KARMA 1

16.6K 388 4
                                    

Author

By

RiyanaSabaku


#versibaru5Mei2021


PROLOG



Semua perbuatan kita baik itu buruk maupun baik semua pasti akan ada balasannya. Tidak peduli sekecil apa pun itu, semua ada balasannya. Jika kau pernah melukai perasaan seseorang, maka tinggal menunggu waktu saja hingga akan ada seseorang yang balas melukai perasaanmu.

Jika kau pernah mencintai seseorang dengan tulus, maka akan ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus juga.

Itulah yang dirasakan Namira dan Bintang.

Entah kesalahan atau kebaikan apa yang membuat mereka mendapat karma dari perbuatan mereka di masa lalu.

Atau?

Karena perbuatan salah satu dari orang tua mereka lah yang menyebabkan mereka harus memikul balasan dari karma itu hari ini..

"Kamu harus menikah, Namira. Papa sudah memilihkan calon suami yang tepat untukmu."

"Gak bisa, Pa. Namira udah punya Riko. Namira sayan—"

"Tidak ada penolakan, Namira!" potong sang ayah. "Pria pilihan Papa jauh lebih seribu kali lebih baik dari pria brengsek itu. Dan, Papa jamin kamu akan bahagia sama pilihan Papa, Namira."

Namira melongo untuk kesekian kalinya, papanya selalu saja memaksakan kehendaknya terhadap Namira. Dengan dalih bahwa semua itu demi kebaikannya. Padahal, Namira jelas-jelas tidak menginginkan hal itu. Akan tetapi, Namira tidak bisa membantah papanya. Hermawan Rajasa adalah pria yang tidak mudah goyah meski dibujuk dengan air mata putri kesayangannya.

"Sayang," Namira ingin menghindar dari tatapan sang ibu yang sudah memulai jurus andalannya, "Ma, Namira gak mau. Namira masih kuliah. Lagian, Namira juga punya pacar, Ma," balas Namira. Dia memiliki seorang kekasih dan Namira sangat mencintai pria itu. Meski tahu papanya tidak akan pernah merestui hubungan mereka.

"Apa pun yang terjadi, Papa tetap mau kamu menikah sama Bintang." Hermawan tidak ingin mengalah, dia akan tetap pada pendiriannya. Sebagai seorang ayah, dia selalu mengusahakan yang terbaik untuk Namira. Dan menikah dengan Bintang adalah salah satu yang terbaik untuk putrinya, Namira.

Namira yang tersulut emosi pun tak mau kalah dari ayahnya, "Pokoknya, Namira gak mau! Ini tuh, bukan jamannya Siti Nurbaya yang dijodoh-jodohin. Namira itu perempuan modern, anak milenial, generasi zaman now," dia sengaja menekan kata now agar papanya mengerti.

"Generasi micin maksudnya?" Namira melolot mendengar balasan kakaknya, "Kak Yuda gak usah ikut campur ini urusan aku sama Papa!"

"Eh, anak kecil, bau kencur, suka ileran kalau tidur, suka nangis kalo gak dikasih uang jajan. Gak usah sok-sokan pacaran. Nikah aja biar ngurangin dosa orang tua."

Namira mendelik kesal mendengar ejekan kakaknya, "Kakak kok malah ngatain aku, sih?"

"Emang benar, kan?"

"Sudah-sudah, malah sekarang kalian yang berantem." Sang ibu berusaha melerai kedua kakak beradik itu, "Sayang, kamu harus percaya, ini semua demi kebaikan kamu. Namira mau ya, nikah sama Bintang."

Namira tidak bisa mengatakan tidak, dan dia juga tidak bisa mengatakan iya. Untuk saat ini, dia benar-benar berada pada pilihan yang sulit. Orang tua adalah segalanya bagi dia, sementara Riko adalah cinta pertamanya. Laki-laki yang dia rasa mampu menemaninya hingga akhir nanti. Namun, Namira melupakan satu hal, cinta seorang kekasih dapat dicari. Sementara cinta keluarga tidak akan pernah bisa digantikan oleh apa pun.

"Papa gak butuh jawaban kamu sekarang, Namira. Kamu bisa berpikir dengan baik, pilihlah apa yang menurut kamu yang terbaik. Jadilah anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Karena hanya cinta kedua orang tualah yang akan menemanimu sampai akhir."

Saat itulah Namirasadar, jelas sekali ada makna tersirat di dalam ucapan papanya. Itu sebuahperintah agar dia menerima pernikahan ini. Dan Namira tahu, dia tidak punyapilihan lain selain mengiyakan semua yang diucapkan papanya.















*(((bersambung)))*

Baru lagi ni, jangan bosan-bosan baca tulisan-tulisanku ya...

Semoga ga bosan!😂😂😂





KARMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang