KARMA 6

3.8K 170 18
                                    


#versibaru25mei2021




Cinta tidak pernah tahu akan jatuh pada siapa. 





"Maaf."

Hanya kata itu yang bisa Bintang ucapkan. Tidak ada yang lain lagi. Di depannya, Nindi berdiri dengan tegak tanpa ekspresi menyedihkan seperti terakhir mereka bertemu sebelum pernikahan Bintang.

"Lupakan!"

Bintang terkejut. Dia bisa merasakan betapa dinginnya kata itu terlontar dari bibir gadis yang pernah menempati hatinya. Pernah? Entahlah, Bintang merasakan jika sebutan pernah adalah kata yang tepat. Karena sekarang sudah ditempati oleh orang lain.

"Aku sama sekali gak bisa buat ngelawan keinginan Papa dan Mamaku, Nin. Maaf," sesal Bintang. Dia memang mencintai Nindi, namun bukan berarti hal itu membuatnya menjadi durhaka dan lebih memilih Nindi dari pada orang tuanya.

"Aku tahu, dari dulu kamu emang gak niat buat serius sama aku. Kamu gak pernah mau berjuang untuk kita." Nindi masih berwajah datar meski suaranya sudah gemetar.

"Nin, aku harus bilang berapa kali." Bintang terlihat frustasi, "Aku berulang kali memperjuangkan hubungan kita, bahkan aku sampai harus pergi dari rumah.... Aku...."

"Aku apa, Bi?" Nindi dengan cepat memotong perkataan Bintang, "Nin, tolong kamu ngerti. Semua yang aku lakuin ini benar-benar untuk memperjuangkan hubungan kita."

Bintang segera mengambil ponselnya ketika sebuah pesan masuk, "Maaf aku harus pulang. Maaf Nin, sekali lagi aku minta maaf."

Nindi menatap nanar punggung Bintang hingga menghilang di balik pintu keluar restoran. Seharusnya dia sadar diri untuk tidak berharap lebih untuk bisa menjadi masa depan Bintang.

Seperti Nindi, Bintang juga harusnya sadar akan hal itu dan berhenti untuk memperjuangkan hal yang jelas-jelas tidak akan bisa dimilikinya. Decakan pelan keluar dari bibir Bintang begitu melihat pesan Namira. Sejak keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu Namira berubah total. Gadis itu menjadi sangat pendiam dan pemarah. Kesalahan sekecil apa pun akan membuatnya mudah tersulut emosi.

Namira

Anterin aku ke kampus.

Bintang berdecak sebal membaca pesan singkat dari Namira. Tukang perintah. Ini semua gara-gara ide gila papanya yang meminta agar Namira tidak perlu menggunakan mobil pribadi mengingat dia baru sembuh dari sakitnya. Dan akibatnya Bintang harus rela antar jemput istri menyebalkannya itu.

"Lama banget sih, abis ketemu mantan ya?" selidik Namira.

Bintang terkejut namun dengan cepat dia menanggapi dengan santai, "Kenapa, masalah buat kamu?"

"Cih, tipe-tipe gak bisa move on."

Bintang dan Namira memang sudah terbuka tentang siapa orang yang mereka cintai sebelum akhirnya mereka menikah.

"Kita sama, bahkan kamu lebih parah." Bintang tersenyum remeh tangannya menyentuh bekas luka yang masih ditutupi perban kecil di kepala Namira.

"Ini bukti kalau kamu lebih susah move on dari aku."

Namira berdecak sebal, "Awas, tangan kamu bau!"

"Tangan bau ini udah banyak nyelamatin nyawa orang."

KARMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang