Bagian 31

1.9K 97 2
                                    

Dua jam tidak membosankan menghabiskan waktu di rumah Rio. Mereka berfoto bergantian menggunakan hanphone Renata, Rio dan Regina, ada yang berdua, bertiga dan berempat.

Renata meminta Rio foto berdua saja dengan Regina di ruang keluarga juga di ruang makan, bertepatan Rio selalu duduk disamping Regina, ia tahu betapa anaknya menginginkan Regina menjadi kekasihnya .

"Tante kita pamit pulang ya.. mau beres-beres juga buat besok" kata Regina

"Ya... padahal Tante sudah ijin sama Mama mu agar kamu bisa nginap disini, Tante masih suka ngobrol sama kamu, maklum anak-anak Tante cowok semua"

"Udah Mi...., kan ada waktu lagi, entah Gina yang ke sini atau kita yang ke Manado" kata Rio melihat Regina yang bersikeras untuk pulang

"Ok.. kalian hati-hati ya?"

Rio keluar sambil membawa kunci mobil.

"Rio tadi Sendy sudah menelpon supirnya untuk jemput, jadi tidak usah diantar ya?" kata Regina

"Terima kasih untuk jamuan tadi" kata Sendy dengan hormat

Rio terdiam dan hanya menatap kecewa ketika Regina yang pergi bersama Sendy. Pintu mobil terbuka mempersilahkan kedua wanita itu masuk.

***

Tiba di Hotel, Regina membereskan barang-barangnya karena hari Minggu jam 9.00 pagi ia harus ke bandara.

Sendy merasa dekat dengan Regina, tapi ia tetap menghormati Regina dan terus memanggilnya dengan "Nona". Regina memintanya untuk memanggil namanya saja, tapi Sendy menolak karena ia sedang bertugas.

Dengan keahliannya sebagai guru, Regina dapat membuat Sendy jujur menceritakan soal pribadinya dan pekerjaannya yang tidak pernah ia ungkapkan kepada klien-klien sebelumnya. Kepribadian Regina dan ketulusannya juga membuat Sendy senang melayani kliennya yang satu ini.

Pukul 21.30 Wilmar kembali menelpon Sendy menanyakan keadaan Regina. Wilmar berpikir Sendy ada diluar kamarnya Regina, ternyata Sendy duduk ditempat tidur sedang bicara dengan Regina

"Gimana hari ini, dia baik-baik saja?" tanya Wilmar

"Ia Tuan, Nona terlihat baik hari ini" jawab Sendy

"Kalau ada apa-apa, atau ada yang dia butuhkan kamu bisa telpon saya" kata Wilmar

Sementara Sendy menerima telpon, Regina menempelkan telinganya di hape Sendy, sehingga bisa mendengar suara Wilmar dengan jelas.

"Aku butuh kamu, cuma itu. Kalau kamu tidak datang malam ini, aku tidak mau bertemu denganmu lagi" Regina segera meraih hanphone di tangan Sendy.

Wilmar pun segera mengenali suara Regina, ia akhirnya sadar kalau ternyata pembicaraannya dengan Sendy di dengar Regina.

Masih membereskan barang-barangnya dan beberapa bingkisan dari Renata, tiba-tiba pintu kamar diketok.

"Selamat malam, saya diminta untuk menjemput Nona Regina" kata seorang petugas hotel

"Siapa yang menyuruh kamu?" tanya Sendy

"Pemilik Hotel ini" kata petugas Hotel tanpa didengar Regina

Sendy pun segera tahu siapa yang dimaksud dan meminta Regina untuk ikut bersamanya.

***

"Apa kabar Gina?" Pria paruh baya itu mengulurkan tangannya dan disambut Regina

"Baik Om.." jawab Regina

"Ternyata sudah setahun kita ngak ketemu ya?"

"Ia, Om dan Tante juga baik kan?"

"Kami baik"

" Om juga nginap disini?"

"Saya bekerja disini" kata Tn. Hariyanto sambil melihat Sendy. Bodyguard itu tahu kalau Tn. Hariyanto tidak ingin Regina mengetahui bahwa dia adalah pemilik Mercifull Hotel.

"Besok saya akan ke Shanghai, Wilmar mungkin sudah disana"

"Oh, salam buat Wilmar ya?" kata Regina, ia pun tidak bertanya atau bicara lebih banyak soal Wilmar walaupun banyak hal yang mengganjal di hatinya.

Tidak lama ia berbincang dengan Tuan Hariyanto sebelum kembali lagi ke kamarnya.

***

Hari Minggu hampir semua keluarga besar Ibunya Wilmar berkumpul di Shanghai untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 19, Tn. Hariyanto dan isterinya juga hadir disana. Pesta yang cukup mewah dipersiapkan dengan baik oleh Grace, adik dari mendiang Ibunya Wilmar, dan dihadiri sebagian besar kolega dan kerabat mereka.

Dalam kemeriahan pesta ulang tahunnya, Wilmar merasa ada sesuatu yang kurang, pikirannya ada di Manado, ia tahu hari Minggu Regina sudah kembali, ingin rasanya ia menemui Regina, tapi Shanghai dan Manado bukanlah jarak yang dekat seperti Singapura dan Jakarta.

Wilmar kemudian mengambil hanphone dan membuka akunnya di sosmed, beberapa postingan menandainya dan memberikan ucapan selamat ulang tahun, ia penasaran apakah Regina juga memberi ucapan selamat ulang tahunnya.

Wilmar membuka akun instagram dan facebook Regina tapi bukan ucapan selamat ulang tahun yang diterimanya tapi postingan Rio yang di tag ke akun Regina yang memperlihatkan foto-foto kebersamaan Regina dan Rio dan Ibunya dengan caption "with calon menantu mami.."

Wilmar terpaku melihat foto-foto itu.

"Na? Inikah kado ulang tahun untukku?" kata Wilmar, ada rasa perih di hatinya.

Bocah itu CEO ? - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang