"Jadi benar Ma, kalo Riko bukan anak papa. Tapi anak Om Zaga?" Riko muak dengan kenyataan baru saja dia dengar."Ma, jawab? Sebenarnya Riko anak siapa? Papa atau Om Zaga?" Air matanya jatuh juga saat melihat wanita yang melahirkannya, bertaruh nyawa untuknya itu hanya menangis sambil menganggukkan kepalanya.
Riko luruh di lantai rumahnya. Sejak kepulangan Mamanya dari rumah sakit Riko sudah melihat keanehan pada ibunya yang sering melamun dan menangis dengan terus memeluk bingkai foto papanya. Dan sekarang Riko tahu apa penyebabnya.
"Jadi, Mama dan Om Zaga bermain api di belakang Papa?" tanya Riko dengan tatapan datar.
Rahma menggeleng lemah, sementara Zaga hanya diam saja. Pria itu menatap datar putranya yang tumbuh secepat ini. Dia memang lebih mirip dengan kaka kembar Zaga.
"Tidak. Lebih tepatnya Mas Zaki yang menggantikan Papa untuk menikahi Mama kamu."
"Maksudnya... Jadi, Om dan Mama...?"
"Iya, Mama kamu tidak pernah menduakan Mas Zaki. Pernikahan harus dilanjutkan sementara pengantin prianya tidak bisa hadir."
"Memangnya apa yang terjadi? Kenapa Om ga datang?" tanya Riko.
"Ko, jangan dengar apa kata Om Zaga. Itu semua salah paham, Papanya Namira tidak salah."
Zaga tersenyum sinis melihat Rahma yang sudah memotong ucapannya lebih dulu.
"Maksud Mama..? Kenapa sama Papanya Namira?" Riko semakin tidak mengerti.
"Hermawan brengsek itu menjebloskan ku ke penjara karena dituduh menggelapkan dana perusahaan. Dia memecatku dengan cara tidak terhormat." Zaga menyeringai begitu dia melihat Riko terdiam dengan cerita palsunya. "Kamu adalah alat yang tepat untuk membalas dendam Papa, Riko." Zaga membatin senang. Pilihannya memang tidak salah. Setelah membuat kekacauan di rumah Aini, pria itu memilih mengunjungi Rahma.
"Jadi, semua ini adalah ulah keluarga Namira?" Riko bertanya dengan ketidakkepercayaannya. Lagi-lagi hidupnya kacau balau karna Namira. Semua berputar-putar di Namira.
Melihat Gaza yang tertidur dalam gendongannya membuat Namira begitu bahagia.
"Gaza mirip banget sama Kaka," ujar Namira. Bintang tersenyum sambil mengecup pipi Gaza.
"Iya sayang. Kan, Kaka yang buat, ya masa mirip orang lain."
Namira tertawa pelan melihat Bintang menggerutu. Dia mengecup pipi suaminya sekilas.
"Makasih Kak, sudah menghadirkan Gaza di hidup Namira.""Iya sayang." Diusapnya lembut pipi Namira. Wanita yang dulu sering membiatnya pusing kepala. Wanita yang sering mengeluhkan apapun yang membuat Bintang jengkel dengan sikap manjanya. Namun dibalik semua itu, Tuhan memberikan hadiah terindah dengan menghadirkan cinta dihati mereka dengan cara yang halal. Menghadiahkan mereka sosok mungil yang tercipta dari separuh tubuh Namira dan Bintang.
"Besok-besok bukan hanya menghadirkan Gaza. Tapi adik-adik Gaza juga."
Namira melotot mendengar penuturan Bintang. Ibu muda itu sontak mencubit lengan Bintang.
"Kak, Gaza masih kecil udah mikir adik-adik buat Gaza juga." Meski protes wajah Namira terlihat merona malu.
"Banyak anak, banyak rezeki sayang."
Seseorang mengamati keduanya dengan perasaan benci dan terluka.
"Kenapa cuman mereka yang bahagia? Dan cuman gue yang selalu menderita? Please Tuhan, ijinkan aku untuk membuat mereka merasakan apa yang aku rasa sekalipun hanya sebentar."
Matanya jatuh pada sosok mungil yang berada dalam pelukkan kedua orang tuanya.
***((tbc))***
Yogyakarta, 6 Juni 2019
Jangan lupa mampir ke cerita aku yang berjudul Dia Jodoh Ku
Bagi yang berminat heheee...
Makasih sebelumnya...
Heheee... Numpang promo dulu...
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [TAMAT]
RomanceDI UNPUBLISH SEBAGIAN PART. CERITA INI SEDANG DIREVISI SECARA BERTAHAP. MOHON MAAF UNTUK TYPONYA. HARAP BERSABAR. EYD acak adul, amburadul. Harap paham hehehee. MOHON BERSABAR DALAM MEMBACANYA, KARENA CERITA ADALAH SALAH SATU YANG TYPONYA MINTA...