♬ Empat Puluh Dua ♬

1.2K 197 11
                                    

Putri sudah bersiap-siap hendak pergi ke rumah Raisya. Namun ada satu hal yang menghalanginya, yaitu keberadaan Lifia.

"Kak Putri mau kemana sih?"

Sedari tadi Lifia terus saja mengikuti langkah Putri. Bahkan gadis kecil itu sempat menghalang-halangi jalan yang akan dilalui oleh sang kakak sepupu.

"Aku mau ke rumah temen aku," jawab Putri ketus. Baru saja ia membuka pintu hendak keluar dari rumah, Lifia tiba-tiba menahan lengannya.

"Aku ikut ya!" pinta Lifia sambil mengedip-ngedipkan mata dengan lucu. Sayangnya, tetap hanya jawaban ketus yang didapat.

"Gak boleh!"

"Ih, kaaak! Aku pengen ikut!" Rengekan kembali terdengar. Kedua tangan Lifia menggoyang-goyangkan lengan Putri.

"Nggak!"

"Kak!"

"Apa?"

Kini, suara imut Lifia berubah menjadi isakan pelan. "Aku bilangin sama tante ya, kalo kakak jahat," ucapnya sambil mengeluarkan setetes air mata.

Masih dengan nada ketus, Putri menyahut. "Ya bilangin aja!"

Tanpa menunggu lama lagi, Lifia lantas meraih handphone dari tas kecil yang ia bawa. Selagi ia menekan angka-angka yang tertera di layar, Lifia berkata, "Ya udah, sekarang aku mau telpon tante, biar nanti pas tante pulang, Kak Putri langsung dihukum kayak waktu itu."

"Coba aja," gumam Putri pelan, bersikap seolah tak peduli. Padahal sebetulnya di dalam hati, Putri berharap agar Lifia tak benar-benar melakukannya.

Jujur saja, Putri paling malas jika terkena hukuman ibunya lagi. Apalagi hanya karena ulah Lifia.

"Halo Tante! Kak Putri jahat, dia gak ngebolehin aku--"

"E-eh!" Segera Putri merebut HP Lifia dari sang pemilik. "Nggak kok, Ma," ucap Putri pada sebrang telepon.

Meleset. Padahal Putri mengira bahwa Lifia hanya berpura-pura menelepon mamanya. Tapi suara wanita yang terdengar jelas itu menjadi bukti, kalau Lifia sedang tidak bermain-main dengan ucapan.

"Iya, iya. Dadah maaah...!" Panggilan diputuskan. Delikan tajam dilemparkan oleh Putri setelahnya. Sedangkan Lifia hanya menunjukkan cengiran puas.

"Ck! Ya udah ayo ikut!" ajak Putri meski ada rasa tidak ikhlas.

Tapi ikhlas atau tidaknya Putri, bukanlah masalah bagi Lifia. Gadis mungil itu langsung melompat kegirangan dan memekik. "Yes! Makasih kak!"

"Hm."

🎶

Bersambung ....

(23/02/2019)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang