Psstt... Mau sad ending atau happy ending ?
Jawab dikomentar ya. Cuma butuh saran, endingnya ya.... sesuai kehendak saya muehehehe 😂.
🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝
Dengan berbekal keberanian yang ada, Syifa berusaha untuk bisa menahan segala yang akan dilakukan oleh Zaki nantinya.
Ia telah meyakinkan dirinya bahwa apa yang Zaki lakukan nanti itu semua adalah salahnya. Karena ia juga tak memberitahukan kepada Zaki kemana saja ia semalaman ini.
" Fyuhh.. bismillahirrahmanirrahim" gumam Syifa pada dirinya sendiri.
Ting tong...
Sedikit lama Syifa menunggu karena pemilik rumah tak juga membukakan pintu.
Dengan tubuh yang menggetar hebat, Syifa mencoba memberanikan diri untuk membukanya sendiri.
Namun, pada saat tangan nya hendak sampai di ganggang pintu, seseorang telah membukakannya dari dari dalam.
Ceklek.
" Wah... Nyonya besar. Darimana saja kamu nyonya " ejek Zaki saat melihat Syifa yang menunduk ketakutan.
" A...hmm... Maaf kak, kemarin- " ucap Syifa dengan takut dan juga terdapat sirat kelemahan di dalam nada bicaranya.
" Kemana nyonya, menemui kekasih mu " ucap Zaki dengan nada merendahkan.
" Hmm bukan kak, k..huh...kemarin itu... Hmm.... Huh...huh..." Ucap Syifa terhenti henti karna tiba tiba nafas nya seperti tercekat sesuatu.
" Kenapa Hm, oh... Baiklah ikut " ucap Zaki dengan tenang dan menarik tangan Syifa menuju halaman belakang.
" K...kakak, kita mau kemana " ucap Syifa dengan nada lemah. Pasalnya dia belum sembuh secara total.
" Shhh, kita punya permainan yang seru " ucap Zaki dengan tersenyum.
" Hmm kak, Syifa bisa jelasin. Syifa mohon kak, jangan lagi dipukul kak " ucap Syifa dengan lemah.
" Kenapa, bukannya enak ya kalau di pukul, hmm atau bahkan di bakar, atau dicambuk. Kamu pilih yang mana " ucap Zaki lalu mengahadap kearah Syifa.
Beberapa saat kedua nya terdiam karena zaki sedang menunggu jawaban dari Syifa.
" Syifa mau pilih kakak yang menerima Syifa apa adanya, dan Syifa mau, kakak beritahu alasan kenapa selama ini Syifa selalu disiksa " ucap Syifa dengan mata yang sayu.
Sejenak, Zaki tertegun mendengar penjelasan syifa, ia menatap kedalam mata Syifa dan mencari kebohongan didalamnya, namun ia sama sekali tak menemukannya.
Lalu Zaki pun melepaskan tangannya dari tangan Syifa.
" Maksud mu apa " ucap Zaki dengan menatap lekat mata Syifa.
" Menerima Syifa sebagai istri kakak saja, hati ini sudah senang. Jadi Syifa tak akan meminta hal yang besar dari kakak " ucap Syifa dengan tersenyum tulus kearah Zaki.
" H....hahahah... Kau bercanda " ucap Zaki meremehkan.
" Tidak kak, jika memang Syifa bercanda, mana mungkin Syifa bisa bertahan selama beberapa bulan ini dengan kakak " ucap Syifa yang mulai diserang oleh rasa yang sangat pusing.
" Well berarti kau tak pernah mencintai ataupun menyukai ku bukan, jadi jangan berharap " ucap Zaki dengan tertawa renyah.
Syifa tersenyum tipis ketika mendengar penuturan dari Zaki.
" Apakah 4 tahun itu belum cukup untuk mencintai seseorang kak " tanya Syifa yang membuat Zaki diam mematung.
" Dulu, dimata ku kakak adalah sosok yang sangat berharga, kakak adalah orang yang menjadikan ku seperti ini, apakah kakak ingat Allah akan memberikan seseorang yang baik untuk orang yang baik pula. Makanya aku sangat berusaha untuk menjadi orang yang baik karena kakak juga orang yang sangat baik, hmm... Tapi sepertinya semua kebaikan kakak telah terganti oleh sesuatu hal, apakah yang membuat kakak menjadi seperti ini kak " ucap Syifa yang mulai melorot menuju kelantai.
Zaki hanya mematung mendengar penjelasan dari Syifa.
" Aku tak akan memberitahumu akan hal itu, yang perlu kau ingat hanyalah betapa aku sangat membenci mu " ucap Zaki dengan kejam.
" Hah...a...aku tau kak, hiks... T...tak apa... Mungkin memang ini lah takdir ku, d...dan bisakah aku meminta sesuatu kak " ucap Syifa yang sudah terduduk sambil menggigil dan perlahan ia mulai bangkit.
" Apakah itu " ucap Zaki lalu menatap wajah Syifa yang mulai menaik.
" B...biarkan aku kali ini untuk memeluk mu " ucap Syifa lalu dengan cepat ia memeluk tubuh Zaki dengan erat.
Zaki hanya mematung akibat serangan mendadak dari Syifa.
" Aku akan tetap mencintaimu kak " gumamnya dengan suara yang lemah, namun Zaki masih bisa mendengarnya.
Lama mereka berpelukan, akhirnya Zaki mulai melepaskan nya.
" Hei, sudahlah bisakah kau melepask-" mata Zaki terbelalak saat melihat darah segar yang mengalir dari hidung Syifa.
" H...hey... Bangun... Hey..." Ucap Zaki lalu menepuk pelan pipi Syifa.
Bahkan dalam pingsannya, Syifa masih bisa tersenyum tulus kearah Zaki. Senyumannya telah membuat hati Zaki berdebar hebat. Tubuhnya mendadak ragu dengan apa yang ia lakukan selama ini.
🐝🐝🐝
Ceklek.
" Khmm bagaimana keadaannya dok " ucap Zaki saat melihat dokter yang baru saja keluar dari kamar Syifa.
" Khmm, kondisi nyonya Syifa baik baik saja tuan, dia cuma kelelahan, kurang cairan, dan juga mengalami demam tinggi dan juga trauma ringan, sebaiknya tuan harus exra dalam merawatnya " jelas dokter.
" Hmm tunggu, demam tinggi dan trauma ringan... Memangnya kenapa bisa " ucap Zaki heran.
" Hmm... Benar tuan, kalau soal demam itu, ia dapatkan pasti hanya karna hujan ataupun terkenal gigitan nyamuk, hmm... Tetapi kalau soal trauma itu, kalau boleh tau ia trauma akan hal apa tuan " tanya dokter tersebut dengan sopan.
Sejenak Zaki diam dan berfikir keras, apakah yang selama ini Syifa trauma kan. Dan beberapa detik kemudian, Zaki mengingatnya dengan jelas.
" D...dia trauma dengan hal yang berbau maupun berbentuk kelinci " ucap Zaki.
" Oh... Kalau begitu sebisanya tuan rajin rajinlah untuk mengantarnya ke psikiater, agar trauma nya akan kelinci bisa hilang " ucap dokter.
" Y...ya kalau begitu aku akan menghilangkan segala sesuatu yang berbau kelinci, itu juga bisa bukan " tanya Zaki.
" Lalu bagaimana jika nanti kalau kalian mempunyai anak yang menyukai kelinci, itu bisa menjadi masalah yang besar tuan " goda dokter tersebut.
Detik berikutnya, Zaki hanya bisa memalingkan wajahnya karena merasa sedikit malu. Ntah apa penyebabnya, ia sendiri tak tau.
" Khmm kalau begitu saya permisi dulu tuan " ucap dokter lalu pergi dari hadapan Zaki.
Sepeninggal kepergian dokter tadi, Zaki sedikit canggung dengan kata 'anak' yang dokter tadi lontarkan.
Ceklek.
Zaki masuk kedalam kamar Syifa, dan melihat keadaan sang istri atau sang boneka, ntah apa yang ada dibenaknya.
" Huh... Sangat menyusahkan " gumam Zaki.
🐝🐝🐝
" Hmm aku pulang dulu ok, kau tinggallah disini, setidaknya sampai semua masalah telah selesai " ucap Zahir kepada perempuan yang bercadar.
" Hmm terimakasih karena telah menyelamatkan ku saat itu, dan kumohon jangan pernah menaruh dendam kepadanya " ucapnya dengan nada serius.
" Akan aku pertimbangkan" ucap Zahir lalu keluar dari dalam apartemen nya.
Blam.
Kapan kakak akan sadar.
🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝
Hola yorobun hehehe balik lagi sama Eca yaaa
See you on the next chapter guys
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA (Lagi Revisi Nih!)
Romance⚠ Cerita mengandung adegan kekerasan. Syifa alfurqan POV Kata umi, dia menikah dengan abi sewaktu umur 22 tahun, umi bilang awal masa pernikahannya tidaklah baik, tapi umi ku adalah wanita yg tegar, ia selalu menerima segala perlakuan Abi, hingga a...