" hahaha dasar kau parasit, pembawa sial, aku membenci mu jalang."
Plak...
" S....sakit...."
Bugh...
" Dasar.... Aku tak akan mempan dengan tangisanmu, aku senang melihat darah yang keluar dari tubuhmu"
Ssrrrakkk...
" Akkhhh... S....sakittttt.... Ja...jangan tendang perutku..."
" Kenapa ha, bukankah kau sudah terbiasa... Kenapa orang tuamu membunuh orang tuaku, jawab jalang"
Namun saat kaki sang suami menendang perut sang istri...
" K....kumohon, jangan tendang perutku, silahkan sayat saja diriku sampai kau puas, tapi jangan tendang dia "
" Apa maksudmu haa, jalang "
Bugh...
" Aarrghhh... Kumohon jangan.... " Teriaknya.
" Kenapa ha, beritahu aku jalang"
" Kumohon jangan " ucapnya lalu ia bersujud dikaki suaminya.
" Apa maksudmu ha"
" Disini ada anak mu, jika kau benci kepadaku, aku terima, tapi jangan lukai mereka " ucap nya sambil menangis.
" A....anak..." Ucapnya tertegun.
" Aaaaakkkhhhh... Apa maksud mu "
Bugh....bugh....bugh...
" Aku mencintai mu, suami ku "
" Arghh... Umi !!!" Teriak Syifa saat bangun dari tidurnya.
" M...mimpi itu lagi... U....umi..." Isaknya.
Namun, ntah apa yang terjadi, tak ada yang mendengar teriakannya, seolah malam ini, Syifa diajarkan untuk menenangkan dirinya sendiri.
Cukup lama Syifa termenung di kasurnya, hingga ia mulai putus asa untuk kembali tidur. Ia takut jika nanti mimpi itu datang lagi.
Lalu sekilas Syifa melihat kearah balkon kamarnya yang terbuka. Ia hanya menatap kosong kearah sana. Lalu dengan perlahan Syifa mulai beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju balkon kamarnya.
Wushhhh...
Angin malam seolah menyambut kedatangan Syifa, angin yang agak kencang itu kemudian mengibarkan rambut Syifa yang tak tertutup hijab.
Sejenak, Syifa melihat pemandangan halaman rumahnya yang masih dalam keadaan kelam, jika bagi orang lain, pemandangan ini bisa dibilang cukup mengerikan, namun bagi Syifa, pemandangan inilah yang membuatnya tenang.
Dengan perlahan, Syifa mulai duduk di bangku balkonnya, ia menatap langit malam yang indah, malam ini sangatlah cerah, bintang bintang bertaburan, bulan bersinar terang.
Cukup lama Syifa terduduk di balkon nya, hingga dirasa ia sudah sedikit tenang, lalu ia kembali lagi menuju kamarnya.
Tuk...
Suara jendela kamar Syifa berbunyi.
Siapa yang melempar nya.
Lalu Syifa pun segera menuju ke arah balkonnya kembali untuk melihat apakah yang sedang terjadi.
Ceklek...
Syifa kembali keluar dari kamarnya, ia menatap balkonnya secara seksama, hingga ia menemukan secarik batu dengan surat yang terikat.
![](https://img.wattpad.com/cover/168556852-288-k209444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA (Lagi Revisi Nih!)
Romance⚠ Cerita mengandung adegan kekerasan. Syifa alfurqan POV Kata umi, dia menikah dengan abi sewaktu umur 22 tahun, umi bilang awal masa pernikahannya tidaklah baik, tapi umi ku adalah wanita yg tegar, ia selalu menerima segala perlakuan Abi, hingga a...