Bagian 42

1.9K 85 6
                                    

"Morning kiss, sayang?" kata Wilmar sambil mengerucutkan bibirnya ingin mencium Regina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning kiss, sayang?" kata Wilmar sambil mengerucutkan bibirnya ingin mencium Regina

"What!!" suara Regina cukup keras membuat seorang pelayan di rumah Wilmar melihat mereka di ruang keluarga, tapi segera pergi ketika melihat tuannya ternyata sedang menggoda kekasihnya.

"Malu Wil dilihat orang" katanya kemudian

"Malu?.. Morning kiss doang kok.., yang tinggal di rumah ini juga sudah biasa lihat Mami sama Papi dulu sering begitu" katanya cemberut

"Ok, di pipi ya?"

"Memangnya kamu pikir dimana?"

Wajah Regina langsung bersemu merah dan Wilmar pun mendaratkan ciumannya di pipi kanan dan kiri. Ia membiarkan Regina kembali tertidur di sofa sesudahnya.

Regina bangun sekitar dua jam kemudian, Wilmar sudah mandi dan membuat sarapan. Gadis itu mencari Wilmar setelah mencuci muka, dan mendapati kekasihnya di ruang makan.

"Wah enak nih... Siapa yang masak?" tanya Regina melihat Wilmar dan Sara pengurus rumah sementara mengatur meja makan

"Yang itu, Tuan yang siapkan Nona" kata Sara sambil menunjuk makanan mirip Sandwich dengan lapisan beef, telur dan sayuran. Disampingnya ada susu juga sepiring spageti dengan cream tuna diatasnya

"Hmm.. makasih ya sayang.." kata Regina sambil memeluk dan bersandar mesra di lengan cowok tampan disampingnya.

"Ayo duduk, kita sarapan" Wilmar menarik kursi untuk Regina

Mereka berdoa dan makan bersama. Sara yang melihat keduanya sangat senang, apalagi mengetahui Regina bukan gadis sembarangan.

"Tuan.. segera diresmikan saja, biar rumah makin ramai" kata Sara sambil membawa makanan lainnya di meja.

"Usulan yang bagus Bu, aku juga ingin secepatnya melamar" kata Wilmar menjawab Sara yang sering dipanggilnya Ibu

"Bu Sara dia harus kelar kuliah dulu, aku ngak mau jadi penghalang buatnya"

"Aku juga kerja Na.., kelar kuliah orang juga kerja.." jawab Wilmar menyanggah kata Regina

"Orang tuamu pasti belum ijinkan. Setidaknya kamu punya gelar dulu, berbakti sama orang tua baru menikah"

"Sejak 17 tahun, masih siswa pun aku sudah kerja Na, bukan nanti lulus kuliah. Aku sudah punya penghasilan sendiri. Perusahaan kami di Singapur makin berkembang setelah aku bergabung artinya Papi sudah menikmati deviden dari keuntungan perusahaan karena kinerjaku, itu namanya berbakti kan? Gelar bukannya tidak penting, kalau mau disini ada juga yang jual gelar, tapi buat apa tanpa belajar"

"Bedeeew, keren juga pidatonya" kata Regina sambil bertepuk tangan dan geleng-geleng kepala, tidak ada satu katapun dari Wilmar yang bisa dibantahnya lagi.

Bocah itu CEO ? - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang