"Merry Christmas Yo.. kemarin aku buru-buru matikan hape waktu masuk ke gereja, nanti kemarin sore baru nyadar hapenya mati" jawab Regina
"Kamu sehat kan?" tanya Rio
"Puji Tuhan, sehat.. kamu?"
"Ia sehat, aku lagi di Melbourne nih.. ikut keluarga besar merayakan Natal disini padahal aku maunya ke Manado ketemu kamu"

Regina dapat melihat di belakang Rio yang ada diruangan dengan tungku api, sepertinya di Melbourne cukup dingin karena Rio juga memakai jaket berbulu
"Keluarga harus tetap utama Yo, kamu senang mereka lebih senang dan kalau kamu susah merekalah orang nomor satu yang bantu kamu"
"Yup kamu benar. Btw Mama dan Papa kamu ada disana? Aku mau ngucapin Selamat Natal juga"
"Aku lagi di kampung, lihat nih.." kata Regina sambil menunjukkan halaman di sekitar rumah Ibu Kos nya.
"Disini tempat aku tinggal waktu pertama kali jadi guru. Desanya masih asri, banyak pohon sama tanaman, ngak kayak Jakarta yang lebih banyak bangunannya"
"Kelihatannya kamu betah disana. Btw cowok-cowok di kampung ngak ada yang godain kamu kayak Stan waktu itu, kan?"
"Mana berani mereka, kalau ada yang macam-macam siswa-siswaku disini bisa bikin mereka terkapar"
"Cie, bodyguardnya Bu Guru banyak juga ya?"
"Itulah kelebihan kalo jadi guru"
"Tahun depan rencananya aku ke Manado dan mungkin agak lama disana. Nanti kamu jangan bosan temani aku ya?"
"Ngak mungkin bosan sama orang baik"
"Bener?.. e Gina ini kita mau jalan ke tempat Opa, nanti aku telpon lagi ya, bye.." Rio menutup video callnya dengan kiss bye, Regina hanya membalasnya dengan tersenyum
Tiba-tiba tangannya di tarik seseorang
"Jadi kamu kesini karena mau terima telpon dari cowok lain?" kata Wilmar dengan kesal.
Beberapa menit Wilmar membiarkan Regina video call dengan seseorang, ia juga kepo mendengar perbincangan mereka, "apakah mungkin Regina menyukai Rio?" pikirnya
"Kapan kamu datang, sudah ngak pusing lagi?"
"Jadi kamu sengaja bikin aku teler?"
"Wilmar kok ngomongnya begitu"
"Ayo balik"
Regina segera menurut setelah Wilmar menunjukkan wajah yang tidak senang. Setelah berpamitan dengan Tante Tine mereka kembali ke rumah Oma Sali. Di jalan, Wilmar membisu dan enggan melihat Regina.
"Ambil tasmu dan kita balik sekarang" kata Wilmar sesampainya di rumah Oma Sali. Ine dan Oma Sali pun menatap Regina bertanya ada apa dengan mereka, Regina menjawabnya dengan mengangkat bahu.
Wilmar masuk ke kamarnya dan mengambil jaket, Regina mengikutinya.
"Aku ngak mau balik kalau kamu begini. Setidaknya kamu kasih kesempatan aku untuk menjelaskan" kata Regina sambil duduk di tepi tempat tidur
"Udah ngak perlu. Aku tahu dia siapa. Kenapa kamu tidak bilang ke dia kalau kesini sama aku" jawab Wilmar dengan nada tinggi
"Aku cuma jawab apa yang dia tanya, kalau tahu kamu disana juga aku pasti kenalkan kamu dengannya"
"sekarang kamu telpon dia dan kenalkan aku padanya"
"Wilmar kok jadi kekanakan gini sih"
"mana hapemu"
Wilmar segera meraih handphone di tangan Regina, ia pun membaca chat yang masuk dari nomornya Rio, ternyata cowok itu intens juga menanyakan kabar Regina dan sering mengirim stiker lucu yang ada gambar love nya.
"Ini buktinya, ternyata selama ini kalian dekat juga ya" kata Wilmar tertawa sinis
"Itu kan dulu, chatnya dari tadi pun aku baru baca pas ke rumahnya Tante Tine"
"Aku mau tanya, kamu juga suka sama dia kan?"
"Apa maksudmu Wil?"
"Jawab saja, jujur"
"Iya aku suka padanya..."
"Tuh kan" kata Wilmar sambil membanting jaketnya ke tempat tidur
"Tapi sebagai teman, tidak lebih. Dia juga orang baik Wilmar, apa aku tidak bisa berteman dengannya?" jawab Regina jujur
"Kepalaku masih pusing waktu bangun tadi dan aku kaget liat kamu tidak ada. Aku lebih kaget lagi ketika kamu senyam senyum sama cowok lain"
"Jadi kamu mau kalau jawab telpon aku harus marah-marah?"
Wilmar segera mengambil kunci mobilnya,
"Aku mau pulang sekarang. Terserah kamu ikut atau tidak"
Ia berharap Regina akan mengikutinya tapi tidak, Regina memilih untuk tinggal, Wilmar pun memacu mobil dan meninggalkan rumah pengasuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Novela JuvenilIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...