Cukup lama Syifa menangis akibat terlalu serius dalam memikirkan masalah yang datang ke dalam hari nya yang ia pikir akan menjadi hari yang ceria, tanpa mau memikirkan hal itu lebih jauh, Syifa memantapkan diri untuk menjadi sedikit lebih ceria. Apalagi nanti dia akan jalan-jalan bersama kedua sahabatnya.
"Aku baik-baik aja kok, mending kita sekarang baca buku untuk ulangan bahasa Inggris nanti." Ucap Syifa sambil mengusap kedua mata nya yang basah akibat air mata.
"Yakin nih?" Tanya Laila sambil menatap ragu ke arah Syifa.
"Yakin!" jawab Syifa.
"Yaudah, kita baca buku ya." ucap Rasya.
Lalu dengan tenang, tiga gadis itu membaca bukunya dengan serius, mereka bertiga bisa dibilang sahabat until Jannah, kemana-mana bertiga, selalu mendukung, selalu ada jika salah satunya mengalami kesusahan, dan juga berprestasi.
* * *
Bel keluar main berbunyi, akhirnya seluruh siswa keluar dari kelasnya masing-masing, dan tentu saja untuk mengisi perut mereka yang sudah meronta-ronta untuk segera di isi dengan makanan.
"Yuk ke kantin!" Ajak Rasya kepada dua sahabatnya.
"Yok!" jawab Syifa dan Laila serentak.
Ketiga nya pun berdiri dan mulai melangkah ke arah kantin sekolah, di tengah perjalanan, ketiga gadis tersebut berhenti untuk mendengar pengumuman yang tiba-tiba terdengar di tengah sibuknya jam istirahat.
Di beritahukan kepada ketua dan wakil OSIS agar segera datang ke ruang kepala sekolah. Oh dan sekalian juga dengan bendahara OSIS.
"Yah! sendiri lagi deh ke kantin nya." Ucap Laila sambil menekuk wajahnya dengan kesal. Gadis itu sedikit kesal karena di tinggal sendiri pergi ke kantin, Syifa adalah wakil ketua OSIS, sementara itu Rasya adalah bendahara nya. Melihat wajah Laila yang mengerut, Syifa dengan cepat mendekat, berusaha menenangkan sahabatnya tersebut. "Bentar aja kok."
Bukannya tersenyum, Laila malah bertambah bete, lagi-lagi Syifa kebingungan bagaimana membuat Laila senang, detik berikutnya ide jahil muncul di pikirannya. "Gimana kalau di temenin sama bang Zahdan aja." Ucap Syifa sambil mengedipkan matanya.
Belum sempat Laila protes sambil memarahi sahabatnya tersebut, Syifa sudah langsung memanggil Zahdan yang kebetulan tampak di mata nya.
"Nah itu dia, bang Zahdan!" Teriak Syifa sambil melambaikan tangannya ke arah Zahdan.
Zahdan yang mendengar nama nya di panggil langsung menoleh, ia melihat Syifa di sana tengah melambaikan tangan menyuruh nya untuk datang, dengan senang hati ia berjalan menuju adik nya, apalagi di sana Zahdan melihat ada Laila, pujaan hatinya.
"Wih, ada apa nih?"
Zahdan terlihat sangat bersemangat, apalagi ada Laila, membara sudah semangatnya. "Temenin Laila ke kantin ya, kami mau ke ruang kepala sekolah dulu." Ucap Syifa sambil mengedipkan mata.
"Wah! Mimpi apa aku ya Allah!" Teriak Zahdan sambil menatap bahagia ke arah Laila yang malah menatap sinis ke arah nya.
"Gak! Mending aku sendiri aja, assalamualaikum!" Ucap Laila dengan tegas sambil menatap tajam ke arah Zahdan.
"Eh! Sama aku aja yok." Ucap Zahdan sambil menarik tangan Laila, karena gadis itu sudah tampak berlalu dan berusaha untuk menghindar dari nya.
"Zahdan!!! Kita bukan mahram, jangan pegang, kasian suami Laila!" Teriak gadis dengan warna mata coklat terang itu sambil berusaha untuk melepaskan cengkraman zahdan dari pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA (Lagi Revisi Nih!)
Romance⚠ Cerita mengandung adegan kekerasan. Syifa alfurqan POV Kata umi, dia menikah dengan abi sewaktu umur 22 tahun, umi bilang awal masa pernikahannya tidaklah baik, tapi umi ku adalah wanita yg tegar, ia selalu menerima segala perlakuan Abi, hingga a...