♬ Delapan ♬

2.2K 311 7
                                    

"Owalah! Jadi kamu sama mereka udah sepakat mau ngejahilin Deven?" Raisya mengangguk-angguk setelah mendengar cerita Nashwa.

Bel pulang sekolah memang sudah berdering sejak 20 menit yang lalu. Charisa dan Mirai pun sudah pulang duluan karena dijemput.

Itu sebabnya, kini hanya ada Raisya, Nashwa dan Putri yang sedang berjalan kaki, hendak pulang menuju rumah masing-masing. Meski rumah mereka tak berdekatan, namun jalan yang ditempuh searah.

Nashwa menunduk lesu. "Iya, aku jadi bingung nih. Menurut kalian gimana?"

Ctak! Raisya menjentikkan jari di depan wajahnya sendiri. "Aku setuju, Nashwaaa! Deven tuh emang harus dijahilin balik, biar dia kapok!"

"Eh, eh! Jangan!" Putri nampak tak setuju. "Kasian Deven," ucapnya.

"Lha wong dianya aja ndak kasian sama kita," balas Raisya.

"Ya tapi kan tetep aja gak boleh!"

"Kenapa ndak boleh? Hayooo!"

"Nanti kalo Deven gak mau temenan sama kita lagi, gimana?"

"Ya biarin. Wong dianya juga--"

"Udah udah udah!" Nashwa merentangkan kedua tangannya di tengah-tengah Raisya dan Putri, mencoba melerai perdebatan ini.

Ia kemudian melirik kedua temannya itu secara bergantian. "Udah ya, jangan berantem terus. Aku tambah pusing jadinya," pinta Nashwa memelas.

Raisya dan Putri sama-sama mendengus. Ketiganya lantas kembali berjalan namun kali ini dengan diam. Tak ada yang bersuara di antara mereka, selain suara langkah kaki.

🎶🎶🎶

"DEVEEEN!!!"

Teriakan seorang gadis bermata sipit menggema di ruang tamu. Ia meneriakkan nama sang adik yang sudah pasti adalah biang dari hancurnya kue tart yang baru saja dibelinya.

Agatha Chelsea, gadis itu benar-benar geram ketika melihat kue tart pesanannya hancur, seperti sudah digerogoti sana-sini.

Padahal kue tart itu dibeli khusus untuk ulang tahun temannya. Tak salah lagi, pasti adiknya-lah yang membuat kenakalan ini.

"DEVEN! SINI KAMU!" teriak Chelsea sembari melangkah cepat menuju kamar Deven.

Sedangkan Deven dengan puasnya tertawa di dalam kamar. Pintu kamarnya sudah ia kunci, jadi telinganya aman dari jeweran sang kakak.

"Deven! Keluar gak kamu? Atau, kamu mau kakak aduin ke Ibu, hah?!"

Masih dengan tertawa, Deven menyahut dari dalam, "Aduin aja! Ibu kan lagi pergi. Wleee!"

Semakin geram Chelsea karena tingkah adiknya. Tanpa pikir panjang, Chelsea berkata, "Liat aja, nanti juga kamu bakalan dapet karma!"

Setelah itu Chelsea pergi, meninggalkan Deven yang dipenuhi tanda tanya.

"Karma?" gumam Deven, "maksud Kak Chelsea itu kurma kali ya? Bagus dong, aku dapet makanan."

🎶

Bersambung ....

(27/12/2018)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang