5. Basket

457 45 5
                                    

Anna kembali memasuki kelasnya, terlihat disana sudah ada dosen mata kuliah yang sudah berganti. Dosen itu sedang menerangkan materi dengan semangat. Sedangkan mahasiswa dan mahasiswinya terlihat mengantuk dan bosan.

"Darimana saja? Mau membolos?" Tanya dosen itu dengan ketus.

"Sudah pasti, Bu! Kulihat tadi dia berduaan dengan lelaki di perpustakaan," sahut Naya. Lagi lagi wanita ini. Main menyahut saja sudah seperti burung kakak tua.

"Aku dikeluarkan dari kelas makanya aku ke perpus. Lalu soal masalah berduaan dengan laki-laki? Dia junior yang ingin mengambil buku. Oh iya mengapa kau bisa tau tuan putri? Padahal kan sedaritadi pelajaran belum selesai," jawab Anna menantang.

"Hah? Apa?? Ak-aku kan izin ke kamar mandi tadi," elak Naya sedikit gugup. Bodoh!

"Up to u," balas Anna disertai senyum menyeringai.

"Sudah! Sudah! Anna duduklah. Dan kamu Naya biar saya perjelas perpustakaan dan kamar mandi itu letaknya berjauhan,". Jelas sang dosen.

Pelajaran dilalui dengan cepat,tak terasa waktu istirahat pun sudah tiba. Seperti biasanya Anna hanya diam dikelasnya sambil mendengarkan lagu. Ia terlalu malas untuk ke kantin yang sudah pasti penuh dan ramai.

"Hai," sapa seorang pria sambil duduk disebelah Anna.

Anna pun melepas earphonenya lalu tersenyum tipis. Bahkan sangat tipis sampai tak terlalu terlihat.

"Kau siapa?" Tanya Anna.

"Aku? Kau tak tahu aku? Sungguh? Kita sudah sekelas hampir satu tahun dan memasuki semester tiga dan kau tak mengenalku?" Kagetnya.

"Ya begitulah. Aku hanya mengenal Sina dan tuan putri kelas ini," jawab Anna sambil menunjuk tempat duduk Naya dengan dagu lancipnya.

"Tuan putri? Hahaha bisa saja kau," balas pria itu.

Anna sedikit bingung karena ada orang yang mengajaknya bicara. Sejal setahun terakhir orang itu memang selalu mencoba berinteraksi dengan seluruh mahasiswa di kelas ini. Tapi karena sifat Naya yang masa bodoh itu ia lupa.

Oh iya soal tuan putri itu, dia itu Naya. Ya seperti itulah julukan yang Anna berikan kepadanya. Tingkah yang manja,selalu ingin menjadi nomor satu dan disayangi semua orang dengan tingkahnya yang kurang baik itu membuat Anna memanggilnya tuan putri. Ok cukup membahasnya.

"Aku Bintang. Bertemanlah denganku ya..." Ucap pria yang bernama Bintang ini.

Berteman? Apa Anna membutuhkan teman?

"Alasan?" Tanya Anna. Ia pikir tak mungkin bukan seseorang tiba-tiba mengajakmu berteman jika bukan karena alasan tertentu. Begitulah manusia kan?

"Tak ada alasannya sih, hanya saja aku menyukai sikap mu itu," jawab Bintang sambil senyum. Sepertinya Bintang tipe orang yang suka tersenyum. Sejak tadi saja senyumnya itu tak lepas dari wajahnya. Ia menyukai sikapku? Sikap ku yang mana? Aneh.

" Penjilat haha! Kau menyukai sikap burukku maksudnya? Hahaha," Ucap Anna sambil tertawa dan memukul pelan bahu Bintang.

"Ya begitulah hahaha," balas Bintang sambil tertawa juga.

"Boleh aku duduk bersamamu? Teman sebangkuku Jack di drop out sebulan yang lalu. Dan aku jadi sendirian," pinta Bintang.

"Sesukamu saja," jawab Anna acuh.

Sesaat setelah itu waktu istirahat pun habis. Kini kegiatan olahraga mingguan kampus akan segera di mulai.

"Anna! Ayo ganti baju bersamaku,"  ajak Sina dan salah satu temannya.

RAIN'S MEMORIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang