♬ EPILOG ♬

1.7K 181 9
                                    

Penampilan yang memukau!

Seluruh penonton berdiri dan bertepuk tangan. Mereka terkagum-kagum menyaksikan persembahan yang sempurna dari kelompok menyanyi kelas 9A.

Kebahagiaan terpancar. Senyum dan tangis menghiasi wajah Anneth dkk. Mereka terharu, mereka bangga, mereka senang, karena latihan yang mereka lakukan belakangan ini tak sia-sia.

Kesepuluh anak itu turun dari panggung dengan penuh sukacita. Saling memeluk, bertukar rasa gembira.

"Ini akan jadi pengalaman paling istimewa yang aku punya!" Nashwa berseru, disambung oleh Raisya.

"Mantul! Aku ndak akan pernah bisa lupain hari ini." Jujur saja, Raisya senang sekali, hari-harinya yang sepi berubah jadi penuh warna karena kehadiran sahabat-sahabatnya.

Lifia masih menangis dalam rangkulan Putri. Mimpinya untuk bernyanyi di panggung kini menjadi nyata. Jauh lebih keren dari khayalannya selama ini.

Anneth berpelukan dengan Joa begitu erat. Dalam dekapannya, Joa berbisik kepada Anneth, "Neth, maafin aku ya! Aku pernah marah-marah gak jelas sama kamu."

Seraya tersenyum lembut, Anneth menjawab, "Nggak masalah. Yang penting kan sekarang kita udah gak marahan."

Lelaki tidak boleh cengeng, itulah prinsip yang diterapkan oleh Gogo dan Deven. Karena itu, mereka berdua hanya saling berjabat tangan, tanpa ada air mata yang menetes.

Keduanya tertawa kecil, teringat pada peristiwa ketika Gogo menakut-nakuti Deven di kelas kosong. Rasa kesal yang ada di hati Deven seakan lenyap entah kemana, terkubur rasa bahagia yang terukir saat ini.

Kini, Charisa menatap teman-temannya penuh haru. Dalam hati ia berucap, "Kebahagiaan aku gak terhitung dari seberapa banyak teman yang aku punya. Tapi kebahagiaan aku terbentuk dari seberapa kuatnya prinsip sahabat-sahabat aku untuk bersatu."

Beberapa detik kemudian, ia menoleh ke kanan dan kiri, mencari Mirai yang tak kelihatan. Baru saja Charisa hendak memanggil kawannya itu, tiba-tiba dari belakangnya muncul seorang gadis berhijab dengan lelaki kepala plontos, yakni Rayi--kakak sepupu Mirai.

Bukan hanya Mirai dan Rayi, ternyata Rossa, Iky, dan Chelsea pun berjalan ke arah Anneth dkk dengan senyum yang terpampang.

"Tante Oca bangga sama kalian semuaaa!" teriak Rossa penuh tangis haru.

"Kak Iky jugaaa!" sambung Iky, seraya merentangkan tangan yang langsung disambut oleh pelukan Charisa.

Anneth, Joa, dan yang lainnya sontak berlari memeluk Iky dan Rossa. Sedangkan Mirai hanya memeluk Rayi dari samping. "Kak Rayi bangga sama kamu," ucap Rayi pelan.

"Katanya Kak Rayi sibuk, tapi tiba-tiba malah ada di sini," balas Mirai.

"Kan buat ngeliat penampilan kamu yang spektakuler. Haha ...." Rayi mengusap kepala Mirai dan tertawa.

"Kak!" Deven berlari ke arah kakaknya, Chelsea. "Penampilan aku gak malu-maluin, kan? Mana sini, kado buat aku?!"

"Ih, kan kakak bilang nanti, kalo kamu ulang tahun."

Bibir Deven pun mencebik. "Terserah deh!" ujarnya.

Melihat itu, Chelsea jadi tersenyum geli. "Baperan ih, kayak cewek!"

Tak berselang lama, semuanya dikejutkan dengan kedatangan Bu guru Maia dengan seorang pria yang tak dikenal.

"Anak-anak! Lihat siapa yang datang?" tanya Bu guru Maia pada Anneth dkk. "Kenalin, ini Om Daniel Mananta, beliau ini salah satu produser ternama di industri musik."

"Iya, dan om datang kesini sebetulnya cuma untuk menghadiri undangan teman om," sahut Daniel, "tapi kebetulan sekali, om lihat performa kalian di panggung, dan itu keren banget! Jadi om mau nawarin sesuatu nih, kalian mau gak rekaman di studio om?"

Anneth dkk tiba-tiba saling melirik satu sama lain, kecuali Raisya yang langsung semangat menjawab, "Yo mau! Piye toh, tawaran apik masa ditolak."

Semuanya langsung tertawa, termasuk Om Daniel dan Bu guru Maia.

🎶

SELESAI

[Author]:
Anneth dkk lagi di GTV, barusan nyanyi lagu Mimpi Bersama. Hehe.

(19/03/2019)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang