"Wait for minutes, bitch!" Ucap seseorang menghalangi jalan Anna untuk pergi dari sana.
Anna menarik nafasnya lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Kenapa hari ini sangat menjengkelkan?
Anna membalikkan tubuhnya kemudian menatap tajam pria didepannya.
"Kau membuat mobil mewahku rusak."
Protes Andra tak terima saat melihat mobilnya sedikit penyok.
"Lalu? Apa aku terlihat peduli? Darpada aku merusak wajahmu, benar?" Jawab Anna.
"Kau mau uang? Iya? Silahkan!" Kata Anna sambil menyimpan dompet kulit yang berisi uang di saku baju Andra. Anna benar-benar sudah kesal.
"Tidak semudah itu honey. Aku ak-"
Perkataannya terpotong karena Naya menghampiri Andra saat pria itu mendekat ke arah Anna.
"Apa-apaan ini?! Apa sekarang kau menggoda pacarku juga, hah?" Marah Naya.
"Maaf tidak berminat."
Naya yang kesal dengan jawaban Anna pun mencoba meraih rambut Anna untuk menjambaknya. Anna yang memang bisa bela diri pun refleks menangkap tangan Naya dan menariknya hingga gerakkan Naya terkunci. Bahkan menggerakkan tangannya saja bisa membuat ia kesakitan sendiri. Naya kaget bukan main. Ia tak henti-hentinya mengeluarkan rintihan kesakitan. Sedangkan Andra diam mematung ditempat layaknya orang idiot.
"Sakit, hah? Atau mau ku tambah lagi?" Ucap Anna meremehkan sambil sedikit menguatkan kunciannya.
"Sa-sakit! Lepas, hiks."
Naya mulai mengeluarkan air matanya. Anna yang melihat itu pun menyeringai bahagia. Tapi Anna belum merasa puas hingga ia berniat melakukan hal lebih. Dia hampir kehilangan kontrolnya.
"Kenapa kau diam? Pacarmu yang sangat imut ini sedang kesakitan," Kata Anna sambil melirik Andra.
"Baby, help me;" lirih Naya.
Andra menarik salah satu tangan Anna agar ia melepas kunciannya. Anna memandang Andra tajam. Andra masih melakukan hal yang sama dengan tatapan yang tak bisa Anna artikan. Anna pun berdecak lalu melonggarkan kunciannya pada lengan Naya lalu melepaskannya dengan sedikit kasar sampai Naya terdorong ke belakang. Untung saja tubuhnya tertahan mobil. Jika tidak ia bisa jatuh ke aspal.
"Akan ku laporkan kau pada ayahku, jalang!" Ancam Naya sambil mengusap tangannya yang memerah.
Anna hanya membalasnya dengan senyuman iblisnya lalu pergi dari sana.
Ini sudah hampir tiga puluh menit Anna berjalan kaki. Ia kerasa sedikit lelah, ia pun memutuskan untuk istirahat sebentar di minimarket terdekat untuk minum dan membeli perban. Ia risih dengan tangannya yang terus mengeluarkan darah hingga ia harus mengelap dengan bajunya. Anna pun masuk ke dalam minimarket itu. Sontak ia menjadi pusat perhatian disana. Bagaimana tidak? Wajah lelah dengan rambut terkuncir berantakan dan bajunya yang dipenuhi darah dari jarinya.
"Apa kau tidak apa-apa nona?" Tanya seorang kasir disana.
"Ini? Tak masalah." jawab Anna sambil mengangkat jarinya
Setelah mengambil barang ia perlukan, Anna pun membayarnya di kasir. Ia membayar dengab kartu atm karena dompetnya kan sudah ia beri pada Andra. Di dalam dompet itu hanya berisi uang. Tak ada identitas maupun kartu atm.
Anna mengelap darah di jarinya itu dengan tissue sambil berjalan keluar hingga akhirnya ia menabrak seorang anak kecil.
"Huh! Kenapa kau menabrakku? Sakit tahu." protes sang anak.
"Oh, maaf," Kata Anna. Tak mungkin ia ribut dengan anak kecil kan? Lagipula memang Anna yang salah.
"Nih! Es krim cokelat pesananmu tuan muda," ucap seorang wanita sambil memberikan es krim cokelat pada anak itu. Pandangan Anna tak lepas dari pria yang mengikuti wanita tadi di belakang. Itu adalah Gia, orang yang tadi menurunkan Anna di jalan.
"Kak, lihatlah bajuku kotor terkena darah kakak ini," adu anak itu pada wanita tadi.
"Maaf saya buru-buru. Apa perlu saya belikan baju baru?" Ucap Anna, ia sudah terlalu lelah untuk mencari masalah lagi
"Kau pikir aku tak mampu membeli baju?" Katanya. Anna memandangnya bingung. Apa salah Anna? Ia hanya menawarkan tapi respon wanita itu sangat buruk.
Anna memutar bola matanya malas lalu melirik Gia. Ia diam memperhatikan jari Anna yang belum selesai dibersihkan tadi.
"Al... kenapa hanya diam? Lihat adikmu! Kita harus mengganti bajunya," Kata wanita itu sambil melirik Gia.
Anna pun pergi dari sana dengan permisi. Lagipula wanita itu tak mau menerima bantuanya tadi kan? Anna duduk di bangku depan minimarket lalu melanjutkan membersihkan jarinya
Setelah Anna selesai membersihkan darahnya Anna pun meneteskan obat merah lalu membalut lukanya itu. Anna sedikit merintih saat merasakan perih dari jarinya.
"Ck, sial! Lukanya lumayan."
Anna terus mengumpat kemudian Anna meneguk minuman sodanya dan menyalakan rokoknya.
"Hey! Apa kau tidak lihat? Disini dilarang merokok," Sewot seorang wanita yang baru saha duduk disebelah Anna. Anna menatapnya malas saat melihat bahwa wanita ini adalah wanita yang tadi bersama Gia.
"Oh, sorry," Kata Anna lalu membuang puntung rokoknya.
"Dasar tak berpendidikan," cibirnya
Apa maksud nya? Padahal sejak tadi Anna mencoba bicara baik-baik dengannya. Tak berpendidikan apanya? Jika Anna tak berpendidikan tentu ia tak akan masuk organusasi rahasia. Lagipula tak ada pengumuman yang menunjukkan bahwa disini adalah area tanpa asap rokok.
"Jaga bicaramu nona atau aku robek bibir merahmu itu," Balas Anna lalu pergi meninggalkan wanita, anak kecil tadi dan Gia. Sejak tadi Gia hanya diam sambil menatap Anna tanpa berniat mengajaknya bicara. Padahal biasanya ia adalah orang yang cerewet.
Anna heran mengapa orang-orang di sekitarnya sangat suka mengusik hidupnya. Padahal Anna sudah mencoba bersikap baik pada semua orang. Andai mereka tahu masa lalu Anna mungkin mereka tak akan berani mencibir atau mungkin berbicara dengan Anna saja mereka akan gemetar. Anna pernah membunuh orang.
Saat itu mental Anna sangat tak stabil sehingga ia melakukan hal itu. Sejak kejadian itu Anna menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Mentalnya untuk saat ini masih di tahap akhir pemulihan. Ya! Anna mengikuti program rehabilitasi. Tapi berita buruknya adalah perasaan Anna saat ini. Ia kehilangan kendali, bahkan hasrat bejat untuk menyakiti orang lain pun meningkat setelah apa yang ia lalui hari ini.
Anna berteriak frustasi hingga membuat pengguna jalan melihat aneh ke arahnya. Ini adalah hari yang buruk dan sial baginya. Ia tak tahu harus berbuat apa. Perasaannya campur aduk. Rasanya ia ingin menyakiti orang lain. Namun ia berpikir kembali, jika ia melakukan itu maka perjuangannya untuk berubah selama ini akan sia-sia. Dan sudah pasti ia akan di marahi oleh pimpinan organisasi rahasianya. Ia adalah orang yang selama ini melindungi Anna.
Sejak orang tua Anna meninggal dan Anna terjerat kasus, orang ini lah yang selalu membela Anna hingga Anna tak dijatuhi hukuman penjara dengan syarat ia akan direhabilitasi. Tapi alasan lainnya Anna tak dikenakan hukuman karena usia Anna yang bisa dibilang dibawah umur pada saat itu.
"Hey!" Panggil seseorang pada Anna sesaat setelah Anna berteriak tadi.
To be continue.
Dont forget to vote and comment.
Thx for reading
![](https://img.wattpad.com/cover/166384861-288-k308122.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN'S MEMORIES
Mystery / ThrillerAnnasya ialah gadis bersorot tajam yang menyimpan banyak rahasia dalam dirinya. Sosoknya begitu dingin sampai membuat hatinya perlahan membeku. Sampai akhirnya sosok dinginnya perlahan mencair tatkala Algia masuk ke dalam hidupnya dan mulai membongk...