Begitulah presentasi yang hanya diberi waktu 15 menit berubah menjadi diskusi keluarga yang memakan waktu satu setengah jam. Meeting dilanjutkan dengan topik strategi dan peluang pasar untuk melebarkan sayap bisnis Keitshen Corp ke Taiwan.
***
Regina menunggu telpon dari Wilmar, ia tidak mau menelpon lebih dulu karena tahu kalau cowoknya memiliki aktivitas yang padat di hari pertamanya bekerja.
Pulang kantor pukul 20.30 waktu Singapura Wilmar video call dengan Regina
Wilmar : "Halo sayang, belum tidur kan?"
Regina : "Kamu baru pulang? Capek ya, kaciaaan?"
Regina melihat Wilmar masih mengenakan jasnya sambil bersandar di sofa
Wilmar : "ia nih, coba kamu disini capeknya pasti ilang"
Wilmar memperlihatkan wajah memelasnya
Regina : "kamu sudah makan?"
Wilmar : "kalau soal itu Sekertarisku Si Double paling rajin menyiapkan, ia masih lebih jago dari kamu Na.."
Regina : "Tuh, benerkan dia saingan beratku"
Keduanya tertawa lagi
Wilmar : "Na, kamu harus tanggung jawab lho"
Regina : "Apa"
Wilmar : "Aku tadi presentasi sampe keringat dingin"
Regina : "Memangnya kenapa sampe keringat dingin? Kamu ngak sarapan tadi pagi atau karena bangun subuh"
Wilmar : "bukan, ini karena kamu"
Regina : "Kok aku"
Wilmar : "Judul presentasinya adalah Siapa pembuat kiss mark ini"
Ia memperlihatkan kiss mark di lehernya
Regina : "Ha????"
Regina kemudian menutup bibir dan matanya kuat-kuat
Wilmar : "hei, kenapa?"
Wilmar terkekeh melihat wajah Regina memerah.
Regina : "aku malu sama keluarga kamu"
Wilmar : "oooo, kamu malu sama keluargaku? kalau sama aku ngak malu lagi?"
Regina : "WILMAAAAAR"
Teriak Regina dengan geram, sampai Nyonya Maramis dengan cepat membuka pintu kamarnya..
"Kenapa Gina?" tanya Ny. Maramis
"Gpp Ma, ini cuma becanda sama Wilmar di telpon"
"Oh ya... gimana keadaannya disana"
"Mama tanya langsung deh"
Terlihat wajah Wilmar di layar handphone
"Sudah makan Wilmar?" tanya Ny. Maramis
"Sudah Ma, makasih" jawab Wilmar
"Jaga kesehatan ya...?"
"Ia Ma.."
"Udah lanjut aja ngobrolnya, tapi jangan teriak-teriak, nanti dikira tetangga ada maling masuk rumah" kata Ny. Maramis kepada Regina
Regina : "gara-gara kamu aku jadi teriak-teriak"
Wilmar : "kok aku?, tadi kan topiknya gara-gara kamu"
Regina : "jadi kamu sudah kasih tahu mereka soal kita? gimana tanggapan mereka, keluargaku kan ngak selevel sama keluarga kamu Wil"
Wilmar : "Jangan merendah deh Na, mereka suka sama kamu, bukan hanya lamaran yang dibicarakan, sampe kita nikah sudah diurus sama mereka"
Regina : "jangan becanda!, aku belum ketemu mereka"
Wilmar : "keluargaku jarang becanda Na.., prinsip mereka itu time is money dan semua pada sibuk sama kerjaan mereka, jadi sekali kita bahas dan disetujui sama semua artinya ngak bisa ditawar lagi, yang penting kamu itu pilihanku"
Regina : "ngak mungkin mereka nerima aku gitu aja kan? pasti ada syaratnya atau semacamya?"
Wilmar : "Syaratnya itu yang paling aku suka, dan yang bisa mengabulkannya cuma kamu"
Regina : "Apa syaratnya?"
Wilmar : "Kamu yakin bisa?"
Regina : "Aku pasti bisa, demi cintaku padamu"
Kata Regina dengan percaya diri
Wilmar : "Jangan kaget ya sayang?.. Mereka minta keponakan yang buanyaaaaak"
Regina : "WHAAAAAAT!!!!!"
Kali ini Tuan Maramis yang dengan cepat membuka pintu kamar Regina
"Kenapa Gina!" tanya Tuan Maramis
"Bukan apa-apa Pa, ini cuma telponan sama Wilmar" jawab Regina
"o, kirain, jangan berisik nanti tetangga pada bangun lho, ini sudah larut malam"
"ia Pa"
"o ya, salam sama Wilmar ya?" Tuan Maramis segera keluar kamar dan menutup lagi kamar Regina.
Wilmar hanya bisa tertawa lagi melihat ekspresi Regina
Wilmar : "Salam balik ya sama Papa"
Regina : "Bukannya kamu biasa pake telepati?, langsung aja ke orangnya"
Wilmar : "OK DEH, btw gimana tadi syaratnya, kamu bisa kan?"
Regina : "jangan main-main deh, masa itu syaratnya"
Wilmar : "Ngak percaya? besok kamu ngomong langsung sama Claudia, dia sendiri lho yang bilang"
Regina : "bener-bener ya kalian..."
Wilmar : "Jadi kamu siap-siap ya? Sabtu ini aku pulang Manado"
Regina : "Bukannya dua minggu sekali baru pulang?"
Wilmar : "NGAK, kelamaan"
Eitts... part-part akhir ini akan banyak WARNING untuk mereka yang masih disebut siswa /murid / bocah dkk-nya
Gimana Reader? LANJUT ????
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Fiksi RemajaIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...