BAGIAN 4

3.2K 183 2
                                    

Regina sangat beruntung karena setahun setelah gelar SPd. ada di belakang namanya, ada penerimaan CPNS untuk Kabupaten Minahasa dan namanya termasuk dari 132 peserta tes yang diterima menjadi abdi negara. Dengan satu kali akselerasi di SMA dan menyelesaikan kuliah 3,5 tahun dengan predikat Cum Laude, tidak heran umur 20 tahun Regina mendapatkan gelar S1 dan membilang 21 tahun sudah mengenakan seragam Keki dengan logo Korpri di sebelah kiri atas.

Walaupun cukup betah di desa tempatnya bekerja, setiap Jumat sore Regina harus pulang ke kota Manado dan berakhir pekan bersama kedua orang tuanya. Regina biasanya menggunakan angkutan umum dan butuh waktu hampir tiga jam untuk sampai ke rumahnya. Ayah Regina bekerja sebagai PNS di Dinas Keuangan Kota Manado, sedangkan Ibunya memiliki usaha butik disalah satu mall. Berasal dari keluarga menengah ke atas,  tidak membuat Regina dimanja oleh kedua orang tuanya.

Hari Sabtu pukul 2 sore setelah menyelesaikan kursusnya, Regina segera bersiap mengantar ponakan kesayangannya Dave yang masih duduk di kelas 4 SD untuk mengikuti lomba karate jam 15.45 di gedung olahraga KORI Manado.

"Gina, kakak nanti menyusul ya? Mau jemput papanya Dave di bandara dulu" pinta Sheren, Kakak Regina

Hanya 30 menit dari rumahnya, Regina dan Dave tiba di gedung KORI. Regina yang belum mengenal gedung itu sering menengok ke kiri, ke kanan, membaca petunjuk, sesekali bertanya kepada orang yang tepat menurutnya untuk bertanya, dan terus memegang tangan ponakannya.

Beberapa pertandingan sedang berlangsung, cukup banyak orang di dalam gedung itu, baik penonton maupun peserta.

Sambil mencari tempat Dave dan teman-teman timnya berkumpul, mata Regina menatap seseorang yang ia kenal sementara di arena pertandingan. Langkahnya terhenti, kemudian mengambil jarak lebih dekat dan memastikan tebakannya.

"Wilmar ikut karate?, pantesan kemarin enam orang bisa dilawan" katanya dalam hati. Regina bangga ternyata siswanya mengikuti kegiatan extrakurikuler yang bermanfaat, sekaligus lega karena ia sempat mengkhawatirkannya kemarin.

Semalam tidak ada chat dari Wilmar seperti biasanya yang membuat Regina bertanya-tanya tentang keadaan siswanya itu.

Ternyata Wilmar juga pulang ke Kota Manado sejak Jumat sore, ia melakukan beberapa persiapan dengan teman-temannya untuk pertandingan karate.

**

Wilmar sudah melihat Regina tidak lama setelah masuk bersama keponakannya, tapi ia tidak punya waktu menemui Regina karena jadwal tandingnya beberapa menit lagi.

Wilmar sedang menghadapi lawan yang berasal dari Kota Bitung saat sekilas melihat Regina tersenyum ke arahnya dan itu cukup untuk jadi penambah semangat dan kekuatan ekstra baginya sehingga berhasil mengalahkan lawan dalam waktu yang singkat.

Regina masih mencari tempat tanding ponakannya, sampai terdengar tepuk tangan dan suara yang mengelu-elukan nama Wilmar.  Regina tersenyum, "dia menang".

**

Tidak heran melihat Wilmar ada di Manado, karena Wilmar memang berdomisili di Manado namun ia ikut Oma Sali, pengasuhnya sejak kecil, yang sudah seperti kerabat keluarga Hariyanto. Ibunya meninggal ketika Wilmar kelas 3 SMP. Semenjak menikah lagi, hubungan ayahnya dan Wilmar semakin memburuk, ia sering membantah ayahnya dan setelah itu mengurung diri, yang ia didengarkan hanya Oma Sali, sehingga ketika Oma Sali pulang ke desa karena anak keduanya melahirkan, Wilmar minta ikut dan ayahnya mengijinkan.

**

Butuh beberapa menit bagi Wilmar yang masih mengenakan pakaian karate untuk mencari gadis dengan kaos putih dan kemeja kotak-kotak merah hitam, mengenakan celana jeans dan kets putih, bersama seorang anak kecil.

Sering berpenampilan seperti itu, tidak salah kalau orang mengira bu gurunya masih anak kuliahan.

"Ibu masih lama disini?"

Regina melihat ke arah suara yang menyapanya.

"Bukannya say halo, atau beri salam, langsung to the point. Ini ponakan Ibu ikut lombanya jam 15.45" jawab Regina

"Ok, tunggu aku ya?" kata Wilmar

"Ha? Siapa dia? Cuma Andre yang boleh bilang itu padaku" Regina bicara sendiri ketika Wilmar melangkah pergi, sampai ponakannya menoleh heran padanya.

"Aunty, bicara sama siapa?" tanya Dave

"Sama diri sendiri"

"Dave juga sering begitu" kata Dave jujur

Regina tersenyum geli like aunty, like nephew, (Jauh kali ya dari like mother like daughter or like father like son)

Regina tersenyum geli  like aunty,  like nephew, (Jauh kali ya dari like mother like daughter or like father like son)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ini Dave .. ngak kalah dari siswa Aunty nya kan?)

Happy reading Reader..



Bocah itu CEO ? - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang