Anna menatap malas Bintang yang saat ini sedang menarik tangannya menuju ke studio musik yang ada di kampus. Anna sudah menyetujui untuk ikut partisipasi dalam drama musikal itu, tapi sekarang kenapa ia harus ikut mendaftar juga? Katanya sih "Siapa tahu kau bertemu pacarmu dan bersemangat." Bagaimana bisa semangat, sudah jelas ia sedang kesal. Selain itu pasti menjenuhkan, antrian daftar untuk tampil dalam festival itu pasti sangat panjang.
Dan benar saja, Anna mendengus sebal sesaat sampai di sana. Ia berbalik dan ingin segera pergi dari ruangan yang ramai dan bising ini. Tapi Bintang dengan sigap menahannya.
Sungguh kepala Anna sakit setelah masuk ke sini, hawa panas, suara bising dari musik rock yang di putar, suara teriakan, suara seseorang berlatih bernyanyi dan suara orang menggerutu pun ada.
Anna mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan dan menemukan sosok pria manjanya sedang berdiskusi dengan panitia yang lain. Pria itu terlihat sangat lelah dengan suaranya yang agak serak dan rambut yang tak beraturan.
Anna ingin sekali menghampiri Gia dan mengusap keringat di dahinya. Namun, itu tak mungkin. Saat Anna memanggil namanya tadi saja, Gia malah meminta maaf lalu pergi dari sana. Anna sadar bahwa Gia sesekali melirik ke arahnya, tapi ia hanya membalas dengan tatapan cuek dan seolah tak peduli. Padahal sudah jelas hatinya terus mencemaskan Gia.
"Kenapa melamun? Ini giliran kita!" Celetuk Bintang lalu membawa Anna ke depan salah satu meja pendaftaran.
"Kami perwakilan dari fakultas seni musik," ucap Bintang.
Wanita yang sedang mengurus pendaftaran itu tersenyum. "Akan menampilkan apa?"
"Drama musikal."
Wanita itu mengangguk paham lalu menulis sesuatu didalam sebuah buku. "Sudah terdaftar. Em... kenapa kalian tak menampilkan pertunjukan orkestra saja? Pasti sangat mengagumkan."
"Kalau bisa ya sudah sejak lama ku lakukan. Alat musiknya tidak memadai. Jadi, ya... fakultas seni musik menggantinya dengan penampilan band," jelas Bintang.
Wanita itu mengangguk mengerti dan berhenti bertanya. Bintang mengajak Anna duduk disebuah kursi kosong disana.
"Ayo, ke kelas. Kenapa kita malah diam disini?" Gerutu Anna.
"Sebentar saja. Aku ingin lihat, apa yang fakultas lain akan tampilkan. Biasanya dari fakultas seni tari akan selalu jadi pembuka acara apapun. Mereka menakjubkan," kata Bintang.
"Aku juga penasaran dengan Alen."
Anna menoleh ke arah Bintang. "Alen?"
"Kau tak tahu? Dia adalah mahasiswi dengan vokal yang sangat luar biasa. Vokalnya sangat kuat dan memiliki warna tersendiri. Jangkauan nadanya juga cukup tinggi. Dan satu hal lagi... Wajahnya juga sangat cantik," jawab Bintang.
"Nah, itu dia orangnya! Aku ke sana sebentar ya! Kau jangan dulu pergi kemana-mana," celetuk Bintang lalu pergi meninggalkan Anna begitu saja dan menghampiri seorang wanita yang Anna yakini adalah Alen. Wanita yang Bintang ceritakan tadi. Dasar pria.
Anna memutar malas bola matanya lalu berdiri hendak pergi. Namun, baru saja ia hendak melangkah. Jalannya dihalangi oleh seorang pria. Anna menatap tajam pria di depannya yang kini sedang tersenyum.
"Kau akan tampil, kak? Hebat!" Ucap Gia dengan berbinar.
"Aku rindu kau. Bisakah kita bersama sebentar?" Tambahnya.
Anna memaki dalam hati, rindu apanya? Tadi saja, dia sangat sibuk sampai mengabaikannya dan sekarang? Cih. Apa Gia tak tahu, jika Anna masih sebal dengan tindakannya tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN'S MEMORIES
Mystery / ThrillerAnnasya ialah gadis bersorot tajam yang menyimpan banyak rahasia dalam dirinya. Sosoknya begitu dingin sampai membuat hatinya perlahan membeku. Sampai akhirnya sosok dinginnya perlahan mencair tatkala Algia masuk ke dalam hidupnya dan mulai membongk...