♬ Dua Puluh Enam ♬

1.6K 294 6
                                    

Nashwa berdiri sambil meremas kedua ujung bajunya. Kini ia sedang berada di kamar Charisa, bersiap-siap hendak menyanyi karena permintaan Iky.

Si pemilik kamar dan kakaknya malah dengan santai duduk di atas kasur, tak tahu bahwa saat ini Nashwa tengah menahan gugup.

Setelah menarik napas cukup panjang, lantunan dari bibir Nashwa pun terdengar. "You say you love me, I say you crazy, we're nothing more than friends."

Terperangah. Baru satu bait saja Iky sudah terperangah mendengar suara Nashwa. Sedangkan Charisa tak berkedip, matanya masih fokus menatap ke arah sahabatnya yang satu itu.

"You're not my lover, more like a brother, I know you since we were like ten. Yeah! Don't mess it up, talking that sshhh. Only gonna push me away, that's it. When you say you love me that make me crazy. Here we go again."

Sungguh, suara Nashwa begitu menakjubkan, Charisa bahkan membuka mulutnya lebar-lebar, ternyata nyanyian Nashwa jauh lebih bagus dari ekspektasinya.

"Don't go look at me with that look in your eye. You really ain't going away without a fight. You can't be reasoned with, I'm done being polite. I've told you 1, 2, 3, 4, 5, 6 thousand times."

Setelah lagu selesai, Charisa langsung bertepuk tangan dan bersorak riang. "YEAYY!!!"

Iky juga ikut berdecak karena kagum. "Itu mah bagus banget! Keren Nashwa!" ujar Iky memuji. Nashwa sendiri hanya tersenyum kecil. Ia menghampiri Charisa, dan duduk di sampingnya.

Iky tersenyum kemudian melirik Charisa. "Coba sekarang kamu yang nyanyi."

Tanpa ragu lagi, Charisa langsung berdiri. Ia menyanyikan lagu Shake It Off dengan penuh semangat. Hasilnya pun tak kalah keren dari Nashwa.

Sekarang Iky benar-benar melongo saking takjubnya. Begitu pula dengan Nashwa, gadis berhijab itu tertawa kecil seraya bertepuk tangan.

"Gimana, gimana?" Charisa berjalan menghampiri Iky dan Nashwa, kemudian mendudukkan diri di atas kasur.

"Kak Iky tersepona, Dek." Kepala Iky menggeleng pelan, menampilkan sisi lebaynya. Hal itu berhasil membuat Charisa dan Nashwa tertawa.

"Terpesona, Kak!" ucap Charisa membenarkan kalimat Iky, meski ia tahu bahwa kakaknya itu sengaja memplesetkan.

Iky berdeham. "Ehem. Udah udah, Kak Iky udah tau kok, lagu yang cocok buat kalian berdua."

Nashwa mengernyitkan dahi, sedangkan Charisa mengangkat dagunya. "Lagu apa?" tanya Charisa nampak berpikir. Kedua gadis itu rupanya sama-sama penasaran.

Segera Iky bangkit menghadap Charisa, juga Nashwa. Dengan tangan yang direntangkan, Iky menjawab, "Mimpi Bersama!"

Mendadak alis Nashwa bertaut. Ia menoleh pada Charisa dan berkata pelan, "Aku perasaan gak pernah denger judul lagu kayak gitu."

"Aku juga," sahut Charisa.

Melihat raut wajah kebingungan yang ditampilkan mereka berdua, Iky lalu berkacak pinggang. "Bentar, Kak Iky ambil dulu naskah liriknya."

Iky keluar dari kamar adiknya dengan langkah cepat. Selagi menunggu, Charisa dan Nashwa mulai berbincang-bincang.

"Mimpi Bersama?" Nashwa mengulangi dua kata itu.

Charisa tekekeh. "Lagu ciptaan Kak Iky, mungkin."

"Kak Iky suka nulis lagu?"

Charisa mengembuskan napasanya. "Iya. Tapi aku jarang denger dia nyanyi. Soalnya ...."

Belum selesai Charisa berbicara, Iky sudah sampai lagi di hadapannya membawa selembar kertas yang ia yakini bahwa itulah naskah lirik yang dimaksud.

Maklum, jarak kamar Iky dan Charisa yang bersebelahan membuat Iky kembali tak lebih dari 3 menit.

"Hey!" sapa Iky, "Nih! Coba kalian liat!" pintanya seraya menyodorkan kertas yang dipegangnya kepada Charisa dan Nashwa. Adiknya pun mengambil benda itu.

Keduanya sama-sama tersenyum. Namun 5 detik kemudian, Nashwa mendongak pada Iky."Nadanya gimana, kak?" tanya Nashwa dengan wajah kebingungan.

Iky terkekeh. "Sini, Kak Iky ajarin," jawabnya.

🎶

Bersambung ....

(20/01/2019)

Mimpi BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang