KARMA 13

2.4K 116 2
                                    

#versibaru27mei2021





Mencintaimu adalah anugerah bagiku dan melupakanmu adalah derita bagiku. Seandainya, jatuh cinta itu bisa memilih. Maka tak akan pernah kubiarkan hatiku jatuh padamu.



Andre diam-diam menarik napas lelah melihat sahabatnya yang begitu menyedihkan. Selama menjadi sahabat Riko, Andrea baru pertama kali melihat sahabatnya ini benar-benar menyedihkan. Kantung mata yang tebal, rambut acak-acakan, dan janggut yang terlihat mulai tumbuh rapi di dagunya. Putus cinta membuat Riko seperti orang hutan. Tidak terurus sama sekali.

"Ko, minum dulu. Lo kayak orang kurang asupan energi. Ngeri gue lihatnya," ujar Andre. Sebotol air mineral dingin menggantung di depan wajah Riko. 

"Thanks." Riko meneguk habis air mineralnya. Kemudian, matanya tersenyum kecil dan itu terlihat sangat mengerikan di mata Andre.

"Seharusnya lo ga kasih gue air mineral. Air dingin ini gak bisa buat hati gue beku untuk Namira. Dia tetap jadi satu-satunya wanita yang gue cintai, Dre," kata Riko.

Andre berdecak pelan, dia mungkin tidak tahu seberapa parah hati Riko saat ini. Tapi, Riko sudah lama berkubang dalam kesedihan karena sang kekasih telah menjadi milik pria lain.

"Terus, gue harus kasih lo apa biar hati membaik?"

"Nanas muda." Alis Andre terangkat, sedikit tidak mengerti dengan jawaban sahabatnya. "Biar gue bisa gugurin perasaan gue ke Namira."

Kampret! Andrea mengumpat dalam hati. "Ko, jangan aneh-aneh lo. Nanas muda cuman bisa gugurin kandungan."

Seolah apa yang dikatakan Andre adalah sebuah lelucon, Riko tertawa. Tapi, tawanya tidak terdengar begitu renyah. Seperti tertahan di kerongkongan sehingga membuat Andre tersenyum pedih.

"Ko, sesakit itu, ya, ditinggal nikah sama Namira?" Seharusnya pertanyaan itu tidak memerlukan jawaban. Karena siapa pun pasti tahu bahwa ditinggal nikah oleh kekasih adalah kenyataan paling jahat di dunia ini. 

Riko mengangguk dengan tatapan yang lurus ke arah taman fakultas. "Sakitnya luar biasa, Dre. Rasanya seperti lo mau mati tapi gak bisa mati. Lo jangan sampai ngerasainnya."

"Semoga hati lo segera pulih, Ko. Gue sedih lihat lo kayak gini," jujur Andre. 

"Gue gak bakalan pulih, Dre. Namira udah buat gue cacat seumur hidup dengan memilih menikah dengan pria pilihan Papanya," balas Riko. Andre tercengang mendengar, benar-benar pasien gawat darurat sahabatnya ini.

"Tidak ada sakit yang tidak ada obatnya, Ko. Lo harus tahu itu."

"Lo benar, Dre. Semua sakit itu ada obatnya. Dan obat untuk rasa sakit gue adalah Namira. Gak akan ada obat lain selain wanita yang gue cintai itu, Dre."

Ya Tuhan! Andre menyerah jika seperti ini. Riko benar-benar keras kepala dan akan terus menutup diri untuk bangkit dari keterpurukannya.


*****


"Nin. Mau kamu apain semua barang pemberian Bintang?" Aini mendekati putrinya, "Kamu mau buang?"

KARMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang