#versibaru26Mei2021
Izinkan aku meminta satu hal, biarkan aku tetap mencintaimu. Meski hatimu bukan lagi untukku.
"Nin."
Nindi menatap punggung Bintang dengan senyum miris, sepertinya Bintang menikmati perannya sebagai suami Namira.
Rara ikut memperhatikan mantan pacar sahabatnya itu.
"Dia Namira, anak Teknik Planologi."
"Dia istri Bintang," lirih Nindi sambil berbalik meninggalkan Rara. Tanpa Nindi Sadari Bintang pun menatapnya dari dalam mobil. Dia tidak bisa berbuat banyak karena apa pun yang akan Bintang lakukan saat ini, semuanya sia-sia. Dia sudah terikat pernikahan dengan Namira. Namira yang mengerti perasaan Bintang sebenar ikut sedih, tapi dia sadar dia tidak bisa berbuat banyak untuk membantu Bintang.
"Maaf Nin. Aku tahu, aku menyakitimu." Bintang menghela napas lelah. Saat ini dia harus bisa merelakan masa-masa indahnya bersama Nindi dan menggantikannya bersama Namira.
"Kenapa? Masih cinta?"
Bintang tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Namira. Dia dan Namira memang tidak mempermasalahkan untuk membahas orang yang mereka cintai.
"Sedikit."
Hati Namira merasa tercubit mendengar jawaban Bintang.
"Karena lebih banyaknya sudah berlabuh ke istriku."
Pipi Namira merona mendengar ucapan Bintang.
Bintang mendekat, "Pipi kamu kenapa?" Dia sengaja membelai lembut pipi mulus istrinya, ranya menyenangkan melihat wajah Namira yang polos itu merona malu. "Kalau bukan di tempat umum udah aku gigit."
Namira mendelik sebal dengan perkataan Bintang. "Kanibal mesum."
Setelah mengantarkan Namira ke kampus, Bintang pun menuju rumah sakit. Ini hari pertamanya kembali bekerja setelah cuti untuk pernikahannya. Begitu sampai di rumah sakit Bintang langsung disambut hangat oleh para pasiennya dan memberikan ucapan selamat atas pernikahannya dan Namira.
"Pagi Dokter."
Bintang hanya membalas dengan senyum ringan dan sedikit membungkuk ketika pasien lansia itu menyapanya. Sudah bukan hal baru lagi, jika para pasien sering menyapanya karena dia sangat lembut dan tau cara melayani para pasien lansia seperti pak Yayan. Salah satu pasien yang ditangani nya sejak awal masuk rumah sakit.
"Selamat ya, Dok, atas pernikahannya. Maaf saya tidak sempat hadir. Tapi saya selalu mendoakan agar pernikahan Dokter sakina, mawadah dan warohmah."
"Amin. Makasih Pak, semoga Bapak cepat sembuh biar bisa segera berkumpul dengan keluarga di rumah." Bintang nampak sangat akrab dengan pasiennya. Bahkan dia tidak pernah membedakan mana pasien yang kaya dan mana pasien yang kelas bawah.
Bintang juga kadang ikut membantu pasien yang kurang mampu. Kebanyakan dari pasien yang ditanganinya kebanyakan pasien yang tidak mampu. Bintang tidak pernah memperdulikan hal tersebut. Baginya menyelamatkan nyawa orang lebih berharga dari pada uang yang akan diterimanya dari hasil kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [TAMAT]
RomanceDI UNPUBLISH SEBAGIAN PART. CERITA INI SEDANG DIREVISI SECARA BERTAHAP. MOHON MAAF UNTUK TYPONYA. HARAP BERSABAR. EYD acak adul, amburadul. Harap paham hehehee. MOHON BERSABAR DALAM MEMBACANYA, KARENA CERITA ADALAH SALAH SATU YANG TYPONYA MINTA...