♬ Tiga Puluh ♬

1.5K 286 2
                                    

"Kamu kenapa sih, Jo?!" teriak Anneth ketika melihat Joa terus berjalan meninggalkannya.

Dengan cepat Anneth berlari menyusul. Ia harus tahu apa alasan Joa menjauhinya. Ia juga harus tahu kenapa Joa tidak mau mengambil formulir bersamanya.

Tap. Anneth menyentuh bahu Joa dari belakang, namun hanya tepisan yang ia dapat. Ada yang aneh dengan Joa, Anneth tahu itu. Tapi kenapa?

"Jo, kamu marah sama aku?" Lagi-lagi Anneth menanyakan hal yang sedari tadi tak ingin Joa jawab.

Langkah kaki Joa terhenti. Ia berbalik dan menatap Anneth. Gadis itu tetap bungkam, membuat Anneth semakin kebingungan.

"Ya ampun Jo, aku gak ngerti kalo kamu diem kayak gini. Jelasin ke aku, kamu kenapa?"

Baiklah, Joa sudah cukup muak untuk diam. Ujung bibirnya tersungging sinis. "Iya Neth, aku marah. Aku gak suka sama kamu!"

Anneth tersentak. "Tapi kenapa?"

"Kamu itu udah ngerebut semuanya dari aku, Neth!" Joa mendorong Anneth, hingga Anneth mundur beberapa langkah.

"Maksud kamu apa?" Anneth masih tak mengerti. Joa benar-benar membingungkan.

Tawa hambar terdengar. Joa pun melanjutkan, "Pertama Mama, kedua Papa, sekarang Tante Oca. Kenapa sih Neth? Kenapa semua orang lebih sayang sama kamu? Apa-apa Anneth. Anneth lagi, Anneth lagi. Sedangkan aku? Setiap ada kamu di rumah, aku selalu terabaikan!"

"Tante Oca?" Anneth mengulangi dua kata itu dengan alis bertaut.

Setelah cukup lama berpikir, Anneth akhirnya paham. Joa pasti sudah salah sangka terhadapnya.

Seulas senyum pun terbit di wajah Anneth. "Oh, aku ngerti. Jadi, alasan kamu kemaren bilang kalo aku gak bisa ngerapp, itu karena kamu pengen ngerapp juga?"

Sekarang giliran Anneth yang tertawa hambar. "Ya ampun, Jo! Kenapa kamu gak bilang sih? Kalo kamu pengen ngambil bagian aku, ya ambil aja. Aku juga gak minta bagian itu."

Joa terdiam, membiarkan Anneth menyentuh pundaknya untuk yang kedua kali.

"Inget Jo, aku mau duet sama kamu, karena kamu yang ngajak. Kalo kamu pengen batalin duet kita, dan milih buat solo ... gak papa kok, aku terima."

Itulah ucapan terakhir Anneth, sebelum ia melangkah pergi, meninggalkan Joa yang mematung.

🎶

Bersambung ....

(23/01/2019)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang