♬ Empat Puluh Sembilan ♬

1K 162 16
                                    

Deven beserta keluarganya memasuki gerbang sekolah dengan penuh antusias. Anak lelaki itu tak sabar ingin segera naik ke panggung dan menunjukkan kepada orang tuanya bahwa ia juga memiliki kelebihan lain, selain menjahili tentunya.

Bisikan dari Chelsea memasuki telinga Deven. "Nanti nyanyinya yang bener, jangan bikin malu. Kalo sampe malu-maluin, nanti kamu ultah, kakak gak mau ngasih kado. Ngerti?"

Setelah mendengus pelan, Deven bergumam, "Siapa juga yang minta kado dari kakak."

Chelsea tak mendengar jelas apa yang diucapkan adiknya, dan lebih memilih untuk memperhatikan sekitar. Sekolah sudah ramai dipenuhi para murid bersama orang tua masing-masing.

Di antara banyaknya orang di sana, kedua netra Deven menangkap sosok gadis berambut terurai. Nampak berbeda, karena biasanya rambut gadis itu selalu dikepang rapi. Dia Charisa.

"Charisaaa!" panggil Deven. Ia langsung berlari menghampiri gadis itu, meninggalkan Chelsea dan orang tuanya tanpa pamit.

Charisa menoleh lantas tersenyum manis. "Deven? Kamu kemana aja? Kita semua udah nungguin kamu," ujar Charisa ketika melihat Deven berada di hadapannya.

"Eum ... maaf, aku telat."

"Iya, gak papa," jawab Charisa, "yuk kita langsung siap-siap!" Ia langsung menarik tangan Deven dan membawanya pergi.

🎶🎶🎶

Di dalam ruangan kelas, semuanya sibuk mempersiapkan diri. Begitu pula dengan Raisya. Meskipun orang tuanya mengatakan bahwa mereka tidak akan datang, namun semangat si gadis berhijab itu tak kian menyurut.

Setelah ia selesai mengenakan kostumnya, Raisya duduk di salah satu bangku. Ia berdoa dalam hati agar hari ini berjalan dengan lancar.

Tiba-tiba gadis berhijab lainnya duduk di samping Raisya. Nashwa, ia tersenyum manis lalu merangkul sahabatnya hangat.

"Aku tau, kamu sedih karena orang tua kamu gak dateng. Aku juga sedih, Ayah sama Bunda gak bisa dateng hari ini. Tapi ... aku seneng, kalian ada di sini. Kalian kan keluarga aku juga."

Cengiran manis terpampang jelas di wajah Nashwa. Tanpa berkata apapun, Raisya langsung memeluk erat tubuhnya itu. Mereka berdua sama-sama tersenyum. Saling menguatkan satu sama lain, itulah yang dinamakan keluarga.

🎶

Bersambung ....

[Author]:
Part ini aku persembahkan untuk NF2538 ZulfaNalurita virgieonce011 _penghirupudara mysha1802 alsav9 AhriAna0 DindaAprilianti0 HanaJogja9 nasiyellow

(17/03/2019)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang