditaruh di dasbor mobilnya.
"Hi Clau.. Nona disampingku kayaknya mo nanya sesuatu sama kamu" kata Wilmar sambil menunjuk Regina
"Wilmar, aku kan ngak bilang begitu, ngarang" kata Regina
Claudia yang melihat keduanya terkekeh di telpon.
"Hai Gina, sorry ya soal kemarin-kemarin, aku ngak punya niat nyakitin kamu, tapi tugasku harus bisa training fans berat kamu itu dengan benar. Aku kakak sepupunya Wilmar, sebenarnya Ibunya anak tertua tapi mamaku yang duluan menikah. Ketika sampe ke Singapur, dia banyak curhat padaku soal kamu dan minta bantuan sama aku. Kalo training, aku orangnya ngak setengah-setengah jadinya kemarin agak keras juga sama dia, sekali lagi sorry udah nyakitin kamu juga, habis dia semaunya sih, ngak ikut aturan mainnya"
"O gitu, makasih dah jelasin semuanya, maaf tapi ini beneran kan?" tanya Regina tanpa ragu
Regina melirik Wilmar dan hanya dibalas dengan melebarkan senyum manisnya
"Kamu percaya atau tidak, itu urusan Wilmar deh. Btw, kalau soal cinta aku bisa training dia, tapi soal kerjaan dia ditraining sama Uncle Dom. Kayaknya itu bocah capek banget deh terima ilmu dari Kakak dan Pamannya, belum lagi harus kuliah, jadi jangan kecewakan adekku ya?" kata Claudia
"Good, Tx ya Sist" jawab Wilmar menunjukkan jempolnya ke layar hp
"Jadi jelas ya, aku bukan pacarnya Wilmar. Nah kalau ini tunanganku dari German, baru datang karena mo ngerayain Christmas disini" kata Claudia. Cowok disamping Claudia melambaikan tangannya
"Halo, i'm Linvic" kata Linvic dan dibalas lambaian tangan oleh Regina dan Wilmar.
"So, selamat jadian buat kalian berdua, n jangan pake berantem ya?" kata Claudia
"I agree, dengerin tuh" pinta Wilmar
"Kalian kan jarang ketemu, jadi harus sayang-sayangan"
Regina hanya senyum-senyum
"Beberapa bulan ini adekku yang agak susah diatur itu, jadi urusanku, sekarang dia jadi urusanmu Gina, OK.. sudah dulu ya? Merry Christmas" Claudia kemudian menutup telponnya.
***
"Masih ngak percaya?" kata Wilmar
"Jadi selama ini aku dipermainkan? Kamu tega ya? Btw, tadi bukan rekayasa kamu sama Claudia kan?" tanya Regina belum percaya
"Jadi masih ngak percaya, ok tanya sendiri deh sama Papi soal Claudia" kata Wilmar sambil mencari nomor dan menghubungi Tn. Hariyanto. Regina segera menutup layar handphone Wilmar
"Ia deh percaya"
"Nah gitu dong, my honey bunny" kata Wilmar sambil mencubit gemas pipi Regina.
Walaupun Claudia sudah menjelaskan semuanya, Regina masih merasa gelisah. Ia takut mengikuti perasaannya karena tahu cowok itu pasti akan meninggalkannya lagi ke Singapura.
Malam menunjukkan pukul 23.00 ketika keduanya tiba di rumah Regina. Wilmar turun dan membukakan pintu dan Regina segera masuk ke halaman rumahnya diikuti Wilmar
"Na, kok diam saja tadi" tanya Wilmar
"Terima kasih untuk malam ini, tapi aku minta maaf, aku rasa kita tidak mungkin...."
"Jadi semua yang aku lakukan tidak bisa membuatmu percaya tentang perasaanku? Tadi aku langsung ke rumah Rex setelah turun dari pesawat saking rindunya sama kamu. Tapi keraguan darimu yang masih harus ku terima? Ok aku pulang dulu, aku capek" setelah mengatakan itu Wilmar segera berbalik menuju mobilnya.
Regina spontan berlari dan memeluk Wilmar dari belakang, kepalanya disandarkan dipunggung cowok itu.
"Sorry" kata Regina sambil menitikkan air matanya
Wilmar menutup matanya, menarik napas panjang sambil tersenyum bahagia, ia membiarkan Regina memeluknya sesaat kemudian melonggarkan pelukan dan berbalik menatap gadis yang sangat dicintainya itu.
"Na, i miss you so much" kata Wilmar, dengan mendaratkan kecupan lama di dahi Regina
"and i realy love you" lanjut Wilmar
"I love you too, Wil" jawab Regina sambil mengeratkan lagi pelukannya cukup lama, dan membenamkan wajahnya di dada Wilmar seolah menebus kerinduan mereka berdua.
Empat pasang mata melihat mereka dari antara tirai jendela...
....................> bersambung
Please bintang n komennya ya reader, ini ngetiknya sampe jam 12 malam, supaya besok fokus kerja
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Teen FictionIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...