26 - perdebatan.

13.8K 632 1
                                    

" astaghfirullah aladzim, aduh... " Ucap Zahra yang tengah memotong bawang, hingga mengenai jarinya.

" Loh nyonya, sebentar saya ambilkan plester " ucap Maria saat melihat tangan Zahra yang mengalirkan darah.

" Kok perasaanku gak enak ya " ucap Zahra pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, Maria datang dengan membawa sekotak plester tangan.

" Cuci dulu jarinya nyonya " ucap Maria dengan lembut.

" Hmm iya Bi " ucap Zahra lalu mencuci jarinya dengan air kran.

Dengan hati hati, Zahra membalut luka diajarinya.

" Nyonya melamun ya " tanya Maria saat Zahra sudah membalutkan lukanya.

" Hmm bukan Bi, perasaan Zahra gak enak, ntah kenapa bisa begini " ucap Zahra dengan gelisah.

" Sudah jangan dipikirkan, mungkin nyonya cuma kelelahan, ya sudah nyonya istirahat dulu sana, biar saya yang mengurus masakannya " ucap Maria dengan perhatian layaknya seorang ibu.

" Hmm maaf ya Bi, saya keatas dulu " ucap Zahra

" Iya nyonya " ucap Maria dengan tersenyum.

🐝🐝🐝

" Hiks... Hiks... " Sisa sisa tangisan Syifa masih terdengar di dalam dapur.

Dengan perasan yang sangat sakit, Syifa dengan menangis mengobati lukanya dengan pelan dan tentu saja dengan rasa sakit yang luar biasa.

" Hiks...hiks... S...sakit ya Allah " tangis nya lalu tetap mengobati luka itu.

" Ah...ah.... Shhh..." Desis Syifa saat darah kembali keluar dari pergelangan tangannya.

" Huh... Kenapa ya Allah, kenapa... I...ini sangat menyakitkan " ucapnya dengan pilu, sementara tangannya yang satu berhati hati memberikan obat ketangan yang lainnya, begitu pula sebaliknya.

Ting...tong...

Mendengar suara bel berbunyi, Syifa lalu dengan perlahan mulai berdiri dan menutupi lukanya dengan lengan panjang bajunya. Meskipun rasa sakit masih menjalar ketika kain bajunya mengenai lukanya.

Ceklek...

" Anda siapa nyonya " ucap Syifa yang heran melihat sosok wanita bercadar yang tiba tiba menarik bahu Syifa dan membawa nya duduk di taman depan.

" Shhh...anda siapa nyonya " ucap Syifa dengan menahan sakit.

" Diamlah " ucapnya lalu dengan telaten mengobati tangan Syifa.

" A...ah... S...sakit " rancau Syifa.

" Sudah selesai, aku pamit dulu, assalamualaikum" ucapnya lalu meninggalkan Syifa dengan heran.

" Waalaikumsalam, anda siapa nyonya " teriak Syifa.

Wanita itu tak mendengarkan Syifa yang berteriak.

" Terimakasih atas bantuannya " ucap Syifa dengan senyuman, tak lama kemudian air mata bahagianya jatuh kembali.

" S...sepertinya aku pernah melihatnya " ucap Syifa dengan senyuman serta air mata yang mengalir.

🐝🐝🐝

" Tidak " gertakan Jordi memenuhi rumah alfurqan.

" Abi, ini adalah jalan hidupku, biarkan aku yang memilihnya " teriak zahdan tak kalah kerasnya dari Jordi.

" Abi bilang kau akan masuk sekolah akademi keluarga kita yang sudah turun temurun, kau dengan Zidan " ucap Jordi dengan amarah yang sudah mendidih.

SYIFA (Lagi Revisi Nih!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang