Malam ini hujan turun dengan deras diiringi suara petir yang menggelegar. Hal ini benar-benar menambah suasana mencekam, disinilah Anna sekarang, di depan pintu gerbang gedung tua. Mereka sedang menunggu intruksi dari sang kapten yaitu CL. Persiapan sudah matang, mereka hanya tinggal menunggu situasi yang tepat untui menerobos masuk mengingat banyaknya penjaga.
"Bereskan dulu anak buahnya! Setelah itu yang intinya, ayo!" Perintah sang pimpinan.
Mereka menerobos masuk setelah mendengar titah sang kapten CL dengan gagahnya melawan para penjaga di depan gedung itu bersama anak buahnya. Tidak seperti CL yang dengan brutal menghabisi lawannya, Anna menghampiri lawannya dengan santai tanpa aba-aba menyerang.
"BODOH! JANGAN MENDEKATINYA TANPA PERSIAPAN!"
Zion berteriak memperingati Anna tapi wanita itu malah mengabaikan peringatan Zion. Anna menghampiri lawannya yang sedang menyiapkan tembakan dengan senapan Mosin-Nagant. Sebenarnya apa yang Anna pikirkan? Apa ia mau mati begitu saja? Zion sama sekali tak mengerti jalan pikiran Anna.
Anna sengaja membiarkan orang itu memfokuskan tembakannya lurus ke depan. Saat lawan Anna bersiap menarik pedal senapan itu ia dengan cepat tiarap.
Bang!
Satu tembakan keluar dengan suara yang nyaring membuat perkelahian berhenti sesaat. Mereka melihat asal suara itu, dengan cara ini konsentrasi lawan akan buyar dan terfokus pada suara nyaring tersebut. Dan di saat itu Anna dan rekannya dapat kesempatan untuk menyerang dengan lebih leluasa.
Anna menyeringai lalu berlari dengan lincah ke arah lawan yang baru saja menarik pedal senapannya, sang lawan masih diam mencerna keadaan. Tentunya Anna tak akan menyia-nyiakan ini.
Dia menendang senapan itu dari samping hingga jatuh lalu mengambilnya.
"Bergerak berarti bunuh diri paman," Kata Anna dengan wajah kemenangannya sambil mengarahkan senapan itu ke kepala sang lawan.
"Hey! Tapi ini belum berakhir," Kata orang itu sambil menodongkan pisau.
"Saat kau akan menembakku, aku akan menancapkan ini pada kepalamu itu hahaha," lanjut si lawan.Tampaknya Anna tidak peduli ia mengambil ancang-ancang untuk menembak. Namun sebelum itu terjadi tiba-tiba CL datang dan menendang pria yang sedang menodongkan pisau tadi sampai jatuh. CL segera mengunci gerakan lawan. Namun sialnya lengan kiri Anna sedikit tergores oleh pisau itu
"Ck, shit!" Kata Anna sambil mengelap kasar darah di lengannya dengan jaket basah yang ia kenakan.
"Utamakan keselamatan jangan terpancing emosi," Ucap CL.
"Kapten aku sudah mengurus semuanya." Zion baru saja kembali dari gudang. Ia mengusap kasar wajahnya yang basah karena air hujan.
"Satu lagi," Kata CL sambil menunjuk pria tadi dengan dagunya.
"Kau merepotkan, ck!" Kesal Zion lalu menyeret pria tadi ke gudang dan menguncinya.
Semua penjaga sudah terkalahkan dan di kumpulan di gudang. Jika mereka di lepas begitu saja tentu akan membahayakan.
Tak lama setelah itu Zion kembali dengan wajah kesalnya. Kenapa ia mendapat tugas membersihkan orang-orang yang sudah kalah itu? Padahal ia ingin menyerang langsung sama seperti Anna.
"Aku sudah menyebar gas tidur di gudang itu. Oh, ya! Kenapa aku dapat bagian ini kapten? Aku kan ingin menyerang juga," keluh Zion.
"Kau harus terbiasa dulu melihat cara bermain kami, Zi! Melihat Anna menghampiri lawan saja kau sudah teriak tak karuan tadi," ledek CL.
Zion mendengus sebal. Lalu melirik Anna yang sedang memperhatikan mereka dengan senapan di tangannya.
"Wah, hebat juga kau bisa merebut itu darinya," kata Zion sambil melihat senapan itu dengan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN'S MEMORIES
Mystery / ThrillerAnnasya ialah gadis bersorot tajam yang menyimpan banyak rahasia dalam dirinya. Sosoknya begitu dingin sampai membuat hatinya perlahan membeku. Sampai akhirnya sosok dinginnya perlahan mencair tatkala Algia masuk ke dalam hidupnya dan mulai membongk...