28 - hujan pilu

14.2K 642 20
                                    

Kini Syifa tengah duduk sendiri di taman belakang rumah sakit, Rasya ia suruh untuk pergi duluan. Ia hanya ingin menghirup udara segar dengan tenang. Tanpa ada yang namanya gangguan.

" Udah selesai ngadu nya " ucap Zaki yang tiba tiba mengejutkan Syifa.

" K...kakak " ucap Syifa yang melihat Zaki tiba tiba duduk disampingnya.

" Huh... Kuharap temanmu itu tidak bocor " ucap Zaki sambil menatap lurus menuju ke kolam kecil yang ada di taman rumah sakit.

" D...dia tidak akan memberitahu siapapun kak, d...dan bukan maksudku u...untuk menjelek jelekan kakak, ak...aku bersumpah kak " ucap Syifa dengan bersimpuh dibawah Zaki.

" Duduklah, melihatmu seperti ini, aku merasa seperti orang yang sangat egois " ucap Zaki.

Syifa hanya menurut lalu ia duduk dengan perasaan takut kepada Zaki.

" Benarkah kau mencintaiku " ucap Zaki dengan nada merendahkan.

" Hmm... I...itu..." Gugup Syifa karna ditanyakan hal seperti itu.

" Tak perlu gugup, cukup jawab dengan cepat " ucap Zaki dengan sedikit menggertak.

" I...iya kak " ucap Syifa dengan menunduk.

" Hmm " gumam Zaki lalu menatap sedikit keatas dan memandang langit yang mendung.

" Terimakasih" ucapnya.

Sontak Syifa menoleh kearah Zaki.

" M... maksud kakak " ucap Syifa menatap tak percaya.

" Terimakasih telah mencintaiku, tapi... Maafkan aku, sampai kapanpun aku tak akan bisa mencintaimu " ucap Zaki yang membuat mata indah milik Syifa kembali mengeluarkan air mata.

" T...tapi kenapa kak, apakah aku ini terlalu menjijikan Dimata kakak " ucap Syifa dengan suara bergetar.

" Kau bukan saja menjijikan Dimata ku, tapi kau juga tampak seperti kesialan bagiku, saranku adalah jangan terlalu mencintaiku. Karena aku tak yakin berapa banyak lagi derita yang akan kuberikan padamu" ucap Zaki lalu meninggalkan Syifa yang mematung.

Lama Syifa melamun, dengan tak sengaja ia melihat seorang anak tengah membawa boneka kelinci yang sedang berlari masuk kedalam rumah sakit untuk menghindari dari gerimis hujan.

" H..hu...huh...hah...hahahahaha " Syifa tertawa miris, ia menatap kearah boneka kelinci itu yang mulai menghilang dibalik pintu rumah sakit.

" Hahahaha, ha...hahaha... Kesialan... Aku ini hanya kesialan, hahahah... Kesialan... " Syifa sudah tampak seperti orang gila sekarang.

"Oh ya Allah!!!!, lihatlah ini, kau lihat, luka ini, ini adalah luka pertama ku darinya!!!! " ucap Syifa yang mengangkat sedikit gamisnya dan memperlihatkan sayatan silet pada lututnya.

" Dan lihat ini, hahaha ini juga... Hahaha ini... Dan ini...dan ini...hahahah banyak sekali.. hahaha ini juga " teriak Syifa yang menunjukan berbagai luka di tubuhnya.

Jduarrrrr...

" Hahahaha hujan....hujan... Hei Petir, sambar lah aku, sambarlah... Kalau perlu jangan sisakan satu butir pun bagian dari diriku..." Teriak Syifa ditengah tengah derasnya hujan.

Syifa tak henti hentinya mengoceh dan juga meneriaki nasib nya yang malang. Ia meronta ronta di bangku taman, menangis tak jelas.

" 4 tahun yang lalu, dengan bodoh ada seorang gadis kecil yang berumur 14 tahun, hahahaha apa kalian tau... ia sangat bodoh sampai sampai menjadikan cinta pandangan pertama nya sebagai sebuah cinta yang bertahan hingga 4 tahun. Lalu ia menjaga perasaan nya, ia terjaga di setiap malam nya mendoakan keluarga nya dan tak lupa mendoakan pria itu, Mendokan agar pria itu selalu sehat dan tak kekurangan apapun, lalu ketika hari pernikahan tiba, harinya sangat berbunga bunga, kebahagian yang sebenarnya ia rasakan, bodohnya dia!!! tapi apa !!!!! Malah luka yang ia dapatkan, setiap hari selalu ditampar, setiap hari selalu dicambuk, bahkan baru baru ini ia mendapat air panas yang sangat nikmat rasanya. Tapi apa... Kenapa dengan bodohnya aku masih mencintainya, kenapa ya Allah... Aku masih mencintainya !!!" Teriakan pilu dari Syifa seolah terendam oleh derasnya hujan.

SYIFA (Lagi Revisi Nih!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang