Regina menemui Wilmar setelah menjawab beberapa pertanyaan dari teman-temannya, ia menarik tangan Wilmar dan mencari tempat untuk mereka bicara.
"Kenapa kamu kesini?" tanya Regina
"Kamu ngak punya pertanyaan lain? Waktu aku masuk tadi pertanyaanmu itu juga? Jadi sudah tahu kan jawabannya, coba cari pertanyaan lain deh" jawab Wilmar menggoda Regina sambil mengangkat alisnya beberapa kali
Regina pun hanya mampu menghela napas melihat Wilmar yang mulai usil padanya.
"Oh ya lupa, nanti kena komplain lagi kalau nanya yang lain. Bagaimana kabarmu Tuan Muda? Apakah kuliah dan kerjaan Tuan Muda lancar-lancar saja?" tanya Regina sambil memiringkan kepalanya dan sedikit membungkuk memberi hormat ala pembantu.
Regina mengingat dengan jelas ketika mereka bertemu waktu dinner bersama dengan pengajar di Pintar Bimbel, Wilmar marah padanya ketika Regina hanya menanyakan hubungannya dengan Claudia.
"so far so good Nona, cuma rasa rindu sama pacarnya yang tidak bisa lagi ditahan" jawab Wilmar
"Pacarnya Tuan Muda kan di Singapura, dan biasanya selalu berduaan, kok sekarang Tuan Muda sendirian" kata Regina lagi tersenyum dipaksakan
"Jadi Nona lagi cemburu nih ceritanya? Bukankah Nona juga lagi asyik foto-foto sama yang ngaku foto bersama calon menantu maminya?" Wilmar masih ingat foto-foto Rio bersama Regina
"Jadi Tuan Muda penasaran, nanti ya dijelasin semuanya" jawab Regina
"Ok, aku juga nanti jelasin semuanya sama Nona, gmana?" tanya Wilmar
"Sekarang pertanyaannya serius" kata Regina cemberut
"Aku siap menjawab duarius"
"Kamu kenal sama Rex Sejak kapan?"
"Perusahaan orang tua Rex adalah supplier buah dan ikan impor di Xander Restoran dan di Mercifull Hotel milik Papi. Kami pernah bertemu waktu aku diajak Papi tanda-tangan kontrak dengan semua supplier. Waktu tahu dia mau nikah sama Nanda, aku tawarkan acara pernikahannya di Mercifull Hotel dan bicara dengan Papi soal itu." Jawab Wilmar
Regina kaget juga mendengar Tn. Hariyanto adalah pemilik Mercifull Hotel, padahal saat ketemu ia mengaku kerja disana, Regina jadi malu sendiri mengingat hal itu.
"Tapi sepertinya Nanda tidak tahu banyak soal kamu" tanya Regina kemudian
"Ia aku yang minta Rex untuk merahasiakan"
Fakta : laki-laki lebih jago jaga rahasia dibandingkan perempuan
Regina ingin bertanya soal Wilmar dan Claudia, tapi niat itu diurungkannya mengingat ia pernah bertanya hal itu dan hanya berakhir dengan jawaban yang tidak menyenangkan dari Wilmar.
Keduanya cukup lama terdiam, bukan hanya Regina yang ingin bertanya, Wilmar juga tapi sama-sama saling menjaga perasaan masing-masing.
"Kok diam"
"Aku ngak tahu, mungkin aku masih belum percaya saja kamu disini" kata Regina. Walaupun mereka bercanda bersama, hatinya tidak yakin kalau Wilmar kembali untuknya.
"Ehm.. kamu punya kerjaan di Manado?"
Wilmar menggeleng
"Kamu kesini untuk?"
"Bersama kamu lagi Na..."
"Kamu yakin? Bukannya terakhir kali bertemu..." Regina menahan kata-katanya, masih teringat jelas Wilmar yang meninggalkannya dan lebih memilih mengikuti Claudia.
Regina segera berdiri dan hendak meninggalkan Wilmar, ragu, takut dan bimbang menguasai hatinya, ia masih tidak percaya kalau Wilmar kembali untuknya
"Na, aku minta maaf kalau mengabaikanmu selama ini" Wilmar yang masih duduk meraih tangan Regina ia menutup wajahnya dengan punggung tangan Regina.
"Aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi, aku janji akan menjagamu, Na... Please percaya sama aku.."Regina dapat merasakan punggung tangannya terasa hangat oleh airmata Wilmar, ia pun mendekat dan memberikan tisue dari saku bajunya, entah kenapa ia luluh lagi didepan Wilmar, padahal hatinya sulit diyakinkan.
***
Selang beberapa menit
"Ginaaa" panggil Nanda
Regina segera menggenggam tangan Wilmar, membawanya menuju ke arah yang memanggil mereka. Ikan dan daging yang baru dipanggang menunggu untuk disantap lagi
Lilin-lilin menghiasi pinggiran taman, dan lagu Natal "Diantara Nyala Lilin" dari Pance Pondaag diputar Nanda, ternyata lagu jaman old itu ikut dinyanyikan beberapa dari mereka, termasuk Wilmar.
Ia bernyanyi sambil memandang Regina, seolah mengungkapkan isi hatinya, Regina tersenyum, ia tahu cowok itu bernyanyi untuknya..
Diantara nyala lilin, engkau tersenyum,
aku memandangmu dalam keharuan,
terima kasih Tuhan anugerahmu.
Kelahiran Yesus mempertemukan aku dan dirimu
Di malam Natal yang kudus cinta suci terukir di hati....
-----> bersambung
Jangan lupa klik bintangnya ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Novela JuvenilIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...