Bagian 30

2K 91 0
                                    

Cowok ganteng yang menyapa mereka segera menarik kursi dan duduk di sebelah Regina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok ganteng yang menyapa mereka segera menarik kursi dan duduk di sebelah Regina.

"Aku minta maaf soal semalam, aku tidak bisa menjagamu dengan baik" kata Rio menatap Regina

"Sudahlah Rio, aku juga gpp kan?" kata Regina

Lisa mengajak Sendy untuk berjalan-jalan lagi di Mall dan memberi ruang bagi Rio dan Regina. Sendy mengikuti Lisa tapi matanya tetap mengawasi Regina dan ia tidak menurut ketika Lisa mengajaknya turun ke lantai 1.

"Stan sudah tidak sopan padamu, aku minta maaf"

"Sudah.. kamu minta maaf terus padahal kamu kan ngak salah"

"Kalau aku ngak ninggalin kamu, ngak mungkin Stan macam-macam sama kamu"

Regina hanya menghela nafas panjang, ia kembali teringat kejadian di pub, baru sekali itu ia mendapat perlakuan tidak sopan dari seorang cowok.

"Mamiku tahu kalau kamu ke Jakarta"

Ternyata Ny. Maramis menghubungi temannya Renata saat Regina berencana ke Jakarta.

"Kok tahu, kamu yang bilang?" tanya Regina

"Tidak.. sepertinya dia tahu dari sahabatnya sendiri" kata Rio tersenyum

"Maksudmu Mamaku menghubungi Tante Renata?"

"Mungkin" jawab Rio sambil menaikkan alisnya

"Apa an sih Mama, bikin repot orang saja"

"Jadi waktu Mamiku ke Manado dan minta diantar jalan-jalan, merepotkan Mamamu?"

"Ngak lah, bukan itu maksudku"

"Mereka kan berteman, kenapa tidak anak-anaknya juga berteman, boleh kan?"

"Iya boleh"

Rio tersenyum dan mengangguk-angguk senang, ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Regina dan membuat cewek yang ditaksirnya merasa nyaman lagi.

Keduanya masih berbincang tiba-tiba ada panggilan video call dari Renata.

"Kamu sudah ketemu Regina?" suara dan gambar Renata ada di layar handphone Rio

"Ia Mi, ini lagi ngobrol sama Gina" Rio pun memperlihatkan Regina

"Hai Tante..." kata Regina sambil melambaikan tangannya ke di handphone Rio

"Gina ayo main ke rumah Tante, kamu pulangnya besok kan? Tante sekalian mau nitip sesuatu untuk Mama mu?"

Regina melihat Rio

"please" kata Rio dengan wajah memelas

"Iya Tante aku ke sana"

"Yes" jawab Rio spontan, membuat Regina tersenyum karena sikap Rio seperti pemain yang menang dalam game.

Tidak lama Sendy dan Lisa kembali menemui Regina dan Rio setelah Sendy beberapa kali mengajak Lisa untuk kembali. Regina pun meminta keduanya untuk ikut ke rumah Rio tapi Lisa dan mengajak Sendy untuk tidak ikut juga.

"Sorry Gina aku ada janji setelah ini. Sendy bukannya tadi kamu bilang mau pulang cepat juga?" tanya Lisa sambil mengedipkan matanya ke arah Sendy

"Hmm... aku ikut Gina saja, nanti dia akan kembali ke Mercifull Hotel lagi kan?" kata Sendy

"Rio saja yang antar dia pulang" Lisa tidak menyerah untuk memberi kesempatan kepada Rio.

"Lisa, aku ingin Sendy ikut. Gpp kan Rio?" tanya Regina

"Ok, ayo kita jalan. Lisa kamu mau diantar kemana?" tanya Rio. Sebenarnya Rio juga hanya ingin bersama Regina, tapi Regina sepertinya merasa nyaman jika Sendy ikut.

"Ke Jalan Sudirman" jawab Lisa

Sesampainya di tempat parkir, Sendy segera menghubungi sopir yang mengantarkannya dan Regina untuk mengikuti mobil Rio.

Mobil Rio menurunkan Lisa di Jalan Sudirman, kemudian ketiganya melanjutkan perjalanan. Renata sudah menunggu kehadiran ketiganya, ia sudah menyiapkan cemilan dan makan malam untuk tamunya.

"Halo sayang, apa kabarmu?" Renata memeluk dan mencium Regina selanjutnya mempersilahkan semuanya masuk.

"Baik Tante.."

Melihat Renata yang menyambutnya dengan ceria, Regina yakin kalau Rio tidak menceritakan apa yang terjadi semalam kepada Ibunya dan ia pun akan berusaha menutupi hal itu dari Renata.

Semuanya duduk di ruang keluarga, di depan mereka ada beberapa cemilan.

"Waktu kecil kamu suka sama kerupuk belut ini, ayo di coba, Manado ngak ada yang begini" kata Renata

Regina pun membuka toples berisi kerupuk dan mengambil beberapa, ia juga menawarkan kepada Sendy. Rio mengambil minuman dari dapur dan meletakkan di meja.

"Rajin juga" kata Regina

Rio yang mendengarnya hanya menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak berkutu atau berketombe alias tidak gatal.

"Iya Tante mendidiknya untuk jadi calon suami ideal" kata Renata

"Mami kenapa sih, pake pamer..."

"Yang pamer kamu lho bukan Mami"

"Yang tadi apa an"

"Cuma bantu promosi, sapa tahu ada yang mau jadi calon istrimu"

"Mami..." geram Rio

Regina hanya tersenyum, ia melihat sisi lain dari Rio yang dianggapnya bad boy, ternyata memiliki keluarga yang saling mencintai dan sangat dekat dengannya dan tidak 100% tebakannya soal Rio itu tepat.

Bocah itu CEO ? - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang