Bintang baru saja selesai melakukan operasi tranplantasi ginjal. Dibukanya pintu operasi dan betapa kagetnya ternyata bukan hanya keluarga pasien saja yang menunggu operasi sedari tadi tapi juga ada istrinya, Namira.Setelah keluarga pasien pergi Bintang menghampiri Namira. Dia melirik kedua sahabat istrinya mereka hanya tersenyum canggung.
Namira langsung memeluk Bintang. Dapat Bintang rasakan jika suhu badan istrinya sedang panas. Wanita itu juga terlihat lemah.
"Kenapa ga di kamar aja? Kan udah dibilang tadi, habis operasi kaka langsung ke kamar kamu. Kamu masih sakit jangan jalan-jalan." Namira diam saja mendengar ceramah Bintang. Dia juga merasa bersalah, terlalu lemah dan hanya merepotkan orang-orang di sekitarnya saja.
"Kita ke kamar, ya? Badan kamu makin panas." Namira mengangguk saja ketika Bintang menggendongnya. Pria itu masih menggunakan pakaian operasi. Dia belum sempat menggantinya.
Tata dan Salsa segera pamit. Mereka sudah terlalu lama berada di rumah sakit. Kepergian kedua sahabatnya membuat Bintang mendesah lega. Pasalnya pria itu ingin memiliki privasi dengan istrinya. Belum lagi keadaan Namira kembali menurun.
"Kamu di sini dulu ya, kaka panggilin dokter Siska." Dokter Siska adalah sahabat Bintang, dia juga yang menangani Namira.
"Cuman demam biasa, istirahat yang cukup dan rajin minum obat yang teratur. Jangan terlalu banyak bergerak, kamu itu masih lemah." Namira diam saja mendengar penjelasan dokter Siska. Mungkin saja dokter Siska tahu jika tadi Namira baru saja berkeliling rumah sakit. Mulai dari kamarnya ke taman kemudian makan bersama kedua sahabatnya di kantin tanpa memakai kursi roda.
"Lo harus menjaga Namira dengan lebih baik lagi. Gue ngomong kaya gini bukan berarti mau bilang kalo lo ga becus jagain dia. Hanya saja, gue merasa dia seperti menanggung sakit yang dirasakan oleh orang lain. Maksud gue seperti ikatan batin."
Bintang paham maksud Siska. Namun jika ditarik sebuah kesimpulan maka jika ada saudara Namira yang sakit itu sudah pasti Yuda. Karna saat ini hanya pria itu yang Namira miliki sebagai saudara kandungnya.
"Istri gue punya kembaran."
Dokter Siska kaget mendengar hal itu, "tapi, kenapa ga pernah liat. Kuliah di luar negeri?"
"Dia udah lama hilang."
Bintang hanya diam dan otaknya terus dipaksa untuk berpikir keras. Apa yang menyebabkan istrinya bisa kembali drop lagi?
"De, kamu yang sehat ya di dalam sana. Bantu bunda kamu untuk tetap kuat. Maafin ayah, maafin ayah yang ga bisa jagain kamu dan bunda dengan baik." Namira sudah tertidur lelap. Wanita itu sesekali merintih sakit membuat Bintang semakin khawatir.
Dia merogoh ponselnya dan menghubungi ibu mertuanya. Meminta agar datang. Mengingat kedua orang tuanya sedang pergi ke luar negeri untuk kepentingan bisnis.
Hermawan Rajasa, pria yang sudah berumur kepala lima itu menatap surat yang masih tersegel. Sekertarisnya mengatakan jika ada kurir yang mengatakan jika surat itu harus diserahkan langsung oleh kurir itu padanya. Lalu tanpa banyak bicara pria pengantar pesan itu segera pergi.
Perlahan dia membuka lipatan yang merangkai surat itu. Matanya memanas saat melihat tulisan tangan seseorang yang sudah lama dia rindukan sosoknya.....
Pertama dan paling utama, mas mau minta maaf.
Maaf karna selalu tidak bisa jadi kaka yang baik.
Maaf karna selalu tak bisa mengajakmu bermain bola bersama.
Maaf karna tak pernah bisa membantumu mengerjakan pr.
Raut wajahnya berubah sendu. Bayangan masa kecilnya dan saudara kembar hadir dan menari dalam pelupuk matanya. Kakanya adalah saudra satu-satunya.
Kedua, masih dengan permintaan maaf.
Maaf karna mas mencintai wanita yang menjadi istrimu.
Maaf karna mas juga lah yang membuatmu tidak pernah bisa bersama Aini.
Maaf karna mas menitipkan semua tanggungjawab mas terhadapmu.
Seakan surat itu adalah jelmaan nyata dari saudara kembarnya. Entah apa yang merasuki dirinya sehingga tanpa dia sadari surat itu sudah basah dengan beberapa tetes air matanya.
Sekali lagi maafkan mas. Mas terpaksa melakukan itu. Mas lah yang membuat Aini mengandung dan anak Aini itu adalah keponakan mu. Dia anak mas.
Mas tahu, mungkin kamu kecewa dan marah terhadap mas. Tapi kamu harus tahu, mas sudah bertekad untuk bertanggungjawab namun sialnya Zaga datang dan merusak semuanya. Dia menjebak Aini dan berhasil. Dan dengan terpaksa Aini harus menikah dengan dia. Saat itu mas tidak bisa berbuat apa-apa. Karna mas dikirim ke Jerman untuk kasus tertentu.
Zaga pikir anak yang dikandung Aini adalah darah dagingnya. Karna dia telah berhasil menjebak Aini malam itu dengan niat untuk membalasmu.
Kamu harus tahu, anak Aini adalah anak kandung mas. Darah daging mas.
Hermawan masih sangat ingat betul ketika kakanya pergi untuk bertugas selama beberapa waktu di Jerman. Dan selama itu dia dan kedua orang tuanya tak pernah mendapat kabar tentang kakanya. Maklum saja kakanya adalah seorang anggota Badan Intelejen Negara. Sehingga semua tentangnya menjadi rahasia.
Maafkan mas, Her. Mas salah dan sangat salah. Mungkin ketika kamu membaca surat ini semua sudah berubah.
Mas minta tolong, tolong jaga dan cintai anak mas seperti anak kamu sendiri.
Mas juga minta tolong, tetaplah mencintai Ayu sampai akhir hayatmu.
Maafkan mas. Maafkan mas yang merusak kebahagian mu dan mencintai istri kamu.
Perlu kamu tahu, mas tidak pernah berniat sedikit pun untuk merebut Ayu darimu. Karna mas tahu, dimata dan hati istri kamu selamanya hanya ada kamu seorang.
Maafkan mas. Dan terima kasih.
Mas sayang kamu.
Farhan Rajasa
Berbagai macam pertanyaan atas kesamaan darahnya dengan putri Aini akhirnya terjawab sudah. Nindi juga darah dagingnya. Nindi adalah anak dari saudara kembarnya. Farhan Rajasa, pria satu-satunya yang Hermawan selalu merasa kalah dalam hal apa pun.
Farhan dimata Hermawan terlihat sempurna. Semua yang melekat pada dirinya mampu membuat Hermawan minder setengah mati. Namun siapa sangka dibalik semua itu, tersimpan banyak kekurangan dan kesedihan yang tak pernah ditujukan kakanya.
Dengan tidak sabaran dia menekan beberapa angka dalam ponselnya lalu kemuadian, "...... Cepat cari dan temukan Nindi Syeirza Putri. SECEPATNYA!!!"
Pintu ruangan terbuka dan tertutup dengan keras hingga sekertarisnya nyaris jantungan.
"Kahar, batalkan semua urusan kantor saya hari ini."
"Ba-baik, pak."
***(((((tbc)))***
Yogyakarta, 2 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [TAMAT]
RomanceDI UNPUBLISH SEBAGIAN PART. CERITA INI SEDANG DIREVISI SECARA BERTAHAP. MOHON MAAF UNTUK TYPONYA. HARAP BERSABAR. EYD acak adul, amburadul. Harap paham hehehee. MOHON BERSABAR DALAM MEMBACANYA, KARENA CERITA ADALAH SALAH SATU YANG TYPONYA MINTA...