Pukul 17.00 semua karyawan Xander Restoran dan orang-orang yang bekerja di rumah Wilmar bersama keluarga mereka berkumpul di Xander Restoran untuk merayakan Natal bersama.
Selain mendapat THR dan bonus tahunan yang sudah ditransfer ke rekening karyawannya, Wilmar juga menyiapkan sembako untuk karyawan yang merayakan Natal.
Ibadah Natal dipimpin oleh seorang Pendeta dan semua yang had dir ikut beribadah, walaupun ada karyawannya yang bukan Kristen, mereka tetap saling menghormati dan ikut membantu menyiapkan acara Natal.
Sebelum ke Xander Restoran Regina dan Wilmar mampir disalah satu toko souvenir untuk mengambil pesanan bingkisan Natal yang sudah disiapkan Wilmar.
Mengumandangkan lagu Natal, doa bersama, pemasangan lilin sambil menyanyikan Silent Night, dan refleksi Natal mengisi acara Ibadah Natal malam itu.
Kelar ibadah semua makan bersama dan bingkisan Natal dibagikan kepada semua yang hadir, dari anak kecil sampai orang dewasa.
Wilmar membawa Regina menyalahkan kembang api di samping restoran yang menghadap ke laut, disana hanya mereka berdua sedangkan yang lain memilih di bagian belakang restoran yang halamannya cukup luas untuk memasang kembang api yang berukuran besar.
"Mama sama Papa kelihatan suka sama kamu" kata Regina
"Iya, aku merasa punya keluarga utuh lagi. Makasih aku bisa diterima di keluargamu Na. Beberapa tahun ini aku tidak merayakan Natal bersama orang tuaku, hari ini aku sangat bahagia bersama kalian" kata Wilmar sambil memeluk Regina dari belakang, dagunya sengaja disandarkan di bahu kanan Regina.
Regina membalas pelukan Wilmar dengan membelai rambut kekasihnya.
"Kamu sudah memberi ucapan Selamat Natal kepada Papimu?" tanya Regina
"Tadi pagi sebelum ke Gereja, Papi sama Mama Sindy duluan nelpon. Oh ya, Papi pesan kalau aku ketemu kamu, dia mo video call lagi" kata Wilmar. Ia merogoh handphone dari sakunya, keduanya duduk dan tidak lama wajah Tuan Hariyanto menyapa.
"Selamat Natal Gina" terlihat Tuan Hariyanto dan Sindy istrinya yang sementara menggendong gadis kecil yang lucu dan manis berumur sekitar 3 tahun
"Selamat Natal Om, Tante dan dede cantik..." balas Regina
"Itu adekku, namanya Hana, cantik kan?" bisik Wilmar
"Hai Hana..." sapa Regina
Terlihat Sindy memengang lengan Hana dan melambaikan tangannya..
"Bagaimana kabar keluargamu?"
"Baik Om"
"Om titip Wilmar sama kamu ya? Kami belum bisa pulang karena akhir tahun ini dan awal tahun depan kerjaan cukup padat. Rencananya pertengahan Januari kami ke Manado"
"Siap Om, saya akan menjaganya dengan baik" kata Regina
"Gimana sih Papi, masa Wilmar dititip ke Gina, memangnya Wilmar seumuran Hana" sela Wilmar, yang membuat semuanya tertawa
"Gina kamu perlu tahu, kalau dia itu merengek minta cuti, katanya mo ngerayain Natal dan Tahun Baru sama kekasihnya, padahal kerjaannya cukup banyak lho, untunglah Uncle Dom mengijinkan karena Claudia ikut-ikutan memohon pada Pamannya itu"
"O ya? Sebenarnya ngak apa-apa kok Om kalau Wilmar segera balik ke Singapur, besok juga boleh" balas Regina
"Boleh, asal kamu ikut aku ke Singapur" kata Wilmar dengan kesal
"What? Ngak lah"
"Kalau ngak mau ikut, berarti jangan suruh aku pergi. Dapat ijin liburan dari Uncle Dom itu sudah rahmat yang luar biasa nikmatnya" kata Wilmar sambil menengadahkan kepala dan kedua tangannya
"Jangan lebay deh.." kata Regina sambil mengusap wajah Wimar, tangan Regina pun segera ditahan dan punggung tangannya dikecup Wilmar.
"Halo... halo... disini ada yang nonton lho... Adegan mesranya nanti ya" kata Tuan Hariyanto kemudian yang diiringi tawa dari Sindy.
"Maaf Om" Regina segera menarik tangannya, ia merasa sangat malu
"Ngak apa-apa lagi Pi, ini kan demi amanah Papi juga" kata Wilmar
"Ok lah, good luck ya Son, bye" Tn. Hariyanto dan Sindy melambaikan tangan dan menutup video callnya.
"Memangnya apa amanah Om Hariyanto" tanya Regina
"Kamu masih ingat waktu aku ulang tahun ke 18, Papi sempat bilang kalau kamu itu cocok jadi calon menantu Papi"
"Ha? Memangnya kamu ngak bilang kalau aku itu guru kamu"
"Ngak lah, Papi tau nya kamu itu pacarku"
"Jadi waktu itu aku dimanfaatkan ya?"
"Sorry... takutnya aku dikenalkan lagi sama anak koleganya"
"Bener-benar kamu ya"
"Kamu harusnya ikut senang karena kekasihmu ini akan segera memenuhi amanah orang tuanya"
Regina tidak bisa menjawab lagi dengan kata-kata, ia langsung menarik hidung mancung kekasihnya itu.
Please bintang n komen nya ya.. saran n kritik Reader sangat dinanti Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Teen FictionIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...