♬ Empat Puluh Empat ♬

1.2K 170 2
                                    

"Maaf ya semuanya, aku telat!"

Putri meminta maaf di hadapan teman-temannya, seraya memberikan tatapan penuh rasa sesal.

"H-hai!" Sebelah tangannya melambai di udara ketika menyadari ada dua orang asing di ruangan ini, selain kedelapan temannya yang lain.

"Itu siapa, Put?" tanya Deven. Si anak lelaki itu mengernyitkan dahi, memperhatikan seorang gadis kecil berkuncir dua di samping Putri.

"Ini sepupu aku, Lifia," jawab Putri sambil menggaruk tengkuk akibat gugup.

Setelah yakin bahwa dua orang asing yang dilihatnya itu adalah Tante Oca dan kakaknya Charisa, maka Putri pun kembali menyapa. "Hai tante, hai kak, aku Putri," ucapnya nyaring.

Mendengar Putri memperkenalkan diri, Lifia juga ikut-ikutan menyapa. "Hai! Aku Lifia!" Berbeda dengan Putri yang dirundung rasa gugup, Lifia justru berbicara dengan riang.

"Hai Putri! Hai Lifia!" Rossa membalas sapaan keduanya disertai senyuman manis. Sedangkan Iky hanya tersenyum ke arah mereka berdua.

"M-maaf ya temen-temen, aku bawa Lifia kesini. Dia ngerengek pengen ikut soalnya. Jadi, terpaksa aku bawa dia."

Penjelasan Putri membuat Lifia berdesis dan menyenggol lengannya pelan. "Ih!" Dan Putri sendiri hanya melirik Lifia dengan kesal.

"Gak papa. Sini gabung!" ajak Nashwa.

"Jadi gini Putri," Iky mendekat ke arah Putri dan Lifia. "kita semua udah sepakat kalo lagu yang akan kalian nyanyiin nanti adalah lagu yang kak Iky buat. Judulnya Mimpi Bersama."

"Nah, untuk teknik dan segala macemnya, Tante Oca sama Kak Iky akan bantuin kalian," sambung Rossa. Keduanya terlihat excited saat memberi penjelasan.

Giliran Joa yang berbicara, "Iya Put, kita pokoknya harus latihan keras biar bisa nampilin yang terbaik nanti!"

Yang lainnya pun serempak menyahut, "SETUJUUU!"

🎶🎶🎶

Hampir satu jam Lifia duduk memperhatikan Putri dan yang lainnya latihan, rasa bosan mulai menyelimuti si gadis kecil itu.

Saat ini mereka sedang beristirahat. Ada yang ke toilet, merebahkan diri di karpet, ada pula yang pergi ke dapur untuk mengambil minum. Lifia merasa kesepian. Apalagi ia melihat Putri sedang asyik berbincang-bincang dengan Mirai dan Nashwa, seakan tak peduli padanya.

"Lifia, kamu kenapa?" tanya Oca dari samping Lifia.

"Aku pengen ikutan nyanyi juga, tante." Anak perempuan itu berkata dengan jujur. Tentu saja Lifia juga ingin ikut latihan, meski ia tahu, ia bukan bagian dari kelompok ini.

"Kamu bisa nyanyi?"

Pertanyaan Rossa dijawab semangat oleh Lifia. "Bisa kok tante!"

"Coba, tante mau denger."

Tak perlu menunggu lama, Lifia langsung berdiri dan menyanyikan lagu berjudul Kepompong di depan Rossa. Wanita di hadapan Lifia itu pun bertepuk tangan kagum karena mendengar suara Lifia yang begitu bagus.

"Ya ampun! Keren banget! Kamu belajar nyanyi sama siapa?"

"Sama Papa."

"Oke deh," Rossa menepuk bahu Lifia pelan. "nanti tante mau bilang sama yang lain, biar kamu juga ikutan nyanyi di tim ini."

Entah kenapa Rossa merasa bahwa Lifia akan menjadi pelengkap di kelompok ini. Padahal Rossa tahu, yang lain belum tentu setuju.

"Makasih banyak tanteee!" Lifia memeluk tubuh Rossa erat. Semoga saja harapannya kali ini bisa terwujud. Ya, semoga.

🎶

Bersambung ....

(27/02/2019)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang