Waktu berlalu sejak pertemuan terakhir dengan Wilmar, Regina makin menutup hatinya. Dua cowok yang pernah membuat hatinya berbunga-bunga pada akhirnya membuat dia kecewa dan patah hati.
Nanda dan Lisa menemui Regina setelah sepupu Nanda marah-marah padanya soal Regina yang tidak datang.
"Dito komplain nich, kalian sudah janjian tapi kamu ngak datang" kata Nanda
"Aku sudah bilang, aku ngak mau dikenalin sama orang ganteng" jawab Regina
"Hei Nona, kenapa seleramu turun drastis cuma karena sakit hati sama Andre sama si cowok yang namanya kamu ngak bisa bilang itu. Aku mau tanya sama kamu, yakin cuma hati kamu yang sakit? matamu masih normal kan?" tanya Nanda sambil mengusapkan tangannya di wajah Regina
"Aku ngerti, tapi kamu pernah dengar dari mata turun ke hati. Masalahnya hatiku sekarang alergi sama cowok tampan, mapan, keren, kaya, sukses, mereka tidak cocok sama aku" jawab Regina
"Gina, sejak kapan otak cum laude, seleranya rendahan?. Nanda gini aja, sebelum dikenalin sama Gina, kita harus pilih yang penampilannya urakan trus minta ijazahnya. Kalau bisa jangankan lulusan SMP yang ngak lulus SD langsung acc aja.." kata Lisa pada Nanda kesal
"Ngak tau nich si Nona akselerasi, sukanya cowok DO (drop out) kali" jawab Nanda
"Gina, kami juga pernah patah hati, tapi ngak se gini nya kali. Kamu harus percaya diri lagi." kata Lisa sambil menepuk pipi Regina
"Aku juga bingung, takut salah orang lagi" Regina bicara sambil meminum jusnya
"Si Rian titip salam sama kamu. Dia tanya-tanya soal kamu pas liat Andre posting ia pelukan sama Sisi di instragramnya. Dulu kan alasan kamu nolak dia and cowok lain karena Andre" kata Lisa
"Kamu sudah tau dia tuh playboy" dengan cemberut Regina menjawab lisa
"Mending tahunya duluan, daripada tahunya belakangan. Orang juga bisa berubah, dulu cowok itu pernah mohon-mohon sama kamu"
Nanda dan Lisa terus menasehati Regina. Beberapa cowok telah dikenalkan pada Regina tapi tidak satupun yang berhasil mencairkan hatinya yang sudah beku.
***
Ny. Maramis mengajak Regina menemaninya menghadiri reuni di Hotel King. Lulusan SMA tahun 90-an datang dari berbagai tempat bukan hanya dari Manado, banyak diantaranya keluar daerah karena pekerjaan atau ikut pasangannya setelah menikah.
"Gina kenalkan ini Rio. Ini anaknya Tante Renata" kata Ny. Maramis
Gina memandang pria tampan berkulit coklat Asia, persis seperti kecantikan Renata Ibunya.
"Bad boy" kata Regina dalam hati. Hanya dengan melihat sepintas Regina bisa membaca aura Rio yang memang playboy.
Cowok yang dikenalkan sebagai Rio itupun menyalami Regina.
"Smile like an angel" guman Rio. Sekali Regina tersenyum membuat jantung Rio berdegup kencang, walaupun ia sering bertemu gadis cantik dan sexy debaran itu jarang terasa, tapi senyuman tulus Regina ternyata membuat playboy itu jatuh hati.
Selang beberapa menit berbincang ternyata Rio adalah orang yang supel dan suka becanda. Ia juga memainkan piano saat resepsi di acara reuni tersebut.
Regina cukup bersenang-senang karena ada Rio disampingnya. Rio pun jarang mengalihkan pandangannya ketika bersama Regina.
"Aku dekat sama kamu, ngak ada yang marah kan?" tanya Rio
"Memang siapa yang marah?"
"Pacarmu?"
Regina berpikir sejenak, ia tidak bisa terjebak dengan pertanyaan si playboy, sudah cukup dua cowok pernah mempermainkannya yang satu tinggal di Makasar dan di Singapura, jangan lagi Rio yang tinggalnya di Jakarta.
Regina hanya tersenyum. Beberapa kali Regina berusaha mengindari pertanyaan Rio agar tetap ada jarak diantara keduanya, walaupun terlihat badboy tapi Rio cukup sopan selama bersamanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Teen FictionIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...