Ini cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader.
Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya..
*********
Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...
"Itu kado yang ingin aku kasih waktu kamu ulang tahun. Sini aku pakaikan" kata Regina. Ia membuka kotak berisi jam tangan dan memakaikannya ke lengan kiri Wilmar yang bertepatan tidak memakai jam tangannya.
"Terima kasih sayang" Wilmar mengecup dahi Regina dan membuka pintu mobil, mereka bergegas ke gereja karena waktu hampir menunjukkan jam 21.30, malam tahun baru.
Seperti umat Kristiani di sebagian besar kota Manado, Regina dan Wilmar menutup tahun sekaligus mengawali tahun baru di gereja dalam Ibadah Perjamuan Kudus yang diadakan mulai jam 22.00. Malam dimana seluruh umat merenung sekaligus memanjatkan syukur dan permohonan kepada Pemberi Umur manusia.
Dalam mengikuti ibadah, tidak sedikit jemaat yang menitikkan airmata entah karena sedih mengingat peristiwa selama setahun, atau pun bahagia bisa diberi kesempatan memasuki tahun baru.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kembang api dan petasan terdengar setelah jam menunjukkan 00.00, setelah berjabat tangan, mereka keluar dari gereja bersama orang tua Regina dan segera berpamitan menuju ke rumah Wilmar.
"Happy new year sayang.." kalimat itu yang terucap dari Wilmar sambil menjabat tangan kekasihnya dan memeluknya.
***
Orang-orang yang bekerja di rumah Wilmar, sudah menunggu kedatangan keduanya, makanan, cemilan dan minuman ditaruh di taman samping rumahnya, sebagian kembang api yang dibeli Wilmar sudah dipasang, suasana bahagia terpancar di wajah penghuni rumah itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Happy new year.." Regina dan Wilmar menyapa orang-orang yang menunggu mereka dan saling berjabat tangan
Wilmar menarik pergelangan Regina dan mengajaknya masuk ke rumah besar itu
"Ayo"
Regina hanya bisa menurut
"Kita ke mana?" tanya Regina ketika Wilmar membawanya ke lantai 2
"Ke kamarku" jawab Wilmar
"Ngak" Regina segera berhenti dan berusaha menarik tangannya
"Apa sih yang ada dipikiranmu? Ayo.." Wilmar membuka pintu kamarnya dan membawa Regina mendekat ke samping tempat tidurnya.
"Na, ini Mamiku" kata Wilmar sambil menunjuk foto di meja kecil
"Mi, ini Gina yang sering aku ceritakan sama Mami, cantik kan?" kata Wilmar sambil melirik Regina
Regina hanya terpaku melihat foto Ibu Wilmar, wanita cantik, berkulit putih, memiliki tekstur wajah dan mata seperti Wilmar
"Aku pernah janji sama Mami mau bawa gadis ini ke rumah kan? hari ini kami ke gereja bersama. Orang tuanya juga baik sudah menerima aku. Pasti Mami juga menyukainya kan?. Makasih ya Mi.. aku tahu Mami membantuku dari surga" air mata menggenan di pelupuk mata Wilmar
Regina hampir tidak bisa menahan airmatanya mendengar kata-kata Wilmar, ia dapat merasakan kesedihan Wilmar ketika kehilangan wanita yang melahirkan dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Ia pun tidak bisa membayangkan jika akan kehilangan orang yang paling dekat dan memahaminya yang biasa dipanggilnya "Mama"
"Na, tunggu disini, aku mau ambil jaket. Kita pasang kembang api di luar sama mereka ya?"
Regina hanya mengangguk, sebelum Wilmar ke ruang lain yang masih ada dikamarnya.
"Tante cantik, terima kasih telah melahirkan Wilmar. Bukan hanya memiliki wajah tampan, ia juga sangat baik. Aku sangat mencintainya, dan walaupun aku bukan wanita sempurna, aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuknya" Regina bicara dalam hatinya didepan foto mendiang Ibu Wilmar, ia tahu kata-kata dalam diamnya itu dapat didengar oleh wanita pertama dalam hidup Wilmar.
Tidak lama Wilmar segera menghampirinya dan melihat Regina sempat menghapus airmatanya.
"Kamu juga bicara sama Mami"
Regina menjawabnya dengan tersenyum sambil mengangguk, jaket tebal pun dipakaikan ditubuhnya.
***
Semua yang ada di rumah Wilmar larut dalam kemeriahan tahun baru dan baru beristirahat sekitar jam 2 subuh. Regina memilih untuk duduk di ruang keluarga sambil menonton tapi Wilmar sudah sangat mengantuk sehingga tidak bisa mengantarnya pulang. Regina pun segera menelpon kedua orang tuanya dan dibolehkan menginap tentu dengan berbagai peringatan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wilmar tertidur di sofa dengan kepalanya bersandar di pangkuan Regina, gadis itu sebenarnya merasa tidak nyaman, tapi ia enggan membangunkan kekasihnya setelah melihat betapa lelap tidurnya.
"Good morning, Sayang" Regina masih setengah tidur ketika mendengar kata-kata itu. Wilmar bangun lebih cepat setelah menyadari kalau Regina membiarkan kepalanya ada dipangkuan gadis itu. Wilmar tahu kalau Regina rela tidur dalam posisi setengah duduk untuk memberi kenyamanan baginya.
"Aku antar ke kamar tamu ya?" kata Wilmar selanjutnya
"Ngak, aku tidur disini saja, lagian sudah pagi kan?" kata Regina
Wilmar pun tidak bisa memaksanya. Regina sengaja tidur di sofa supaya orang-orang yang bekerja di rumah Wilmar tidak berpikir mereka melakukan yang belum pantas jika masuk ke kamar tidur.
Bantal segera ditaruh di bawah kepala Regina dan selimut menutupi tubuhnya. Melihat kekasihnya tidur lagi, Wilmar mendekat ke wajah Regina
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau apa kamu?" tanya Regina yang belum sempat tertidur tapi dapat merasakan hembusan nafas seseorang