KARMA 30

2K 82 4
                                    


Dia hanya mampu tersenyum. Senyum palsu yang menutupi sejuta kekecewaan akan takdir yang mengejutkan dalam hidupnya.

Melihat bagaimana mantan pacar dan sepupunya yang berstatus suami istri itu memadu kasih di depannya tanpa ada rasa canggung sedikit pun.

Dia tidak punya hak untuk menyalahkan siapa pun. Dia yang berada dalam posisi yang salah dan dalam waktu yang salah. Usianya bukan untuk menangis bersedih karna putus cinta. Dia bukan abg labil tingkat remaja yang menjadi budak cinta. Namun apakah salah jika dia menangis hingga mengurung diri berjam-jam di kamarnya.

Menangisi hatinya yang telah jauh jatuh pada Bintang yang membuatnya sulit untuk melepas semua kenangan manis mereka yang berakhir menyakitkan bagi dirinya.

Cinta tidak selamanya hanya tentang bahagia. Namun cinta juga tidak selamanya hanya tentang luka. Mungkin di awal dia telah menaruh harapan setinggi langit hingga saat dia terjatuh, dia terjatuh dengan sangat sakit. Bahkan terlalu sakit hingga tidak menimbulkan luka. Tapi mampu melumpuhkan sebagian tubuhnya.

Hatinya remuk termakan romansa percintaan ala-ala novel-nevel roman picisan. Yang menghadirkan perjuangan sepasang kekasih untuk meluluhkan hati kedua orang tua mereka untuk merestui perjalan cinta mereka yang selebar dau kelor. Hingga semua ruang gerak terasa sempit.

Jika sudah jatuh cinta maka kita juga harus siap untuk jatuh bangun dalam memperjuangkannya. Tidak selamanya semua cerita harus berakhir bahagia. Sekalipun kau mampu meramalkan masa depanmu. Cinta adalah misteri yang menyakitkan di akhir dan manis di awal. Atau manis di akhir dan menyakitkan di awal.

Perlahan namun pasti mata yang penuh air mata itu terpejam. Hingga usapan lembut di kepalanya membangunkan Nindi.

Pria yang akhir-akhir ini menjadi kaka sepupunya tengah duduk di samping ranjangnya. Tersenyum kecil ketika mata Nindi telah terbuka sempurna.

"Ka Yuda." Suara seraknya menyapa pendengaran Yuda.

Yuda menahan Nindi yang berniat bangun. Kondisi sepupunya itu tengah tidak sehat. Panas di tubuhnya belum menurun sejak semalam ditambah sakit di hatinya membuat Nindi semakin menyedihkan.

"Tidur aja. Kaka kesini cuman mau jenguk kamu." Yuda membenarkan selimut Nindi. Dia berjanji akan menjaga dan menyayangi Nindi seperti menyayangi Namira. Berusaha menjadi sosok pelindung bagi adik sepupunya.

Yuda membiarkan ketika Nindi memeluk perutnya dan menangis dengan tempo yang sedang. Pria itu paham Nindi butuh sandaran dan dia siap menjadikan dirinya sebagai sandaran adiknya.

"Menangislah. Kaka ada disini buat kamu. Maaf, terlambat untuk datang dalam hidup kamu." Usapan penuh kasih sayang diberikan Yuda untuknya.

Hatinya sakit membayangkan betapa menyedihkan hidup Nindi tanpa kasih sayang seorang ayah. Dan dibesarkan oleh ibunya seorang diri.

Tidurnya kali ini terasa sangat nyaman. Tidak ada mimpi buruk yang biasa mampir dalam pulau kapuknya. Dia kembali merasakan kasih sayang yang sayangnya kali ini lebih tulus dan bukan harapan palsu yang dulu pernah diraihnya.

 Dia kembali merasakan kasih sayang yang sayangnya kali ini lebih tulus dan bukan harapan palsu yang dulu pernah diraihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****((((tbc))))*****

Yogyakarta, 17 April 2019

KARMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang