Selesai dengan lari pagi nya, mereka pun langsung pulang menuju ke rumah masing-masing. "Eh, udah pada pulang nih?" Tanya Nayla yang kebetulan saat itu sedang menyiram bunga.
"Udah kok mama mertua, tadi juga udah siap sarapan kok." Dengan rasa percaya diri nya yang tinggi, Zahdan langsung menjawab pertanyaan dari Nayla, mama dari Laila.
"Kok kamu manggil 'Mama' sama mama ku!" Laila merasa tak terima ketika mendengar Zahdan memanggil mamanya dengan sebutan 'Mama' juga.
"Kenapa? bentar lagi kan juga bakal jadi mama aku juga." Ucap Zahdan sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Laila.
Dan entah angin dari mana, Laila menunduk malu, ia menyembunyikan wajah nya yang memerah. Sontak hal itu membuat syifa terkejut. Biasanya mereka akan perang kalau sudah seperti ini. Tapi hal ini sangat mencurigakan.
"Ya Allah, jangan rayu terus Laila nya, kalau berani datang langsung ke rumah, terus lamar."
Semua orang lalu mengalihkan pandangannya ke arah Guntur yang sedang keluar dari rumah dan berjalan menuju ke arah Jordi dan Naufal yang tengah berbincang. Zahdan yang mendengar kata dari Guntur tadi langsung bersorak gembira di dalam hati nya.
"Tuh dengerin kata papa! Tenang aja nanti pas aku udah punya kerja, terus sukses, kita bakal nikah ok!" Ucap zahdan dengan sorot mata yang serius sambil menatap penuh harap ke arah Laila.
"A-apaan sih! Terserah kamu aja lah, aku mau mandi dulu!" Teriak Laila dengan kesal lalu lari ke dalam rumah nya sambil memegang kedua pipi nya.
Sementara itu, Syifa dan Zidan yang tengah menyaksikan sebuah drama tadi hanya bisa melongo dengan pikiran nya masing-masing.
"Kak."
Zidan lalu menoleh ke arah Syifa yang tengah memanggilnya.
"Hmm, apa dek?" Tanya Zidan lalu menatap ke arah Syifa.
"Kakak sepemikiran gak sama aku?" Syifa menatap bingung ke arah Zidan sambil mengerutkan keningnya.
"Iya dek, aneh."
Sementara itu, Zahra yang sedang berada di pasar sedang sibuk dengan semua belanjaan nya, maklum namanya juga ibu-ibu.
"Mang, garamnya 1 ya." Pinta zahra ke arah penjual tersebut. Sambil menunggu pesanan nya datang, Zahra lalu mengeluarkan dompetnya dan menyiapkan duit belanjaannya.
"Zahra." Panggil segerombolan ibu-ibu komplek yang kebetulan juga ikut belanja di tempat Zahra berbelanja.
"Iya Bu, ada apa?" Tanya zahra lalu tersenyum ke arah rombongan tersebut.
"Mangga dirumah saya kok gak berkurang, coba kamu tanya ke Zahdan, apa dia udah pensiun jadi maling mangga? Tapi kok rada horor juga seandainya bukan zahdan pelakunya." Ucap ibu-ibu terhadap Zahra.
"Eh iya satu lagi, pagi ini tumben tenang, biasanya dua bocah itu bakal lari keliling komplek sambil kelahi, pagi ini teh kok tenang pisan, merinding kami semuanya." Ibu yang lainnya pun juga menimpali ucapan ibu pertama yang mengeluh itu.
"Heheh iya ibu-ibu, nanti saya tanyakan sama zahdan nya." Ucap zahra sambil tersenyum paksa. Rupanya anak lelaki nya itu telah membuat rekor baru hari ini.
"Awas aja nanti kamu Zahdan!"
* * *
Ceklek.
"Kak, ulat bulu nya udah dapat gak?"
Tanpa melihat keadaan kamar sang kakak, Syifa hanya menyelonong masuk ke dalam nya. Namun, yang didapati nya hanya keheningan di dalam nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/168556852-288-k209444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA (Lagi Revisi Nih!)
Romansa⚠ Cerita mengandung adegan kekerasan. Syifa alfurqan POV Kata umi, dia menikah dengan abi sewaktu umur 22 tahun, umi bilang awal masa pernikahannya tidaklah baik, tapi umi ku adalah wanita yg tegar, ia selalu menerima segala perlakuan Abi, hingga a...