"Fa."
Zaki berusaha untuk memanggil Syifa yang tengah melamun, dan Zaki tidak tau ada apa dengan gadis itu. "Fa!" Kali ini Zaki menaikkan nada panggilannya, karena gadis itu tak menyahuti panggilannya.
Syifa lalu tersentak dari lamunannya, betapa kagetnya ia ketika melihat Zaki yang sudah berdiri menjulang di hadapannya. "Eh, b-bang Zaki, ada apa bang?" Dengan perasaan yang sangat gugup, Syifa menjawab panggilan lelaki tersebut.
"Lagi ngapain kesini?" Tanya Zaki sambil menatap Syifa dengan senyuman manis nya.
"Ah, i-itu tadi abis cari binatang untuk penelitian bang, hmm ya itu." Jika bisa berharap, maka Syifa ingin ia segera ditelan bumi saja, rasanya sangat gugup dan canggung ketika berada di depan orang yang kau sukai. Well, kalian semua pasti tau bagaimana bukan rasanya.
Zaki hanya mengangguk dengan paham. "Hmm yaudah, mending sekarang kamu pulang sana, udah mau masuk waktu Zuhur." Ucap Zaki sambil memberi senyuman manis nya kepada Syifa.
Deg.
"Ya Allah, tolong Syifa! Kenapa kau ciptakan manusia seperti bang Zaki, jantung Syifa serasa mau copot! Eh?"
"Loh, kok malah melamun lagi? Gak mau pulang nih?" Tanya Zaki sambil menatap bingung ke arah Syifa yang tengah kembali melamun.
"Eh! Hmm assalamualaikum bang, Syifa pulang dulu!" Teriak Syifa dengan perasaan yang sangat malu. Kaki kecil miliknya lalu membawa nya jauh dari hadapan Zaki.
"Syifa, Syifa." Gumam Zaki saat tubuh mungil itu mulai hilang dari pandangannya.
"Waalaikumsalam."
* * *
Disepanjang arah ke rumah nya, Syifa tak henti-hentinya menahan senyum dan rasa geli di dalam hati nya. Ini adalah hal yang baru untuknya, dan juga masih terasa asing.
"Bang Zaki senyum nya manis! Ya Allah, Syifa meleleh!"
Dengan perasaan yang sangat gembira, Syifa memeluk erat toples yang berisi ulat bulu untuk penelitian nya. "Oh iya, hampir lupa! Syifa kan bentar lagi mau 18 tahun! Berarti boleh dong?"
Setelah selesai dengan pemikirannya itu, Syifa berlari kencang menuju ke rumah nya.
Brak.
Pintu rumah milik Syifa terbuka dengan keras hingga membuat siapa saja yang berada di dalam nya pasti akan terkena serangan kaget.
"Umi!!!"
Dengan semangat, Syifa melengking kan suara teriakannya, berharap jika sang umi menyahuti anak nya yang tengah sedang jatuh cinta ini. Tetapi bukannya mendapat kan keberadaan umi nya, Syifa hanya menemukan rumah dalam keadaan kosong.
Syifa mencari ke seluruh penjuru rumah, tapi umi nya juga tak kunjung tampak, akhirnya ia masuk ke dalam kamar nya, dan mencurahkan isi hatinya pada sebuah buku yang bersampul pink.
Jangan buka!! Ada ularnya.
Mungkin seperti itulah judul di sampul buku diary nya.
Dengan perasaan yang berbunga-bunga, Syifa mulai mengambil sebuah pena nya, dan menggoreskan nya ke atas sebuah lembaran putih. Senyuman manis dan teduh nya menemani kegiatan menulis nya, bait demi bait yang ia tumpahkan diatas benda putih itu menjadi saksi akan perasaan cinta nya tersebut.
Assalamualaikum, hari ini Syifa mau bilang sesuatu, entah kenapa semakin hari perasaan Syifa terhadap bang Zaki semakin menguat, Syifa takut, nanti bukan dia jodoh Syifa, tapi Syifa selalu berpikir positif, mungkin ini hanya rasa kagum kepadanya, namun kenapa setiap kali Syifa dekat dengan nya, jantung Syifa selalu berdetak dengan sangat kencang, Syifa kadang berpikir, apakah Syifa terkena penyakit jantung? Tapi waktu pengecekan kesehatan bulan lalu, Syifa sehat sehat saja, tidak terkena penyakit satu pun, yah! Kecuali asma ringan yang Syifa punya, tapi asma tak akan menyebabkan penyakit jantung bukan, aneh memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA (Lagi Revisi Nih!)
Romance⚠ Cerita mengandung adegan kekerasan. Syifa alfurqan POV Kata umi, dia menikah dengan abi sewaktu umur 22 tahun, umi bilang awal masa pernikahannya tidaklah baik, tapi umi ku adalah wanita yg tegar, ia selalu menerima segala perlakuan Abi, hingga a...