"APA?!"
Putri-lah yang paling histeris ketika mendengar usulan Rossa yang ingin memasukkan Lifia ke dalam kelompok mereka.
"Aku gak setuju." Cepat-cepat Putri melipat kedua tangannya di depan dada. "Lifia bukan murid di sekolah kita, terus dia juga gak ngisi formulir pendaftaran," jelasnya.
Namun hal itu segera disanggah oleh Gogo. "Tapi menurut aku sih, formulir pendaftaran gak ngaruh. Kan kita nyanyi berkelompok, bukan perorang."
Bukan hanya Gogo yang angkat bicara, Joa pun ikut berpendapat. Bedanya, Joa berada di pihak Putri. "Tapi Go, Lifia mana mungkin bisa ikut ke kelompok kita, dia bukan murid di sekolah kita, kan?"
Rossa menunduk kebingungan. Apa yang dikatakan oleh Putri dan Joa memang benar. Tapi Rossa tidak ingin melihat Lifia bersedih lagi. Anak itu punya potensi yang bagus, dan Rossa tidak mau rasa kecewa membuat Lifia berhenti mengembangkan bakatnya.
"Tapi kalo Lifia ikutan, kelompok kita jadi tambah keren." Ujaran Charisa terdengar. Rossa dan yang lainnya jadi serentak menatap ke arah gadis berkepang itu. "suara Lifia bagus kok, aku liat video yang diunggah Putri waktu itu. Dan aku suka suara Lifia."
"Eum gimana ya? Kak Iky setuju sih sama pendapat Charisa dan Gogo, tapi Putri bener juga, Lifia bukan murid di sana."
Sambil menggaruk lehernya yang tak gatal, Iky melirik Lifia. Dilihatnya gadis kecil itu hanya menunduk, memainkan jari, dan mengembang-kempiskan kedua pipi.
"Udah-udah, daripada kita debat gak tau ujungnya bakalan kayak gimana. Mending besok kita tanyain bareng-bareng ke Bu guru Maia. Semoga aja Lifia boleh ikut."
Kali ini Anneth yang memberikan usul. Dan ajaibnya, lagi-lagi usulan Anneth selalu diterima oleh orang-orang di sekitarnya. Terbukti dengan sorakan cempreng Raisya yang mengatakan, "Woah ... Anneth cerdas!"
Begitu pula dengan Mirai. "Setuju, Neneth-kuuu."
Anneth sendiri hanya memasang tampang malas, masih fokus menatap handphone di genggamannya.
Bosan dengan suasana bising, Deven lalu bangkit dari posisi duduknya dan beranjak pergi. "Oke, udah selesai kan? Aku mau pulang. Dah!"
Melihat punggung Deven yang menjauh begitu saja, tanpa salam maupun izin, Raisya pun menggelengkan kepalanya seraya bergumam, "Iku anak sopo yo?"
🎶
Bersambung ....
(28/02/2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Bersama
Fiksi Penggemar[SELESAI] (13+) Tidak mudah menggabungkan sepuluh anak yang memiliki karakter berbeda untuk bisa tampil bersama di pentas aksi sekolah. Namun berkat bantuan Kak Iky dan Tante Oca, kelompok menyanyi kelas 8A akhirnya berhasil menampilkan aksi spektak...