47 - bebas!

20.7K 776 24
                                    

Sesuai dengan rencana yang telah disusun, Eni beserta Syifa sudah mulai mempersiapkan segala keperluan untuk melarikan diri. Disana sudah tampak dua pengawal yang sangat membantu proses melarikan dirinya Syifa dari rumah terkutuk ini.

" Syifa, sepertinya 15 menit lagi, tuan akan segera pergi " ucap Eni yang berada didepan Syifa.

" Hmm, kuharap ini semua berjalan lancar kak " ucap Syifa dengan khawatir.

" Percayalah, Allah sayang kepadamu, apalagi disini ada calon anakmu " ucap Eni dengan bahagia.

" Hmm, aku harap aku bisa bebas kak" ucap Syifa dengan bergelinang air mata.

" Shhh, semuanya akan baik baik saja" ucap Eni.

🐝🐝🐝

" Bagaimana, kau sudah siap, atau mau tinggal dirumah saja " ucap Jordi yang prihatin dengan keadaan Zaki saat ini.

" Tidak Abi, aku akan ikut, aku sendiri lah yang akan melepaskan Syifa " ucap nya lalu segera memasangkan sniper elite di pinggangnya.

" Hmm baiklah, tapi ingat... Jangan jadi ceroboh, setelah kita menyelamatkan Syifa nanti, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu, hingga hal hal yang terincinya " ucap Jordi lalu berjalan kearah luar.

" Kau hanya tau sebagian dari kebenarannya Zaki " ucap Jordi lalu benar benar meninggalkan Zaki dari hadapannya.

" Aaargghhhh... Apa lagi ini ya Allah ?!!" Teriak Zaki dengan frustasi.

🐝🐝🐝

" Apa semuanya sudah lengkap, jika iya kita pergi sekarang " ucap paman dengan tegas.

" Sudah tuan, semuanya telah lengkap" ucap tangan kanan dari paman.

" Hmm baiklah, mari pergi " ucap paman lalu berjalan menuju kearah pintu.

" Tuan " panggil sang tangan kanan.

Paman lalu menoleh dan melihat kearah sumber suara.

" Ya ada apa " ucap paman dengan tenang.

" Khmm bagaimana jika kita.. hmm menambah jumlah pasukan " tanya sang tangan kanan dengan gugup.

Paman menyeritkan keningnya.

" Maksudmu " ucap paman dengan bingung.

" Khmm, maksudku hanya ingin menambah keamanan saja, tuan tau bukan kalau yang akan kita temui nanti itu sangat berbahaya " ucap sang tangan kanan dengan menunduk.

Paman lalu tampak seperti memikirkan sesuatu, sesuatu yang bahkan sangat ingin diketahui banyak orang.

" Hmm, boleh juga idemu. Huh... Baiklah, bawa semua pasukan yang kita punya " ucap paman lalu meninggalkan semua nya didalam rumah.

Blam.

" Semoga berhasil nyonya " ucap sang tangan lalu menunduk kearah Syifa yang tengah bersembunyi dibalik pintu basment.

Syifa yang mendengar itu, hanya bisa tersenyum kecut.

" Terimakasih" gumam Syifa dengan lirih.

Blam.

Semua orang telah meninggalkan rumah paman, dan kini yang tinggal dirumah hanyalah beberapa pelayan dan juga penjaga yang ditugaskan untuk mengawasi Syifa. Namun, sepertinya semua nya telah berpihak kepada Syifa.

" Ayo, ini saatnya " ucap Eni lalu menarik tangan Syifa.

Syifa mengangguk, lalu mengikuti kemana Eni menuntunnya hingga pergi keluar dari gerbang belakang.

SYIFA (Lagi Revisi Nih!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang