♬ Tiga Puluh Satu ♬

1.6K 288 5
                                    

Deven dan Gogo melangkah beriringan hendak menuju kelas. Beberapa menit yang lalu mereka berhasil mendapatkan dua kertas formulir untuk mendaftarkan diri, dan tentu saja itu membuat mereka senang. Artinya, mereka bisa tampil di acara pentas aksi tanggal 14 nanti.

Ketika keduanya sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba formulir Gogo terjatuh. Untungnya tidak rusak, hanya ada sedikit lecet dan masih bisa dipakai. Hal itu mungkin tidak akan terjadi, jika saja Nashwa tak menabrak tubuh Gogo.

"Eh, maaf!" ucap Nashwa spontan. Cepat-cepat tangannya meraih formulir tersebut dari lantai. Dengan rasa bersalah, ia kemudian menyerahkannya pada si pemilik.

"Hati-hati dong, Wa," tegur Deven pelan. Nashwa hanya meringis saat melihat tatapan Deven.

Gogo terkekeh. "Emangnya kamu kenapa, Wa? Sampe gak merhatiin jalan kayak gitu."

Pertanyaan Gogo membuat Nashwa kembali meringis. "Aku lagi nyari Charisa. Kalian liat gak?" tanya Nashwa, berharap ada salah satu dari mereka yang mengangguk.

Sayangnya, Deven dan Gogo sama-sama menggelengkan kepala. "Nggak tuh," jawab Deven.

"Emang Charisa kemana?" sambung Gogo.

Helaan napas pun terdengar. "Aku gak tau. Tadi aku sama Charisa mau ke meja pendaftaran, tapi tiba-tiba dia gak ada," jelas Nashwa.

"Kok bisa?"

Nashwa menggeleng, sebagai isyarat bahwa dirinya juga tidak tahu. "Ya udah ya, aku mau cari dia dulu. Sekali lagi, maaf ya Go!"

"Oke," sahut Gogo pelan. Bahkan sepertinya Nashwa pun tak mendengar, karena sudah terlanjur pergi.

Seraya melanjutkan langkah, Gogo dan Deven kembali mengobrol. "Emangnya kamu mau nyanyi apa, Dev?" tanya Gogo.

"Aku--" Belum sempat Deven menjawab, tiba-tiba pandangannya mendapati seorang gadis yang berada tak terlalu jauh dari mereka. "eh, itu Charisa, kan?" Telunjuk Deven mengarah pada gadis itu.

Gogo lantas mengikuti arah telunjuk Deven. "Eh iya, itu Charisa." Tanpa berpikir lama lagi, langsung saja Gogo berteriak, "Charisa!" panggilnya.

Gadis itu menoleh. Ia hanya terdiam ketika Gogo dan Deven berlari mendekat ke arahnya.

"Kamu kenapa, kok kayak gugup gitu?" tanya Deven setelah sampai di hadapan Charisa. Ekspresi Charisa yang terlihat seperti habis bertemu dengan hantu itu pun membuat Deven bertanya demikian.

Dengan gugup, Charisa menjawab, "Aku ... tadi ... di sana, aku liat Joa sama Anneth berantem."

"Hah? Serius?" Deven dan Gogo tersenyak. Ini adalah kejadian langka. Selama ini, mereka tak pernah sekalipun mendengar ada pertengkaran di antara Joa dan Anneth.

"Iya." Charisa mengangguk yakin.

Teringat sesuatu, Gogo pun berkata, "Eh Charisa, tadi Nashwa nyariin kamu. Samperin dia gih!"

"Emangnya Nashwa dimana?"

"Tadi sih kesana," tunjuk Gogo ke tempat dimana tadi Nashwa menabraknya. "mending kamu temuin dia deh. kita berdua mau ngeliat Anneth sama Joa dulu. Ya gak, Dev?"

Deven mengangguk, merespon ucapan Gogo.

"Oke deh." Charisa juga mengangguk cepat kemudian pergi. Sedangkan Deven dan Gogo mulai berlari menuju tempat Joa dan Anneth bertengkar.

Namun sesampainya disana ....

"Yah, dimana? Kok gak ada." Deven mendengus kesal. Pasalnya, Joa maupun Anneth tak terlihat batang hidungnya seorangpun.

"Kita telat kali," ujar Gogo sambil berkacak pinggang.

"Ah, payah!" umpat Deven.

🎶

Bersambung ....

(24/01/2019)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang