Ayo, mulai! Fokuslah Anna, ku lihat kau sedikit gelisah? Apa ini ada hubungannya dengan wajah merahmu itu?" Cemas Bintang saat melihat Anna yang kurang fokus saat bermain. .
"Merah apanya? Gila! Aku sudah fokus, Bin!" Elak Anna yang sudah jelas ia gelisah karena memikirkan Gia.
Anna pun membuang nafasnya kasar lalu mengencangkan kunciran rambutnya sehingga membuat kecantikannya seakan -akan bertambah. Bahkan sejak tadi obrolan orang-orang hanya tertuju pada Anna.
"Baik, babak kedua dimulai," Ucap coach sambil meniup peluit.
Bola berada di tim Anna kini Anna sedang menggiring bola menuju ring tetapi ia dihadang oleh Tio bahkan Tio sedikit mendorong tubuh kecil Anna dengan bahunya agar Anna jatuh.
Dan benar saja Anna pun terduduk di lantai lapangan karena dorongan dari tubuh Tio yang tak sebanding dengannya. Anna memasang smirknya sambil berdiri dan memandang Tio dengan pandangan meremehkan.
Bagaimana bisa seorang pria melakukan hal kasar hanya untuk memenangkan sebuah pertandingan abal-abal ini. Apalagi yang dikasarinya itu adalah seorang wanita. Anna sampai bingung dibuat.
Ok kembali ke pertandingan, bola yang berada di tangan Tio kembali Anna ambil alih dan dia juga berbisik kepada Tio di sela-sela pertandingan.
"Pengecut!" Bisik Anna hingga membuat Tio merinding hanya dengan mendengar kata itu. Ia juga sampai membeku di tempat untuk beberapa waktu.
Lalu Anna kembali menggiring bola menuju ring saat ia akan menembak bola. Ia melihat Bintang terlebih dahulu seolah meminta izin untuk memasukkan bolanya lalu Bintang hanya mengangguk menyetujuinya.
Tapi saat Anna sedang mengambil ancang-ancang untuk menembak bola ia dihadang oleh Sandy. Anna hanya mengangkat sebelah alisnya lalu menyeringai hingga membuat Sandy diam entah terpesona atau bagaimana. Anna dengan lincah melakukan tembakan yang biasa digunakan atlet bola basket. Dan ya bolanya masuk ke ring lalu coach tersebut menghentikan pertandingannya. Tim Anna kembali menang dengan selisih skor yang sangat tipis.
Seketika lapangan riuh oleh suara tepuk tangan orang-orang dan beberapa siulan dan teriakan dari para penonton. Bahkan para dosen dan mahasiswa diluar kelas Anna juga ikut menonton pertandingan.
"Apa kau mengikuti klub basket?" Tanya coach itu pada Anna.
"Tidak, bahkan aku tak tahu di kampus ini ada klub basket," Jawab Anna santai. Sedangkan yang mendengar itu hanya terbengong karenanya. Bagaimana bisa?
"Kalau begitu bergabung lah. Teman sekelasmu Sina, Naya, Mina, Jean dan Sandy juga sudah bergabung sejak awal masuk ke kampus ini. Kebetulan saya pelatih klub basket ini. Saya yakin jika kamu bergabung, kemampuanmu itu bisa meningkat dan kualitas klub juga akan meningkat," jelas coach itu dengan semangat. Bahkan ia sampai menyebutkan semua teman kelas Anna yang ikut klub basket.
"IKUT SAJA NAAA KITA AKAN SATU KLUB NANTI, YEY!!" Teriak Sina tanpa malu. Kebiasaan memang, Anna hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh melihat kawannya itu.
"Cih! Mencari perhatian. Kalian lihat? Saat ia bertanding tadi ia terus saja menebar pesona sengan senyum menjijikkannya itu. Benar-benar seperti jalang bukan?!" Naya terus saja menjelekkan Anna dihadapan teman-temannya. Apa ia kepanasan?
"Malas, Pak! Aku akan pulang terlambat dan itu mengganggu waktu tidurku," Jawab Anna ngasal.
"Bagaimana jika saya beri penawaran?" Ucap coach itu. Kenapa ia memaksa Anna? Padajal sudah jelas ia menolak mentah-mentah dengan alasan malas.
"Pulang sekolah bertandinglah dengan ketua klub basket di sekolah ini. Jika kau menang, kau tak perlu ikut klub dan kami dari klub basket akan memberimu hadiah. Emm... tapi jika kau kalah kau harus bergabung dengan kami," Jelas coach itu panjang lebar lalu mengulurkan tangan.
Anna berpikir sejenak, menarik tapi...
"Lalu apa untungnya? Lagipula aku yakin hadiahnya tak seberapa," balas Anna
"Tidak! Hadiahnya lumayan, akan merugikan jika kau tak ikut," bujuk coach itu masih dengan paksaan nya. Dengan malas Anna mengangguk dan setuju untuk bertanding lagi sepulang sekolah. Lumayan, ini cukup menghibur.
"Pak? Bisakah jika kalian berbisnis tidak dihadapan semua orang? Itu mengganggu orang yang melihatnya. Dan juga mengganggu waktu belajar," tegur Naya sambil memutar bola matanya malas. Ok kali ini wanita ini benar. Tidak bisakah wanita ini diam dan nikmati saja? Kenapa ia selalu protes?
"Ah, maaf semuanya... yasudah ayo lanjutkan pertandingannya. Sekarang giliran tim Sina dan Naya bertanding. Silahkan ke tengah lapangan," titah coach itu.
"Kalahkan tuan putri ok?" Ucap Clara pada Sina. Clara yakin Sina bisa karena ya kemampuannya lumayan.
"Sudah pasti, Ra! Lagipula siapa yang mau kalah dari wanita itu? Yang ada aku ditertawakan Anna hahaha.Doakan aku ok" Kata Sina.
"Fighting! Jangan sampai kalah dari orang itu," Ucap Anna pada Sina sambil mendorong pelan bahu Sina.
"Iyaiya, tapi tak usah mendorongku juga bodoh!" Balas Sina dengan muka malas.
"Haha oke," kata Anna sambil terkekeh.
Anna memutuskan untuk beristirahat dengan duduk sendirian di pinggir lapangan sambil melihat pertandingan dari kejauhan. Disini sangat sejuk cocok sekali untuk dijadikan tempat istirahat.
"Haus, nona? Silahkan ambil minumannya," Ucap seseorang sambil menempelkan minuman kaleng dikening Anna.
Anna mendongak ke atas saat merasakan sesuatu yang dingin menempel di dahinya. Apa lagi ini Ya Tuhan?!
To be Continue.
Drop ur vote n comment
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN'S MEMORIES
Mystery / ThrillerAnnasya ialah gadis bersorot tajam yang menyimpan banyak rahasia dalam dirinya. Sosoknya begitu dingin sampai membuat hatinya perlahan membeku. Sampai akhirnya sosok dinginnya perlahan mencair tatkala Algia masuk ke dalam hidupnya dan mulai membongk...