KARMA 5

4.3K 181 2
                                    


#versibaru25mei2021



Karena pada dasarnya, mencintai tidak harus memiliki. Dan memiliki tak harus saling mencintai. Karena kenyataan tidak akan selalu sama dengan harapan.




Katanya, cinta itu jika semakin banyak halangan dan rintangannya berarti dia akan semakin kokoh. Namun, itu tidak berarti bagi Namira dan Riko. Bagaimana bisa mereka meruntuhkan tembok kokoh yang dibangun oleh seorang Herwaman Rajasa? Halangan dan rintangan itu berasal dari keluarga Namira yang bukan hanya mampu merobohkan kokohnya cinta kedua orang itu, namun juga membuat mereka terpaksa harus saling melepaskan satu sama lain.

Riko berdiri di depan pintu kamar inap Namira, tujuannya ke sini untuk menjenguk gadis yang masih berstatus kekasihnya, tapi, sudah menjadi istri orang lain. Diantara mereka berdua belum ada kata putus, jadi tidak ada salahnya jika Riko memiliki pikiran seperti itu.

"Maaf Mas, Anda keluarga Nyonya Namira Adi Yaksa?" Suster itu bertanya dengan memperhatikan Riko yang sejak tadi berdiri di depan pintu kamar Namira tanpa mengetuk atau mengucapkan salam.

"Nggghh, saya ini temannya Suster." Riko sedikit meringis mengingat julukan baru Namira yang terdengar menyakitkan di telinganya. Namun, dia membenarkan hal itu.

"Oh. Silahkan masuk saja. Ada dokter Bintang juga di dalam."

Riko mengangguk pelan. Dia baru tahu jika Bintang seorang dokter. Baguslah dengan begitu Bintang bisa menyembuhkan luka dan sakit yang diderita Namira. Tentu saja Riko tidak meragukan hal itu.

Setelah suster itu pamit pergi, Riko memantapkan hatinya untuk masuk ke kamar Namira. Dengan sedikit kaku dia mengetuk pintu kamar bernomor 202.

Canggung.

Itulah kata yang cocok untuk menggambarkan keadaan yang Riko rasakan saat ini . Berada satu ruangan dengan wanita yang dia cintai tapi sudah menjadi istri pria lain. Cobaan macam apa ini?

Bintang yang mengerti dengan keadaan pun berinisiatif untuk pergi. "Aku ke luar sebentar mau cari makan." Sebelum Bintang berdiri tangannya sudah genggam Namira. Bintang menoleh saat tangannya digenggam Namira dengan erat.

"Tetap di sini. Aku tidak terbiasa dengan orang asing."

Deg.

Kalimat yang dilontarkan Namira tepat mengenai ulu hati Riko. Bahkan pria sudah meneteskan air mata tanpa dia sadari. Dia sangat terpukul dengan pernyataan sepihak Namira yang sangat kejam.

Bintang menurut saja, karena dia juga berhak tahu semua tentang istrinya. Astaga, sejak menikah pikirannya semakin terisi dengan Namira. Bahkan dia sudah melupakan janjinya untuk bertemu Nindi siang ini. Bintang akan membicarakan semua dan menyelesaikan hubungannya dengan Nindi. Karena sekarang Namira lah satu-satunya wanita yang akan menjadi prioritas dan tanggung jawab Bintang sampai akhir hayatnya.

"Jadi, sekarang aku adalah orang asing buat kamu?" tanya Riko dengan wajah sendu, tidak bisa dipungkiri jika hatinya benar-benar terluka. Meski sebenarnya dia pantas mendapatkan hal itu.

"Secepat itu kamu melupakan aku, Na."

Namira menahan sesak di dadanya saat mendengar kalimat menyakitkan dari bibir Riko. Tidak. Dia sudah berjanji pada papanya akan melupakan Riko dan melenyapkan nama pria itu dari hatinya.

KARMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang