Menjahili Deven?
Huh! Nashwa sepertinya harus kembali memikirkan ini baik-baik. Kalau sampai bundanya tahu, ia pasti akan dimarahi habis-habisan.
Tapi sayang, tak ada waktu untuk kembali berpikir. Si gadis murah senyum ini sudah terlanjur menyepakati ajakan Joa dan Gogo. Yang perlu Nashwa lakukan sekarang adalah mengatur napas, kemudian memanggil Deven.
"Deven!" panggil Nashwa.
Yang dipanggil pun menoleh. "Apa?" sahut Deven seraya meletakkan pensil yang dipegangnya ke atas meja.
Nashwa mendekat. "Anter aku ke kantin, yuk! Aku laper."
Oke, Nashwa berbohong. Ia tidak lapar sama sekali, bahkan tindakannya ini malah membuat perutnya jadi mulas.
"Tumben, ngajak aku. Kenapa gak ngajak si anak baru itu aja?" Dagu Deven mengedik ke arah Charisa yang sedang duduk sendirian di bangkunya.
Telinga Charisa memang tersumbat headset, namun sebetulnya tak ada satupun lagu yang diputar oleh si gadis berkepang dua itu. Ia hanya berpura-pura tak mendengar, sembari mengangguk-anggukkan kepala seperti mendengar musik sungguhan.
Nashwa menghela napas sejenak. "Dia gak mau. Udah yuk, sama kamu aja."
Setelah terdiam beberapa saat, Deven pun mengangguk. "Ya udah deh, ayo."
Keduanya lantas keluar meninggalkan kelas. Sedangkan Charisa hanya memperhatikan kepergian mereka. "Oh, jadi itu yang namanya Deven," Charisa bergumam.
🎶🎶🎶
Di perjalanan menuju kantin, Deven bersuara, "Kamu mau nampilin apa buat pentas aksi nanti?"
"Ah? Oh ... iya, itu, aku, aku kayaknya gak tau deh. Hehe ...." Mendadak Nashwa cengengesan.
Tentu saja pertanyaan Deven membuat Nashwa terkejut, karena sebelumnya ia sedang melamun. Membayangkan seberapa berat dosa yang akan ia tanggung nanti.
"Kok gak tau sih? Kan waktunya sebentar lagi."
Nashwa tersenyum. Di dalam hati ia mengakui, Deven sebenarnya orang baik. Hanya saja sifat jahil anak itu membuat semua orang tidak menyukainya.
"Aku belum kepikiran. Kalo kamu?" Nashwa balik bertanya.
Dengan tampang sok, Deven memegang kerah baju seragamnya sambil berkata, "Kalo aku sih mau nyanyi dong. Pasti nanti semuanya akan tepuk tangan ngeliat penampilan aku."
"Wuuuh! Sombong! Mentang-mentang suaranya bagus," cibir Nashwa. Keduanya pun tertawa bersama.
Tiba-tiba saja langkah Nashwa berhenti, tepat di depan sebuah kelas kosong--yang katanya tidak pernah dipakai sejak beberapa tahun yang lalu.
"Deven, itu apa?" Tunjuk Nashwa pada jendela kelas tersebut.
Kepala Deven pun menoleh dan ....
🎶
Bersambung ....
(28/12/2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Bersama
Fanfiction[SELESAI] (13+) Tidak mudah menggabungkan sepuluh anak yang memiliki karakter berbeda untuk bisa tampil bersama di pentas aksi sekolah. Namun berkat bantuan Kak Iky dan Tante Oca, kelompok menyanyi kelas 8A akhirnya berhasil menampilkan aksi spektak...