KARMA 40

1.7K 73 2
                                    


Yang malam minggu di rumah? 😆😆








Mobil yang dikendarai Bintang melesat mulus di jalanan yang masih nampak senja di langit yang menandakan petang sudah tiba. Keluar rumah tanpa berpamitan pada orang rumah adalah pilihan terbaik yang dipikir Bintang. Pria itu ingin menjemput putranya tanpa ada kekacuan yang merumitkan. Ayah mertuanya akan naik darah jika tahu, Riko lah yang menculik cucu kesayangannya. Yang ada Riko akan berakhir di rumah sakit sebelum polisi menangkapnya.

"Kak, Gaza beneran sama Riko, kan? Gimana kalo ini jebakan? Gimana kalo ini-..."

"Sttt... Sudah, Na. Jangan berpikir macam-macam. Riko ga akan berani melakukan hal itu. Kamu harus percaya, kalo Gaza berada ditangan yang aman." Bintang mengusap kepala Namira dengan sebelah tangannya yang bebas. Memasuki jalanan sempit yang sedikit mempersulit jalan mobilnya. Akhirnya, Bintang memutuskan untuk jalan kaki saja. Setapak kecil yang mengarah pada alamat yang mereka caripun tidak terlalu jauh.

"Kita jalan kaki aja, ya. Mobilnya ga bisa masuk."

Namira mengangguk, wanita itu membiarkan Bintang menuntunnya turun dari mobil. Menggengam telapak tangan Namira sambil berjalan menuju rumah yang sudah terlihat menjulang dengan warna putih yang mendominasi. Dihiasi dengan berbagai jenis tanaman hias yang sangat terawat.

Namira memeluk lengan Bintang erat, rumah besar ini nampak sunyi. Seolah tidak ada penghuninya. Tidak ada seorang pun yang berlalu lalang. Rumah di sekitarnya pun terlalu berjarak dan tidak ada teriakan anak-anak kecil. Membuat Namira merasa takut. Bintang menekan beberapa kali bel yang letaknya di dinding.

Seorang wanita dengan daster rumahan membukakan pintu, senyum hangatnya melunturkan rasa takut Namira.

"Mbak Namira sama Mas Bintang, ya?" tanyanya ramah. Memastikan identitas tamu yang mereka tunggu.

"Iya."

"Masuk, Mas, Mbak. Udah ditunggu Kak Riko." Wanita itu menggeser tubuh mungilnya untuk kedua tamunya. Begitu masuk ke dalam, bola mata Namira dan Bintang terbelalak haru melihat bayi mungil mereka tengah tertidur di dalam kereta bayi. Namira langsung menghambur dan memeluk putranya. Perasaan sedih, senang, bahagia dan bersyukur memenuhi rongga dadanya.

"Sayang, Bunda kangen sama Gaza." Namira mengecup seluruh wajah putranya. Sehingga Gaza terbangun dari tidurnya. Bintang pun turut mengusap pelan pipi Gaza. Akhirnya putranya kembali dalam pelukkannya dan Namira.

"Maaf." Suara Riko mengusik kebahagian Namira dan Bintang.
Namira tidak menggubris hal tersebut, dia mendekap erat putranya takut akan diculik lagi.

"Makasih, Ko. Sudah menjaga Gaza dengan baik," ujar Bintang. Sementara Namira, wanita itu enggan berbicara. Membuat Riko makin merasa bersalah.

"Tante juga minta maaf, Namira, Bintang. Maafkan Riko. Dia melakukan ini demi melindungi Gaza dari Omnya, Zaga." Suara lemah itu membangkitkan sisi prihatin Bintang dan Namira.

"Tante tahu, kalian berdua pasti kecewa dengan tindakan Riko."

"Lebih dari itu, Tante," kata Namira. Wanita itu memotong ucapan ibunya Riko.

"Tante tahu, Namira ga bisa makan, ga bisa tidur, Namira merasa ingin mati aja. Namira-..." Namira menangis sambil memeluk erat Gaza yang sudah dia gendong.

"Na, yang penting sekarang Gaza baik-baik saja." Bintang mendekap istri dan anaknya.
"Kita juga harus mendengarkan alasan Riko. Karna Kaka percaya, Riko ga akan melukai anak wanita yang dia cintai." Bintang menatap bergantian Namira dan Riko. Tidak ada amarah dari wajahnya maupun nada bicaranya. Pria itu benar-benar tulus percaya pada mantan pacar istrinya.

"Maafin gue, Bintang." Riko berlutut di depan Bintang. Dengan cepat pria itu membuat Riko berdiri dari posisinya saat ini.

"Aku ga tahu, apa maksud kamu menculik Gaza. Tapi aku percaya, kamu ga akan nyakitin anak aku. Untuk itu, aku sudah memaafkan semua ini. Yang terpenting adalah Gaza baik-baik saja."

"Na.."

Namira mengalihkan pandangannya dari Gaza yang berada dalam gendongannya. Menatap wajah sang mantan yang penuh penyesalan. Namira tidak lagi, menemukan wajah Riko yang penuh sinar bahagia seperti dulu.

"Aku sudah memaafkan kamu. Makasih sudah menjaga Gaza dengan baik." Riko tersenyum melihat wajah Namira ketika mengucapkan terima kasih atas perbuatan gilanya.

Riko dibantu ibunya untuk menceritakan alasannya menculik Gaza dan bagaimana dia bisa tahu rencana jahat omnya, Zaga. Bintang mendengar dengan cermat. Pria itu menawarkan bantuan untuk melindungi Riko dan ibunya. Namun Riko menolak, dia sudah berbuat salah. Dan kali ini tidak ingin merepotkan Bintang dan Namira lagi. Biarlah dia sendiri yang menghadapi omnya. Andre pun tidak bisa berbuat banyak. Riko memang sudah memilih untuk menolak bantuan Bintang. Mereka sepakat, tidak ada yang akan memberitahukan siapa yang menculik Gaza. Biarlah ini menjadi rahasia mereka. Namira dan Bintang pun undur diri untuk pamit. Orang rumah sudah mencari mereka. Kedua orang tua mereka pun tidak henti-hentinya menelpon untuk menanyakan keberadaan suami istri itu.


(((((Tbc))))

Yogyakarta, 20 Juli 2019

Terimakasih sudah membaca

KARMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang