KARMA 20

2.5K 116 8
                                    


"Jangan membenci mantan. Karena dia adalah orang yang pernah rela mengorbankan waktunya demi kamu. Meski sekarang dia jadi masa lalumu."

"Riko Lasgar Kusuma."

"RiyanaSabaku"


Gimana rasanya liat mantan pacar bisa akrab sama suami? Rasanya kaya makan permen nano-nano. Asam manis ya? Manisnya disuami dan asamnya dimantan pacar. Atau mungkin kaya makan permen ting-ting yang katanya itu bukan permen bukan biskuit. Nah bingungkan. Sama. Sama kaya yang dirasain Namira. Liat Riko yang berstatus sebagai mantan pacarnya dengan Bintang yang sebagai suaminya terlihat akrab seperti kawan lama. Dekat.

"Gue boleh ngomong jujur?"

"Ngomong aja kali, ga perlu minta ijin juga." Bintang membalas ucapan Riko dengan sedikit bernada geli. Menurutnya Riko orangnya terlalu serius.

"Ini soal istri lo, Namira." Mendengar nama istrinya disebut raut wajah Bintang terlihat datar. Namun justru Riko yang mengukir senyum tipis, "jujur Bintang. Gue udah berusaha buat move on dari Namira. Gue udah berusaha buat iklasin dia. Udah berusaha buat nemerima kalo dia bukan jodoh gue." Riko mencoba mengatur napasnya, membicarakan Namira membutuhkan tenaga yang lebih.

"Tapi, saat gue liat senyum dia. Dengar tawa dia. Semua benteng pertahanan buat move on yang udah gue bangun luluh lantak tak tersisa. Rasanya kaya habis diterpa badai stunami. Ludes." Bintang merasa menjadi manusia paling berdosa. Dia bahagia diatas penderitaan Riko.

"Ko." Sambil menepuk bahu Riko, "coba buat benteng sekuat tembok China gue yakin mau senyum atau tawa Namira sekalipun ga bakalan bisa buat tembok itu runtuh."

Riko menanggapinya dengan senyum kecil. Ternyata dia tidak salah melepas Namira untuk Bintang. Pria ini sangat pengertian.

"Hahahaaa... Bisa aja lo. Thanks ya, udah menuhin keinginan gue."

"Sama-sama. Sesama teman harus saling tolong menolong."

"Hem."

Hening sejenak. Hanya terdengar suara kursi roda dan suara jangkrik yang mengisi kekosongan diantara mereka.

"Ko."

"Hem."

"Kan gue udah nolongin lo, jadi sekarang gue mau minta tolong sama lo, boleh ga?" Riko mencoba menerka minta tolong jenis apa yang ingin Bintang minta darinya. "Asal lo ga minta gue buat ngerampok bank." Balas Riko dengan sedikit bercanda.

"Ga lah. Gue ga segila itu kali."

"Terus, lo mau minta tolong apa? Dan lo yakin apa, kalo gue bisa buat nolongin lo?" Riko sedikit risih mendapat tatapan tajam dan serius dari Bintang.

"Gue serius. Dan gue percaya, kalo gue minta tolong ke orang yang tepat." Bintang kembali menatap langit malam dari taman rumah sakit. Ada banyak bintang di langit, malam yang sangat indah, pikirnya.

"Tolong jaga Namira selama dia di kampus. Gue ga bisa selalu ada saat dia di kampus." Bintang menegakkan sandarannya dikursi taman. "Lo tahu Nindi kan?" Riko mengangguk, "mantan pacar lo, kan?"

Bintang mengiyakan dengan mengangguk, "tolong jaga Namira dan calon anak gue selama gue ga ada di samping dia." Riko terkejut, apa Bintang tidak tahu atau pura-pura lupa bahwa Namira adalah mantan pacarnya.

"Lo gila? Masa minta tolong jagain istri lo sama mantan pacarnya? Lo ga takut gue ngerebut Namira dari lo? Gue masih cinta dan sayang banget sama Namira. Gue bisa aja ngerebut dia kapan pun gue mau." Riko pikir otak Bintang sudah terkontaminasi dengan virus atau bakteri mematikan yang berasal dari penyakit pasien yang menular. Penyakit gila.

KARMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang