Hari ini Mirai sengaja meminta Raisya dan Putri untuk datang ke rumahnya. Tentu saja bukan untuk bertengkar, melainkan untuk membantu Mirai membuat kue bolu--spesial untuk seorang Rayi Putra, kakak sepupu Mirai.
Namun sayang, hal yang Mirai takutkan terjadi juga.
Dapur yang biasanya tentram dan damai, kini berubah menjadi tempat adu mulut. Bukan hanya itu, perang tepung pun tak bisa dihindari.
Sebenarnya Mirai heran, kenapa kedua temannya itu tidak bisa akur barang semenit saja?
Kini Putri tengah berdiri, berkacak pinggang sambil membentak-bentak. "Raisya! Kan aku udah bilang! Aku aja yang masukin ke oven! Ngeyel banget sih kamu!"
"Ealah! Wong cuma masukin ke oven, kok koe ngomong pake urat?! Kayak kemalingan apa aja!"
"Ih! Ngeselin banget sih! Sekali-sekali kamu tuh ngalah kek sama aku!"
"Aku? Ngalah sama kamu? HAHAHA! Ndak mau! Nanti kamu kesenengan. Syuh syuh syuh!" Raisya mengibaskan kedua tangannya, memberi isyarat agar Putri pergi.
Perdebatan masih belum berhenti. Daripada telinga Mirai sakit karena mendengar keributan di dapur, ia pun memutuskan untuk pergi ke ruang TV. Di sana, terlihat Rayi sedang bersantai di sofa.
"Kenapa?" tanya Rayi ketika melihat wajah Mirai yang ditekuk.
"Pusing, Kak. Mereka kalo berantem suka gak tau tempat," adu Mirai. Seraya meringis, si gadis berhijab itu duduk di samping Rayi. Ia menunduk lesu.
"Ya lagian kamu, ngapain coba pake repot-repot bikinin kue segala."
"Abisnya, Kak Rayi berkunjungnya sebentar banget. Aku kan pengen ngasih sesuatu yang istimewa," Mirai menggerutu pelan, "kenapa di sininya gak seminggu aja sih?"
"Gak bisa Mirai," Rayi berkata lembut, "jadwal nge-band Kakak kan padat. Nanti deh, kalo Kakak ada libur, Kakak bakalan ng--"
"MIRAAAAI!!!"
Teriakan Putri sontak mengagetkan Rayi dan Mirai yang tengah bercengkrama. Mirai langsung menepuk dahinya sendiri, melihat Putri berlari-larian dikejar Raisya.
Segera Putri bersembunyi di dekat Mirai dan mengadu. "Mirai! Raisya mau ngelempar aku pake telor! Huaaa!"
"What?! Raisya!"
Gawat! Raisya sepertinya akan kena amukan. Lihat saja mata Mirai, sudah melotot tajam seperti burung hantu. "Itu telurnya mau dikemanain? Taro balik, gak?" Telunjuk Mirai mengacung-acung ke arah Raisya.
"I-iyo, iyo!" Cepat-cepat Raisya kembali ke dapur. Bahaya kalau sampai Mirai benar-benar mengamuk.
Serasa menyaksikan drama, Rayi tertawa puas. "Hahahaha ... perasaan setiap Kak Rayi ke sini, kalian berantem mulu deh."
Bibir Mirai kembali cemberut. "Mereka emang tiap hari kayak gitu," ketusnya.
Putri berdecak. "Ih! Gara-gara Raisya tau! Dia suka nyari masalah sama aku."
"Kamu juga!" balas Mirai.
"Eh, Putri!" panggil Rayi, "kayaknya kamu cocok deh kalo duet sama Raisya."
"Hah? Duet?!"
Melihat ekspresi terkejut yang ditunjukkan Putri, Rayi semakin tergelak. Perutnya jadi sakit sekarang.
🎶
Bersambung ....
(Special: 00.00 01/01/2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Bersama
Fanfiction[SELESAI] (13+) Tidak mudah menggabungkan sepuluh anak yang memiliki karakter berbeda untuk bisa tampil bersama di pentas aksi sekolah. Namun berkat bantuan Kak Iky dan Tante Oca, kelompok menyanyi kelas 8A akhirnya berhasil menampilkan aksi spektak...