Anneth berdiri di depan kelasnya sambil melipat kedua tangan di depan dada. "Siapa yang mau nemenin aku ketemu Bu guru Maia?" tanya gadis itu cukup nyaring.
Hampir seisi kelas menoleh ke arah Anneth. Kecuali Mirai yang tengah fokus membaca buku, dan Deven yang melamun entah memikirkan apa. Kedua anak itu seakan tak peduli pada seruan Anneth, padahal mereka tentu saja mendengarnya secara jelas.
"Putri aja." Sahutan cempreng dan medok milik Raisya terdengar, hal itu sontak membuat Putri berdecak kesal.
"Kok aku?"
"Lha wong kamu sodaranya Lifia," jawab Raisya.
"Tapi kan aku gak setuju kalo dia ikut kelompok kita. Kamu aja sana!"
"Owalah, ndak mau! Mending aku baca buku sama Mirai."
Mirai yang mendengar perdebatan, hanya bisa mengelus dada tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari buku. "Berantem lagi," gumamnya pelan.
"Berisik! Aku ke kantor sendiri aja deh!" Anneth melangkah pergi, meninggalkan kelas dengan rasa kesal yang menggunung.
Sementara Putri malah menyalahkan Raisya atas peristiwa ini. "Tuh kan Anneth ngambek!"
"Weh, emang e salah sopo? hayo?" balas Raisya, tak terima.
"Kamu lah!"
"Kamu!"
"Ih, kamu!"
Lagi-lagi, keduanya saling memojokkan satu sama lain. Tak peduli pada teman-teman mereka yang ada di sekitar--menatap kedua anak itu dengan tatapan malas.
Tiba-tiba Deven bangkit dan menggebrak meja di depannya. "Berisik!" ucap lelaki itu sambil berlalu menuju pintu kelas.
"Dev, kamu mau kemana?" tanya Mirai ketika melihat Deven berjalan terburu-buru.
"Nemenin Anneth!" jawab Deven tanpa menoleh sama sekali. Mirai pun mengangguk-angguk tanda paham. Berbeda dengan Raisya, si gadis berhijab itu membuka mulutnya lebar-lebar, merasa tak percaya jika Deven bersedia menemui Bu Guru Maia.
Heran? Tentu saja. Setahu Raisya, Deven paling malas bertemu wali kelasnya itu. Tentu saja karena dulu Deven sering kena hukuman, akibat kejahilan yang diperbuat.
🎶
Bersambung ....
(10/03/2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Bersama
Fiksi Penggemar[SELESAI] (13+) Tidak mudah menggabungkan sepuluh anak yang memiliki karakter berbeda untuk bisa tampil bersama di pentas aksi sekolah. Namun berkat bantuan Kak Iky dan Tante Oca, kelompok menyanyi kelas 8A akhirnya berhasil menampilkan aksi spektak...
