15. Jadilah kekasihku!

311 31 0
                                    

Temui aku di rooftop setelah selesai pelajaran. Aku akan meninggumu

-Alghia Febrant tampan dan menggemaskan.

Anna membaca kertas yang ia temukan di mejanya dengan malas. Sebenarnya apa yang Gia inginkan lagi? Anna ingin sekali datang menemuinya tapi untuk sekarang ini ia sibuk mempersiapkan misinya. Jika ia telat ke markas bisa disemprot kapten CL.

Saat ini Anna sedang berada di studio kampus. Hari ini dosennya sedang mengadakan praktek bermain alat musik. Mata tajam Anna tak bisa berhenti menatap Mark. Pria yang sedang bermain biola itu adalah mantan kekasih Anna. Wajahnya terpejam menikmati alunan melodi yang berasal dari gesekan senar yang ia mainkan. Pria ini terlihat sangat sempurna dengan wajah tampannya dan biola itu.

Alasan Anna putus dengannya cukup sederhana. Mark tak mau memiliki pacar dengan kelainan mental. Ia tak tahu apa yang terjadi pada Anna, yang ia tahu hanyalah Anna yang hilang kabar selama berhari-hari tanpa alasan yang jelas. Ia meninggalkan Anna dan mencari wanita lain disaat Anna hanya mengurung dirinya dikamar selama berhari-hari. Padahal sosok pendukunglah yang Anna butuhkan saat itu. Tapi ya sudahlah. Anna tak mau memikirkannya lagi. Namun, soalnya kenapa Mark ada disini sekarang? Padahal ia bukan dari fakultas seni.

Karena terlalu fokus memandangi Mark, Anna sampai tidak sadar bahwa Mark membalas memandangnya. Dengan sigap Anna memalingkan wajahnya. Ia tak mau lagi berurusan dengan masa lalu walau tak dapat dipungkiri bahwa jantungnya berdebar lebih cepat sekarang ini.

Anna pun keluar dari sana dan duduk di koridor dekat kelasnya ia melihat sekitar dan terkejut melihat Mark berjalan ke arahnya. Lebih tepatnya berjalan menuju kelas Anna.

Sebelum sampai ke kelas ia sempat melirik Anna sekilas. Entah mengapa hati Anna mendadak sedih melihat sosok Mark. Ia sudah tahu bahwa Mark melanjutkan sekolah disini juga. Namun, ini pertama kalinya ia bertemu secara langsung. Ia hanya sempat bertemu sekali dua kali saat OSPEK. Mark tersenyum lalu masuk ke kelasnya untuk menyelesaikan urusannya. Sejujurnya Anna penasaran dengan apa yang Mark lakukan didalam sana.

Baru saja Anna akan masuk ke kelasnya, tapi langkahnya terhenti saat tiba-tiba suara Gia terdengar.

"Pria tadi siapa?" Tanya Gia dengan wajah ketusnya sambil menghampiri Anna.

"Bukan urusanmu," jawab Anna kembali pada sifat dinginnya. Wajah sedihnya pun hilang begitu saja.

Gia hanya mempoutkan bibirnya lalu bertanya lagi,
"Tentu itu menjadi urusanku tahu, kak! Oh, ya! Kenapa kau terlihat sedih saat menatap orang itu? Apa ia melakukan sesuatu padamu?"

"Tidak ada."

"Sungguh?" Tanyanya lagi.

"Sungguh. Tak perlu cemas,"

Anna mengacak rambut Gia sambil terkekeh. Sedangkan Gia hanya terpejam dan tersenyum riang menikmati sentuhan Anna di kepalanya. Ia terlihat seperti kucing sekarang.

"Anggota BEM dilarang bermesraan disekolah baby. Ayo, nanti kita terlambat rapat BEM." Naya yang baru saja keluar dari kelas langsung mendekati Gia dan membawanya pergi.

"Cih! Sendirinya saja berpacaran," cibir Anna. Ia sama sekali tak mengerti dengan wanita ini. Sepertinya ada kelainan di syarafnya.

"Apa, sih? Mengganggu! Kau juga suka mojok berdua dengan pacarmu saat rapat." Kesal Gia sambil melepas pegangan tangan Naya.

"Suka-suka! Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau. Ayo, ke ruang rapat, honey." ucap Naya dengan sombongnya.

Gia bergidik ngeri begitu juga Anna. Jadi siapa yang jalang? Menggoda pria lain disaat ia masih punya pacar.

"Kak! Aku duluan ya. Tante yang satu ini membuatku risih," pamit Gia lalu jalan mendahului Naya.

Anna hanya terkekeh geli melihat tingkah lucu Gia. Lalu ia memutuskan pergi ke perpustakaan untuk menghabiskan waktu istirahatnya. Apa lagi kalau bukan tidur.

Sesampainya disana, Anna terkejut karena harus berpapasan dengan Mark. Padahal tadi pria ini masih di kelasnya bukan? Kenapa tiba-tiba sudah ada disini?

"Hai, Sya!" Sapa Mark dengan senyum manisnya. Asya adalah panggilan dari Mark untuk Anna saat mereka masih berpacaran. Hanya Mark yang memanggilnya seperti itu

"Hai," Balas Anna dengan penuh keraguan.

"Ini ketiga kalinya kita bertemu hari ini. Apakah ini pertanda ya, sya? Haha," Kata Mark sambil tertawa.

"Iya. Pertanda hal buruk akan terjadi," celetuk Anna.

"Kejam sekali. Tadinya aku mau mengajakmu duet saat di studio tadi. Perpaduan suara berpower milikmu dan melodi biola yang indah, pasti akan sangat sempurna bukan? Tapi melihat sorot mata tajam milikmu itu membuatku takut, sya!" Celoteh Mark lagi. Anna sama sekali tak menanggapi. Ia mencari zona aman, bisa kacau jika ia kembali dikejar masa lalu.

"Kau banyak berubah sekarang," komentar Mark lagi.

"Mark, ayo! Aku sudah selesai." Ajak seorang wanita yang baru saja keluar dari perpustakaan dengan beberapa buku di tangannya. Wanita itu menggandeng mesra lengan Mark. Anna kembali bertanya-tanya, apa wanita ini adalah pacar Mark ya?

"Kalau begitu aku duluan, Sya!" Pamit Mark dengan senyumnya. Ia masih saja sama seperti dulu.

Waktu pembelajaran sudah habis. Anna bergegas pergi ke rooftop untuk menemui Gia. Ia pikir hanya terlambat lima belas menit tak akan membuat kapten CL marah.

Setelah sampai disana, Anna sama sekali tak melihat Gia. Yang terlihat hanyalah sepasang kekasih yang sedang saling merangkul sambil melihat pemandangan dari sana. Itu adalah Mark. Ini benar-benar kesialan untuk Anna haris bertemu dengan orang ini lagi.

"Huh, kak! Maafkan aku. Aku terlambat. Tadi aku dipaksa rapat BEM oleh si tante," jelas Gia. Ia menghela keringat di keningnya dengan nafas tak beraturan. Gia pasti habis berlari

"Tidak apa-apa. Santai saja," balas Anna.

Anna masih fokus dengan kegiatan mengamatinya. Ia sangat penasaran dengan gerak-gerik Mark dan pacarnya di pojok rooftop.

"Hey! Aku disini. Apa yang kau lihat? Kau menyukai orang itu, kak?" Tanya Gia sambil menangkup pipi Anna lalu mengarahkan ke wajahnya. Ia tak akan membiarkan pandangan Anna tertuju pada lelaki lain.

"Tidak."

Gia hanya mengangguk paham lalu mengajak Anna duduk. Setelag itu Gia hanya diam sedangkan Anna masih sibuk memikirkan mantan pacarnya.

"Gi, apa yang mau kau bicarakan?" Tanya Anna.

Gia menghela nafasnya kemudian dengan tiba-tiba Gia berdiri di hadapan Anna lalu berkata,

"Aku mencintaimu. Jadilah kekasihku!"

Anna melongo kaget di buatnya. Ini terlalu mendadak. Sebenarnya apa yang Gia pikirkan? Apa ia sedang latihan drama.

"Hah? Kau gila?" Balas Anna. Ia benar-benar terkejut sungguh

To be continue.
Vote n comment guys

RAIN'S MEMORIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang