Dua hari berlalu, Wilmar belum menemui Regina karena kerjaan yang sudah di email dari sekertarisnya yang butuh perhatiannya juga. Regina ikut orang tuanya ke kampung untuk ziarah ke kuburan opa dan omanya.
Belum lama kembali ke rumahnya, Regina mendapat telpon dari Bastian
"Selamat malam, apa Nona bisa ke restoran? Tuan lagi sakit"
"Apa?" tanya Regina kaget
"Sebenarnya tadi saya sudah memanggil dokter pribadinya dan Tuan sudah diberi obat dan perawatan. Dokter menganjurkan sebenarnya Tuan istirahat di rumah sakit biar bisa di kontrol terus perkembangannya tapi Tuan tidak pernah mau ke rumah sakit sejak kematian Ibunya"
"Ya sudah aku kesana"
Melihat Regina buru-buru keluar, Adi dan Sheren mengikutinya
"Kamu mau kemana?" tanya Sheren
"Wilmar tiba-tiba sakit, aku mau ke restoran"
"Ok aku ikut ya? sekalian cek kondisinya" kata Adi yang juga seorang dokter. Ia sementara studi lanjut untuk mengambil spesialis jantung.
Sheren segera mengambil kunci mobil dan memberikannya kepada suaminya. Mobil yang dibawa Adi langsung menuju Xander Restoran.
***
Sesampainya di ruang kerja Wilmar, Regina segera memegang tangan kekasihnya yang tidur di sofa, ia terlihat lemas dan pucat.
"Na.." hanya itu yang bisa terucap dari Wilmar setelah melihat Regina membuatnya semakin cemas melihat kekasihnya
"Dokter siapa yang memeriksanya tadi?" tanya Adi kepada Bastian
"Dokter Elia Suherman" jawab Bastian
"Oh, dia Dokter yang cukup terkenal, dosen saya juga di kedokteran" jawab Adi
Adi memeriksa denyut nadi tekanan darah dan obat yang diberikan dr. Elia
"Kalau dia tidak mau dirawat di rumah sakit, kita bawa saja ke rumah ya? ini mungkin cuma karena kelelahan" kata Adi
"Ia, dua hari ini Tuan berjam-jam memeriksa laporan dan tadi setelah makan siang ia bilang sangat lelah membalas beberapa email. Asisten pribadinya mengambil cuti tahun baru jadi Tuan yang menghandle sendiri kerjaannya" jelas Bastian yang sudah seperti keluarga bagi Wilmar
"Ok aku telpon Sheren dulu untuk siapkan kamar. Gina tolong obatnya jangan lupa dibawa" perintah Adi
***
Wilmar yang tadinya merasa sungkan akhirnya menurut saja diajak Regina ke rumahnya, Adi juga memintanya untuk membujuk Wilmar supaya dapat memantau langsung kondisinya.
Tidak lama setelah di tidurkan di kamar tamu, handphone Wilmar berbunyi dan Regina segera mengangkat
"Halo"
"Gina ya? Kondisi Wilmar gimana?" Tanya Tn. Hariyanto
"Sekarang dia dirumahku Om, lagi dijaga sama Bang Adi, kebetulan dia dokter juga"
"Makasih ya.. keluargamu sangat perhatian sama anak Om. Tadi Om sudah telpon dokternya dan katanya dia kelelahan bekerja. Bisa Om bicara sama Abangmu?"
Regina pun segera menyerahkan handphone ke tangan Adi dan membiarkan Tuan Hariyanto dan Adiyaksa Sinaga berbicara. Sepertinya Tuan Hariyanto minta maaf sekaligus mengucapkan terima kasih berkali-kali ditelpon terlihat dari kata-kata Adi yang menjawab "Ngak apa-apa Om, sama-sama Om"
Adi sampai tidur di sofa di kamar tamu karena menjaga Wilmar dan untunglah keadaannya semakin membaik, tidak ada keluhan sepanjang malam.
Nyonya Maramis yang mengetahui keadaan Wilmar sengaja bangun pagi-pagi untuk membuatkan sarapan bubur untuknya.
Regina sudah cerita banyak kepada mamanya soal Wilmar termasuk cowoknya itu adalah pemilik Xander Restoran dan Pemengang Saham terbesar perusahaannya di Singapura. Dengan tanggung jawab yang cukup berat itu Nyonya Maramis memaklumi jika pacar anaknya sampai jatuh sakit dan ia pun dengan senang hati merawat Wilmar.
Sekitar jam 8.30 Wilmar terbangun dan melihat Regina ada disampingnya. Adi sudah mengecek keadaanya sebelum berangkat ke rumah sakit
"Na.."
"Kamu sudah bangun" kata Regina sambil mengusap dahi Wilmar
"Aku ngak enak saja sama orang rumah, belum jadi anggota keluarga sudah nginap dan dirawat disini"
"Nanti juga kamu akan jadi anggota keluarga kami, ia kan.. kan.." jawab Regina sambil menaikkan alisnya berkali-kali mengikuti gaya cowoknya itu
Nyonya Maramis masuk membawa bubur daging, telur rebus dan susu
"Ayo sarapan dulu"
"Makasih Ma, maaf sudah merepotkan" kata Wilmar
"Tidak usah sungkan, kamu sudah seperti keluarga bagi kami" kata Ny. Maramis sambil tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah itu CEO ? - END
Novela JuvenilIni cerita pertama saya, coba-coba menulis semoga dapat respon positif dari Reader. Saya pastikan ini murni imajinasi saya, bukan plagiat ya.. ********* Menjadi guru matematika SMK di usia 21 tahun dan mengajar siswa yang hanya terpaut 3-5 tahun da...